Mohon tunggu...
Muhammad Fadhilah
Muhammad Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Universitas Lambung Mangkurat, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, program studi Geografi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tanggapan Masyarakat terhadap Pemanfaatan Lahan Basah di Kecamatan Liang Anggang

10 Oktober 2024   20:44 Diperbarui: 12 Oktober 2024   01:33 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa S1 Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

Nama: Muhammad Fadhilah

NIM: 2410416110009

Kelas: A

Mata Kuliah: Pengantar Lingkungan Lahan Basah

Dosen: Dr. ROSALINA KUMALAWATI, S.Si.,M.Si

Apakah kalian tahu apa itu lahan basah dan apa manfaatnya dalam kehidupan? Lahan basah adalah area yang selalu atau sesekali terendam air, baik di permukaan maupun di bawah tanah, dan memiliki karakteristik khas yang membedakannya dari ekosistem lain. Contoh lahan basah meliputi rawa, gambut, dan kawasan pesisir seperti hutan mangrove. 

Secara ekologis, lahan basah memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Lahan basah juga menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Selain itu, lahan basah memiliki nilai ekonomi jika dimanfaatkan menjadi lahan pertanian, Perkebunan, peternakan dan lainnya yang merupakan sumber mata pencaharian masyarakat lokal.

Kecamatan Liang Anggang, yang terletak di Kalimantan Selatan, dikenal dengan keberadaan lahan basah yang melimpah. Wilayah ini memiliki ekosistem yang kaya, yang menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Lahan basah di Liang Anggang tidak hanya berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi juga mendukung kehidupan masyarakat setempat melalui pertanian dan perkebunan. 

Dalam Mata Kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah yang diampu oleh dosen Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si.,M.Si. Saya Muhammad Fadhilah (NIM 2410416110009) Mahasiswa S1 Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, melakukan observasi ke Kecamatan Liang Anggang di Kota Banjarbaru untuk mengetahui apa potensi, permasalahan yang dihadapi, serta arah pengembangan lahan basah yang ada di kecamatan Liang Anggang. 

Dalam observasi ini, saya melakukan wawancara dengan delapan responden dari empat desa/kelurahan yang saya kunjungi di Kecamatan Liang Anggang. Berikut adalah hasil dari wawancara yang saya lakukan:

1. Kelurahan Landasan Ulin Barat

Di Kelurahan Landasan Ulin Barat, saya bertemu dan mewawancarai ibu Sunarti, Ibu Sunarti menjelaskan bahwa lahan basah di daerah ini dimanfaatkan untuk perkebunan dan pertanian, walaupun begitu ibu Sunarti juga menerangkan beberapa masalah yang dihadapi masyarakat lokal yaitu kurangnya air, jarak dari lokasi ke tempat membeli pupuk yang jauh, serta tanahnya kurang baik jika kurang pupuk. Walaupun terdapat beberapa kendala, namun ibu Sunarti yakin kedepannya lahan yang masih kosong di daerah ini akan digunakan masyarakat untuk membuat lahan kebun yang baru. "Walaupun kondisi lahannya kering pasti akan tetap ada yang berkebun, karena kalau tidak berkebun apa yang dimakan?" Katanya.

Gambar (2) Wawancara dengan Responden 2/dokpri
Gambar (2) Wawancara dengan Responden 2/dokpri

Selain Ibu Sunarti, di kelurahan Landasan Ulin Barat, saya juga bertemu dengan Pak Joko. Dalam wawancara ini, pak Joko menjelaskan tanah di daerah ini umumnya cocok digunakan untuk berkebun, namun berbeda dengan pendapat ibu Sunarti, yang menjadi masalah menurut Pak Joko adalah modal dalam pembukaan lahan perkebunan yang besar serta harga sayur yang bisa anjlok kapan saja. Menurut pak Joko, lahan yang kosong di daerah ini masih bisa dimanfaatkan jika terdapat modal yang cukup.

2. Kelurahan Landasan Ulin Utara

Gambar (3) Wawancara dengan Responden 3/dokpri
Gambar (3) Wawancara dengan Responden 3/dokpri

Selanjutnya, saya pergi ke Kelurahan Landasan Ulin Utara. Di sini saya bertemu dengan pak Cahyadi, seorang pedagang buah. Beliau menjelaskan bahwa lahan di daerah ini biasanya digunakan untuk perkebunan buah dan sayur, kekeringan masih menjadi hal yang umum di daerah ini. Kemudian karena lahan di daerah ini masih banyak yang kososng jadi saya bertanya apakah kedepannya lahan yang masih kosong ini akan dimanfaatkan? Pak Cahyadi pun mengatakan bahwa lahan yang kosong di daerah ini masih bisa dimanfaatkan untuk berkebun.

Gambar (4) Wawancara dengan Responden 4
Gambar (4) Wawancara dengan Responden 4

Saya bertemu dan mewawancarai pak Salim, seorang penjual es tebu. dalam wawancara saya dengan pak Salim, beliau menjelaskan potensi lahan yang ada di daerah ini umumnya digunakan untuk perkebunan sayuran ringan seperti sawi, bayam, dan kangkung. Masalah atau kendala yang dihadapi masyarakat sekitar ketika berkebun di daerah ini adalah tanah yang kurang baik dan masalah kekeringan. Pak Salim juga menjelaskan pemanfaatan lahan di daerah ini untuk perkebunan kedepannya cukup susah dikarenakan orang yang berkebun itu-itu saja, "bahkan ada yang dulu berkebun, sekarang menjadi kuli bangunan karena lahan menipis yang disebabkan oleh alihfungsi lahan menjadi perumahan" Katanya.

3. Kelurahan Landasan Ulin Tengah

Gambar (5) Wawancara dengan Responden 5
Gambar (5) Wawancara dengan Responden 5

Saya bertemu dengan pak Suwandi, seorang petani yang tinggal di Kelurahan Landasan Ulin Tengah. Dalam wawancara saya dengan beliau, pak Suwandi menjelaskan kalau lahan di daerah ini biasanya digunakan untuk pertanian,"jika ingin membuka lahan perkebunan memerlukan modal yang besar" katanya, ketika saya menanyakan apakah lahan di daerah ini bisa digunakan untuk perkebunan atau tidak. Seperti daerah lainnya di kecamatan Liang Anggang, daerah ini juga menghadapi masalah yang sama yaitu kekeringan, selain itu jika sedang musih hujan air disini cukup dalam sehingga lahannya susah untuk ditanami. Pak Suwandi juga menjelaskan kemungkinan kedepannya lahan yang ada di daerah ini akan dijual dan dibuat menjadi perumahan.

Gambar (6) Wawancara dengan Responden 6
Gambar (6) Wawancara dengan Responden 6

Selanjutnya, saya bertemu dan mewawancarai pak Wanto, seorang warga yang tinggal di kelurahan Landasan Ulin Tengah, beliau mengatakan lahan di wilayah ini umumnya digunakan untuk pertanian dan perkebunan sayur dan buah. Buah yang biasanya di tanam adalah buah jeruk, kelengkeng, dan kelapa, sedangkan sayur yang biasa di tanam adalah kangkung, Hasil panen dari buah dan sayur tersebut biasanya akan dijual. Di samping rumah pak Wanto saya memang melihat ada beberapa jenis pohon buah dan ada juga sayur yang ditanam. Menurut pak Wanto, ada beberapa masalah yang dihadapi dalam berkebun dan bertani di daerah ini, yang pertama adalah kurang nya pupuk, dan harga pupuk yang mahal, selanjutnya adalah musim kemarau yang membuat lahan di daerah ini kering sehingga susah untuk ditanami serta tidak adanya sumur bor di daerah ini membuat semakin susahnya lahan di daerah ini digunakan untuk berkebun dan bertani. Walaupun lahan di daerah ini masih ada yang belum dimanfaatkan, namun pak Wanto yakin kedepannya ketika musim hujan, lahan yang masih kosong akan dimanfaatkan untuk perkebunan sayur seperti kangkung.

4. Kelurahan Landasan Ulin Selatan

Gambar (7) Wawancara dengan Responden 7
Gambar (7) Wawancara dengan Responden 7

Saya bertemu dan mewawancarai ibu Aisyah, seorang warga yang tinggal di kelurahan Landasan Ulin Selatan. Ibu Aisyah menjelaskan lahan di daerah ini bisa digunakan untuk berkebun, namun harus menggunakan tanah khusus "jika mau dibuat untuk berkebun pun tidak bisa kecuali diberikan tanah khusus, baru bisa ditanami sayur, kalau tanah kayak gini tidak bisa karena tanah batu" katanya. Bahkan ibu Aisyah pun mengatakan bahwa sayur yang ada disini tidak berasal dari daerah ini, melainkan dari daerah lain. setelah itu, saya penasaran dengan lahan luas yang ada di seberang rumah ibu Aisyah, jadi saya menanyakan mengapa lahan itu tidak digunakan. Ibu Aisyah pun mengatakan kalau lahan itu adalah milik Perusahaan jadi tidak bisa dipinjam atau diurus oleh masyarakat lokal sehingga hanya menjadi hutan. Ibu Aisyah juga mengatakan "jika tanah itu milik orang kampung, lahan kosong itu pasti sudah dibuat rumah oleh warga."

Gambar (8) Wawancara dengan Responden 8
Gambar (8) Wawancara dengan Responden 8

Terakhir, saya bertemu dengan pak Ibes, dalam wawancara saya dengan pak Ibes, beliau menjelaskan bahwa daerah ini tanahnya bagus untuk ditanami padi. Namun, yang membuat saya terkejut adalah ketika pak Ibes mengatakan bahwa kendala yang dialami di daerah ini adalah banjir, karena umumnya kendala di kelurahan lain adalah kekeringan. "Jika musim kemarau malah bagus. Jika kemarau tetap ada airnya biar dimana-mana kering disini enggak" katanya. Kemudian saya bertanya, tentang bagaimana pemanfaatan lahan yang masih kosong kedepannya. Beliau pun mengatakan kemungkinan akan ada yang dimanfaatkan walaupun kebanyakan akan nganggur. Hal ini karena pemilik lahan adalah orang jauh yang mana mereka hanya menguasai tanah tapi tidak digarap dan diolah.

Setelah melakukan wawancara dengan 8 responden di empat desa di kecamatan Liang Anggang, kita jadi mengetahui bahwa di daerah ini, lahan umumnya digunakan untuk pertanian dan perkebunan, selain itu kita juga jadi mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat lokal seperti, kekeringan, tanah yang kurang cocok untuk ditanami, serta hal-hal lainnya. Hasil dari wawancara yang saya lakukan, saya olah ke dalam Tabulasi Kuesioner dan Berikut adalah tabulasi kuesioner dari wawancara yang saya lakukan:

Gambar (9) Tabulasi kuesioner
Gambar (9) Tabulasi kuesioner

Lahan basah di Kecamatan Liang Anggang memiliki banyak manfaat penting bagi masyarakat, terutama dalam sektor pertanian dan perkebunan. Keberadaan lahan basah menyediakan sumber air yang melimpah, sehingga menjadi tempat yang ideal untuk irigasi tanaman. Tanaman seperti padi, yang memerlukan banyak air, sangat diuntungkan dengan adanya lahan basah. Selain itu, lahan basah juga kaya akan nutrisi, berkat akumulasi bahan organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Ini mendukung pertumbuhan berbagai jenis tanaman, termasuk sayuran dan buah-buahan. Selain itu, lahan basah berfungsi sebagai pengatur iklim lokal, menjaga kelembaban dan suhu yang stabil, yang sangat bermanfaat bagi pertanian dan perkebunan. Walaupun terdapat berbagai kendala dalam pemanfaatan lahan basah di daerah ini, lahan basah tetap menjadi sumber ekonomi yang penting bagi masyarakat lokal. Dengan demikian, lahan basah tidak hanya mendukung produksi pangan, tetapi juga meningkatkan ketahanan pangan dan menjadi sumber ekonomi yang sangat penting bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun