Selama proses yang saya jalani saat ini, banyak hal-hal yang menginspirasi datang silih berganti. semisal, karena langkah besar ini, saya berkesempatan menggali potensi pemasaran yang memang sudah terpatri dalam diri sejak kecil.Â
Hanya saja, baru sekarang dapat ditumbuh-kembangkan. atau seni mencari peluang yang saya idam-idamkan sejak dahulu, dapat semakin melebar dan mendalam. Begitu bersyukur atas nikmat yang Ia berikan.Â
memang, bagi banyak orang di luar sana, apa yang saya lakukan terkesan menyia-nyiakan waktu muda. Harusnya, saya berorientasi pekerja yang setelah lulus wisuda, menargetkan perusahaan dengan banyak digit pada slip gaji.Â
Bukannya mencari pekerjaan yang hanya bisa menunjang kebutuhan keseharian dan mimpi yang ingin dibangun. Dasar pemimpi, selalu memimpikan hal-hal aneh entah saat tidur ataupun nyata.
Dan, lagi-lagi ada syukur yang pantas terucap. Saat ini, saya pun sedang menumbuh-kembangkan seorang anak bernama "petikertas".Â
Sebuah toko buku yang di masa nanti dapat mewujudkan mimpi yang selama ini hanya saya bisa warnai di dalam kepala dan dirapalkan dalam doa. Terima kasih, Tuhan. Wa Yarzuqhu Min Haitsu Laa Yahtasib.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H