Mohon tunggu...
Muhammad Fadhli
Muhammad Fadhli Mohon Tunggu... Musisi - Wartawan Musik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Musik

Selanjutnya

Tutup

Music

Singel Terbaru The Row "Harus Terjadi" Dilirik Netizen

9 Maret 2020   14:42 Diperbarui: 9 Maret 2020   14:48 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PADANG - Semua genre punya tempat yang sama pada hati para penikmat musik di Tanahair. Terpulang bagaimana memadukan idealisme dengan selera pasar kekinian. Terbukti pada lagu Harus Terjadi yang dirilis grup musik The Row pada hari Jumat 6 Maret 2020 di kanal YouTube AFE Records. Lagu ini mendapat respon antusias dari masyarakat.

Lagu Harus Terjadi merupakan singel ke dua bagi The Row di formasi terbarunya pada saat ini; Rowman Ungu (drummer), Bima Wp (gitaris), dan Ollan Sabar (vokalis).

Saat kami wawancarai melalui akun Whatsapp-nya, Senin (9/3/2020), Bima Wp mengatakan, "Lagu Harus Terjadi bercerita tentang penyesalan pada sebuah hubungan yang telah berlalu. Walau semua yang terjadi memang harus terjadi, tapi andai bisa terulang, pulihkan hati agar menerima kembali. Pesannya, agar lebih menghargai satu sama lain, sebelum semuanya terlambat dan sulit untuk diperbaiki lagi."

"Lagu ini ditulis oleh Yonggi Mikama, penyanyi yang juga seorang aktor, sahabat kami di label yang sama. Sebenarnya lagu ini pernah digarap The Row pada formasi awal, dengan konsep musik EDM. Ketika babeh 'Rohman' ngasih dengar lagu ini, dari segi liriknya saya sudah terbayang bakal cocok dengan karakter vokal Ollan. Saya sangat antusias The Row mengaransemen ulang lagu ini pada format bandnya yang sekarang, biar lebih gahar tentunya. Kami juga ingin menyuguhkan genre rock dengan EDM dalam satu paket," kata Bima Wp.

Bima Wp juga mengatakan, "Pada singel ke dua ini kami menyuguhkan musik yang lebih modern, bergenre pop rock dengan sedikit sentuhan elektronik, agar makin energik. Kami lebih menonjolkan karakter masing-masing personal yang basic-nya suka dengan musik rock, terutama saya yang gak bisa diem jika di stage, biar enak buat headbang. 

Lewat lagu ini saya lebih bisa mengeluarkan karakter saya yang energik, dengan sound gitar yang saya suka. Komposisi nada lagunya menggunakan akord lagu yang sederhana saja, tapi manis dan mudah diingat. Bedanya dengan singel pertama 'Sakitnya Diriku', kami menyuguhkan musik era 2000-an, untuk sejenak bernostalgia."

"Singel ke dua kami ini lebih menyuguhkan musik yang menggambarkan karakter musik dari The Row yang sekarang, menonjolkan karakter masing-masing personal yang sudah kuat. Tentu kami juga memikirkan not-not manis di setiap lagunya, karena sebenarnya kami rocker-rocker manis lho.. hehe. Ke depannya kami sudah mempersiapkan beberapa lagu yang slow beat tapi tidak melenceng dari karakter singel sebelumnya. 

Dari awal saya ketemu babeh 'Rohman', memang sudah diputuskan The Row hanya tiga personal saja. Biar lebih mudah berproses kreatif dalam menyatukan isi kepala. Takutnya, banyak personal malah tidak efektif. Sementara ini, saat on stage kami memakai session player. Untuk ke depannya, juga belum ada rencana nambah personal." kata Bima Wp.

Selain itu, Bima Wp mengatakan, "Kita maunya bisa mencuri lagi perhatian publik, khususnya para pecinta musik rock, balad, dan alternative. Semoga lagu Harus Terjadi dapat mengobati kerinduan mereka. Kami percaya, masih banyak pecinta musik rock di Indonesia. Kendati sudah tergerus oleh maraknya musik modern yang penuh sentuhan digital, tapi balutan distorsi rock selalu punya tempat tersendiri di telinga pendengar musik rock. Menyesuaikan dengan selera pasar, konsep musik lagu ini menggabungkan unsur EDM dengan distorsi."

"Menyikapi situasi industri musik saat ini, kami malah sudah tidak banyak mikir lagi untuk harus bagaimana. Toh, semua musik punya segmentasinya sendiri-sendiri. Tak perlu merasa takut, yang justru itu nanti malah memasung kebebasan otak kanan dan kiri dalam berekspresi," kata Bima Wp.

(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun