Mohon tunggu...
MUHAMMAD FADHIL AZZAYYAN
MUHAMMAD FADHIL AZZAYYAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi olahrag

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Covid-19 Membuat Ekonomi Indonesia Turun Drastis

17 Oktober 2022   22:47 Diperbarui: 17 Oktober 2022   23:14 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan sumber anggaran alternatif antara lain SAL, dana abadi pendidikan, dan dana yang dikelola oleh Badan Layanan Umum. Kebijakan moneter yang dilakukan Pemerintah yaitu bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) agar ikut serta mengoptimalkan berbagai kebijakan moneter dan makroprudensial akodomatif bertujuan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi. 

Pemerintah melaksanakaan kebijakan moneter sebagai berikut: melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar, melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter akodomatif, memperkuat kebijakan tranparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan penekanan pada kenaikan suku bunga kredit baru, memperpanjang kebijakan penurunan nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit 1 persen dari outstanding, mempercepat program pendalaman pasar uang melalui penguatan kerangka peraturan pasar uang dan implementasi Electronic Trading Platfom (ETP) Mulitimatching khususnya pasar uang Rupiah dan valas, serta memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi dan melanjutkan sosialisasi pengginaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama dengan instansi terkait. Kebijakan moneter bertujuan agar kinerja perekonomian dunia terus membaik sesuai prakiraan, ditengah ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun. 

Hal ini diakibatkan adanya pandemi sehingga nilai tukar Indonesia mengalami penurunan yang drastis pada tahun 2020. Akan tetapi, kebijakan moneter yang diberikan pemerintah akan menguatkan nilai tukar Rupiah sejalan dengan kembalimnya masuk aliran modal asing. Terlihat pada awal kuartal III tahun 2021 nilai tukar Rupiah mengalami penguatan sebesar 0,49 persen secara rerata dan 0,30 persen secara point to point dibandingkan level Mei 2021. 

Berdasarkan kurva diatas, tetapnya kurva LM dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mencapai stabilisasi nilai tukar Rupiah saat pandemi berlangsung. Kebijakan fiskal yang diberikan oleh Pemerintah seperti belanja pemerintah serta insentif pajak menyebabkan kuva IS1 ke arah kanan menjadi kurva IS2 serta mendorong kenaikan output yang menggeser Y1 ke arah kanan menjadi Y2. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat sehingga dapat mengembalikan kurva demand seperti semula dan kebijakan ini diberikan oleh pemerintah dengan harapan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia yang menurun agar kembali seperti semula. Kondisi perekonomian Indonesia setelah adanya kebijakan dari Pemerintah Pusat Berdasarkan kurva diatas menunjukkan bahwa kurva AD-AS yang terjadi disaat Indonesia mengalami kontraksi. 

Pada saat Indonesia mengalami kontraksi yang diakibatkan oleh menurunnya jumlah uang yang beredar menyebabkan kurva aggregat demand bergeser ke kiri. Pada saat penurunan ekonomi adanya pergeseran titik keseimbangan dari E1 menjadi E2 lalu perlahan bergerak menjadi E3. Oleh karena itu, Pemerintah akan melakukan kebijakan fiskal berupa intensif pajak dan belanja membuat konsumsi belanja RumahTangga pada masyarakat meningkat. Selain itu, Pemerintah terus memantau kebijakan moneter dengan tujuan jumlah uang beredar akan meningkat dan menurunkan tingkat bunga. 

Manfaat dari penurunan tingkat bunga adalah meningkatnya daya tarik para investor untuk melakukan investasi sehingga membantu Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat dan memulihkan ekonomi Indonesia. Pemerintah harus melaksanakan kebijakan moneter agar mempertahankan jumlah uang yang beredar di masyarakat dan suku bunga yang mempengaruhi investasi. Berdasarkan kurva diatas , kebijakan yang diberikan oleh Pemerintah dalam rangka pemulihan perekonomian nasional dampak dari pandemi Covid-19 menyebabkan Pemerintah melaksanakan kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Pelaksanaan kebijakan dengan defisit APBN meningkatkan belanja pemerintah serta pemberian insentif pajak. Hal ini bertujuan agar masyarakat mampu mencukupi daya belinya sehingga kurva aggregate demand (AD1) mengalami pergeseran ke kanan menjadi AD2. Hal ini menyebabkan kembalinya keawal output Y yang telah berubah menjadi Y1, menjabarkan bahwa adanya kenaikan income pada perekonomian Indonesia. Kebijakan inipun sangat berpengaruh pada kenaikan harga, inflasi dapat dilhat dari naiknya P1 menjadi P2. Dapat disimpulkan kebijakan dapat membantu pemulihan ekonomi Indonesia menjadi seperti awal bahkan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun