Mohon tunggu...
Muhammad Fadhil Haritsah
Muhammad Fadhil Haritsah Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA

Muhammad Fadhil Haritsah. Seorang guru IPA disalah satu sekolah swasta yang saat ini sedang menempuh Magsiter S2 dengan program studi Pendidikan Lingkungan di Salah Satu Universitas di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Green City Sebagai Filosofi Berkelanjutan: Strategi Menuju Kota Berwawasan Lingkungan

27 Desember 2024   18:32 Diperbarui: 27 Desember 2024   18:32 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
c. Elemen utama green city= kebutuhan masyarakat (sumber: bbc.com)

Zhang et al. (2020) menambahkan bahwa infrastruktur hijau, seperti sistem pengelolaan air berbasis alam dan bangunan hemat energi, merupakan elemen penting lainnya. Bangunan ramah lingkungan dirancang untuk meminimalkan konsumsi energi dan air, sekaligus memanfaatkan teknologi modern untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, transportasi yang terintegrasi dan ramah lingkungan menjadi pilar penting dalam mengurangi jejak karbon kota secara keseluruhan.

White et al. (2021) mencatat bahwa Green City juga menekankan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaannya. Warga diajak untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, seperti pengelolaan sampah yang baik dan penggunaan energi terbarukan. Kesadaran kolektif ini memainkan peran penting dalam memastikan keberhasilan implementasi konsep kota hijau di berbagai belahan dunia.

Meskipun manfaatnya jelas, Gupta et al. (2021) menyoroti tantangan dalam menerapkan elemen-elemen ini, seperti biaya awal yang tinggi dan perlunya regulasi yang kuat untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Namun, dengan investasi yang tepat dan kolaborasi lintas sektor, elemen-elemen Green City dapat diimplementasikan secara efektif, menciptakan lingkungan yang tidak hanya layak huni tetapi juga tangguh terhadap perubahan iklim.

Green City adalah representasi dari kota masa depan yang mengedepankan harmoni antara manusia dan alam. Elemen-elemennya dirancang untuk memberikan manfaat jangka panjang, menjadikan kota ini sebagai model bagi keberlanjutan global. Filosofi ini menempatkan kota hijau sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih sehat, inklusif, dan ramah lingkungan di era modern.

 

4. Edukasi Dalam Mengupayakan Green City

Dalam merancang masa depan yang berkelanjutan, edukasi menjadi kunci utama dalam mengupayakan penerapan konsep Green City. Masyarakat yang sadar dan paham mengenai pentingnya keberlanjutan lingkungan akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan gaya hidup yang mendukung terciptanya kota hijau. Namun, untuk mencapai hal ini, dibutuhkan pendekatan edukasi yang holistik, yang tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga melibatkan praktek langsung serta kolaborasi berbagai pihak.

Menurut penelitian Huang et al. (2022), salah satu langkah penting dalam edukasi Green City adalah melalui program-program pelatihan yang menargetkan berbagai kalangan, mulai dari warga kota hingga para pembuat kebijakan. Edukasi tentang pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara efisien, pemanfaatan energi terbarukan, serta pengurangan emisi karbon harus dilakukan sejak dini. Program ini, seperti yang dicontohkan oleh berbagai kota di Eropa dan Asia, membekali masyarakat dengan keterampilan praktis untuk merancang solusi ramah lingkungan yang dapat diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Sebagai contoh, Green et al. (2020) menyoroti pentingnya pendidikan lingkungan yang terintegrasi dalam kurikulum sekolah dan universitas. Mengajarkan peserta didik tentang dampak perubahan iklim, pentingnya biodiversitas, dan peran mereka dalam menjaga keseimbangan alam dapat menumbuhkan generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan. Pendidikan semacam ini tidak hanya membentuk pemahaman, tetapi juga memberikan motivasi kepada generasi muda untuk berkontribusi pada upaya Green City, mulai dari pemilahan sampah hingga pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Namun, penerapan edukasi ini memerlukan dukungan dari semua sektor, termasuk pemerintah dan sektor swasta. Gupta et al. (2021) mengungkapkan bahwa kolaborasi ini penting dalam menciptakan kebijakan yang mendukung edukasi dan aksi lingkungan. Penerapan kebijakan yang mendorong pembangunan hijau di setiap sektor pembangunan, serta memberikan insentif kepada individu atau kelompok yang menerapkan solusi ramah lingkungan, menjadi langkah konkret yang dapat diambil.

Gambar 3. Edukasi dalam Mewujudkan Kota Hijau kepada anak-anak (sumber: forestschool.com)
Gambar 3. Edukasi dalam Mewujudkan Kota Hijau kepada anak-anak (sumber: forestschool.com)

Secara keseluruhan, edukasi dalam upaya membangun Green City adalah langkah progresif yang tidak hanya mengubah cara kita berpikir, tetapi juga mendorong perilaku ramah lingkungan di tingkat individu hingga masyarakat. Melalui edukasi yang tepat dan berkelanjutan, Green City tidak hanya menjadi sebuah konsep, tetapi juga sebuah realitas yang lebih dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun