Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh.
Kepada Pak Prof. Dr. Apollo, Ak., M.SI.
Berikut ini adalah puisi satire saya tentang Pajak antara Surga atau Neraka?
Pajak itu surga atau neraka ?
Panas matahari menyapu daratan
Pandangan neraka siksaan
Tapi bukan api dan bara
Melainkan pajak yang menembus ulu hati
Ini seperti berjalan di atas bara api
Nasib sial terkikis dengan masalah yang terjadi
Masa depan yang gelap dan suram kian menghampiri
Meninggalkan umbi sering dialihkan lagi
Surga dan Neraka tidak jelas terjadi
Pajak dan biaya penderitaan yang diterima rakyat
Hidup yang penuh dengan ketakutan
Abaikan uang yang menumpuk menimbun
Namun sayangnya manusia tidak sadar
Apa yang masuk dan keluar
Tersesat dalam kesenangan palsu
Membuat hutang lebih besar sebelumnya
Surga atau Neraka tidak jelas arahnya
Pajak dan tuduhan balas dendam begitu besar
Entah kapan akan terbangun
Pajak membuat sengsara
Matahari berganti senja redup
Kehidupan orang miskin terus dijarah
Tapi gedung-gedung itu adalah gedung perkantoran
Masyarakat sekitar orang biasa
Surga atau neraka sudah terlihat?
Pasar eksploitasi biaya merajalela
Orang bilang pajak tanah itu repot
Tapi sebagai imbalannya, apa itu kategori nyaman?
Pilih yang lebih bijak, terangi pikiran yang tajam
Pajak adalah bentuk kecintaan semua orang untuk membangun negara
Ambil sesuatu yang disukai pendeta jenderal Anda
Hingga Rahmat Tuhan Menjulang Dupa
Pajak surga atau neraka
Surga dan neraka adalah pilihan kita sendiri
Kita bisa membuat pajak jalan kita ke surga
Atau tidak mau membayar pajak, dan masuk neraka
Karena alias kenangan-sedingi itu sangat berharga
Berikan kerja keras Anda untuk mencapai kesuksesan
Jangan abaikan pajak sebagai gangguan
Kerja keras Anda adalah senjata Anda sendiri
Kemudian kembangkan potensi yang ada dan raih kesuksesan Anda
Pajak tidak datang untuk menyiksa kita
Tapi suatu keharusan dalam membangun negara kita
Mari bergandengan tangan untuk memajukan bangsa ini
Bersama kita wujudkan Indonesia sejahtera dan maju Sejahtera dan maju
Kalau merasa pajak rasanya sangat menyiksa
Pikirkan reformasi yang selalu dianggap sia-sia
Jika kita ambil bagian, mewujudkan transparansi
Keberlanjutan, dan tanggung jawab negara
Sehingga suatu saat nanti, kita akan merasa puas
Bangga taat, tertib, menjadi orang yang berguna
Jangan hanya jumlah uang yang kita bayarkan
Tapi sudahkah kita berperan dan menjadi pionir sejati
Meski terlihat sulit, mari bergerak bersama
Angkat tanganmu untuk kemajuan negara dan masyarakat bersama
Jangan menyerah, bicaralah tanpa tersesat
Dan jangan hanya tertarik pada kepentingan pribadi
Pajak surga dan neraka tidak masalah
Say yes to change, jangan ragu untuk terus berperan aktif
Tidak sulit jika kita membutuhkan keberanian
Tidak ada lagi pajak yang disiksa, tidak ada lagi warga negara yang disiksa
Pajak adalah jembatan untuk meraih anugerah terindah
Bantu kami membangun negara untuk kehidupan yang lebih sejahtera
Mari bersama-sama perjuangkan makna pajak
Juga memberi makna hidup, dan membangun Indonesia yang sejahtera dan mandiri.
Demikian Puisi dari saya. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh.
Muhammad Fadhilah
55521120025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H