Mohon tunggu...
muhammadfadhilmahirazuhdi
muhammadfadhilmahirazuhdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa dari Universitas Airlangga Surabaya, saya memiliki hobi jogging, panahan, dan berkedara. Kepribadian saya yaitu INFP, ya, saya adalah orang yang introvert namun di sisi lain saya juga orang yang perasa terhadap apa yang dirasakan oleh orang di sekitar saya. Saya adalah mahasiswa dari jurusan akuntansi, sebagai mahasiswa akuntansi tentunya saya memiliki minat konten di bidang ekonomi, namun tidak hanya itu, saya juga seseorang yang suka akan dunia otomotif, dunia kesehatan terutama bagian pangan, saya juga suka akan dunia filsafat yang berkaitan dengan agama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjaga Keimanan dan Nilai Keagamaan di Tengah Pergaulan Bebas Mahasiswa Perantauan

6 Januari 2025   11:30 Diperbarui: 5 Januari 2025   23:44 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengatur Waktu dengan Bijak

Salah satu faktor penting dalam menghindari pergaulan bebas adalah manajemen waktu yang baik. Mahasiswa perantauan sering kali merasa tertekan dengan berbagai tuntutan---baik dari kuliah, tugas, maupun kehidupan sosial. Ketika waktu tidak dikelola dengan baik, rasa bosan dan stres bisa mendorong seseorang untuk mencari pelarian, yang kadang berujung pada perilaku yang tidak sehat.

Mengatur waktu dengan bijak berarti membagi waktu antara kuliah, ibadah, istirahat, dan aktivitas sosial. Selain itu, mahasiswa juga perlu memastikan bahwa mereka memiliki waktu untuk berkumpul dengan keluarga atau teman-teman yang memiliki pandangan hidup yang serupa, serta menghindari lingkungan yang bisa memicu perilaku negatif.

  • Berani Menolak Godaan

    Mahasiswa perantauan sering kali dihadapkan pada situasi di mana mereka harus membuat pilihan. Di sini, kemampuan untuk berkata "tidak" pada tawaran yang tidak sesuai dengan prinsip agama sangat penting. Ini bukan hanya soal menolak ajakan untuk berbuat maksiat, tetapi juga tentang menegaskan identitas diri dan menjaga prinsip hidup yang telah diajarkan dalam agama.

    Banyak mahasiswa merasa tertekan untuk mengikuti kebiasaan teman-temannya, terutama ketika mereka berada dalam kelompok yang sudah terjerumus dalam pergaulan bebas. Namun, dengan keyakinan yang kuat dan pemahaman tentang akibat dari pergaulan bebas, mahasiswa dapat belajar untuk menolak ajakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama mereka.

  • Mendalami Ilmu Agama Secara Terus-Menerus

    Memperdalam ilmu agama merupakan kunci utama dalam menjaga keimanan. Sebagai mahasiswa, mereka memiliki akses yang sangat mudah untuk mendapatkan berbagai informasi, baik melalui buku, kuliah, atau sumber daya online. Dengan memanfaatkan waktu luang untuk belajar agama, mahasiswa dapat memperdalam pemahaman mereka tentang hakikat kehidupan, tujuan hidup, serta cara hidup yang sesuai dengan tuntunan agama.

    Mengikuti pengajian rutin, membaca buku-buku agama, atau mendengarkan ceramah-ceramah motivasi agama yang berkualitas dapat memperkuat mental dan spiritual mahasiswa. Selain itu, kegiatan dakwah atau berinteraksi dengan ulama dan orang-orang saleh juga dapat membuka wawasan mereka tentang pentingnya menjaga iman dalam kehidupan sehari-hari.

  • Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun