Mohon tunggu...
Muhammad Fadhil Hadziq
Muhammad Fadhil Hadziq Mohon Tunggu... Guru - Bachelor's degree at International University of Africa, Sudan dan Master's student at UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang

Pecinta Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sikap Inshof: Pilar Penting dalam Diskusi Akademik yang Bermakna

2 Januari 2025   16:19 Diperbarui: 2 Januari 2025   16:19 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam diskusi akademik, tidak ada yang lebih merusak daripada sikap sok tahu. Mengklaim mengetahui sesuatu tanpa dasar yang kuat hanya akan menurunkan kualitas diskusi dan berpotensi menyesatkan orang lain.

Sebaliknya, mengakui ketidaktahuan adalah langkah awal menuju pengetahuan yang lebih mendalam. Imam Syafi'i pernah berkata, "Jika kamu tidak tahu, katakan 'tidak tahu.' Sebab itu sendiri adalah bagian dari ilmu." Dalam konteks akademik, sikap ini menunjukkan kematangan intelektual dan kerendahan hati.

Misalnya, seorang dosen yang ditanya oleh mahasiswanya tentang topik yang belum ia kuasai akan lebih dihormati jika ia berkata, "Saya belum tahu pasti. Mari kita cari jawabannya bersama," dibanding mencoba memberikan jawaban asal-asalan.

Diskusi yang Bermakna: Mengutamakan Substansi, Bukan Emosi

Diskusi akademik yang produktif adalah diskusi yang berfokus pada substansi, bukan emosi. Sayangnya, tanpa sikap inshof, diskusi sering kali beralih menjadi debat emosional.

Sikap inshof mengajarkan kita untuk memisahkan pendapat dari pribadi yang menyampaikannya. Kita bisa tidak setuju dengan argumen seseorang tanpa merendahkan orang tersebut. Dengan demikian, suasana diskusi tetap kondusif, saling menghormati, dan berorientasi pada pencarian solusi bersama.

Inshof, Adab, dan Masa Depan Diskusi Akademik

Sikap inshof adalah landasan bagi diskusi akademik yang bermakna. Dengan menghargai perbedaan, menghindari fanatisme, bersikap jujur, dan menjaga adab, kita bukan hanya memperkaya diri dengan ilmu, tetapi juga menciptakan ruang akademik yang inklusif dan progresif.

Dalam dunia yang semakin kompleks ini, kemampuan untuk bersikap inshof adalah keterampilan yang tak ternilai. Sebagai penuntut ilmu, mari kita jadikan sikap ini sebagai pedoman, sehingga setiap diskusi yang kita ikuti tidak hanya menjadi ajang pertukaran ide, tetapi juga langkah kecil menuju kemajuan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun