Mohon tunggu...
Muhammad Fadel
Muhammad Fadel Mohon Tunggu... -

mahasiswa semester 4 manajemen FEUI ini berusaha untuk menggengam dunia melalui tulisan-tulisan apik yang siap membangunkan "the sleeping giant",Indonesia!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Percayalah, Sebelum Kau Menjadi Seorang Skeptis Akut

17 Juni 2010   18:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:28 14128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap skeptis merupakan sebuah paham yang mengajarkan manusia untuk curiga, tidak mudah percaya, dan bersikap hati-hati atas tindakan orang lain. Skeptisisme memang menyebar di kalangan intelektual, setidaknya itulah yang diungkapkan oleh Nassim Thaleb dalam Black Swan. Sikap skeptis juga berkembang dalam hubungan antar manusia. Dalam dunia yang semakin dipenuhi kebohongan, dan kemunafikan, kepercayaan dan integritas bagaikan sebuah mata uang. Mata uang dipergunakan untuk dipertukarkan, layaknya manusia, bila ingin dipercaya orang lain, ia harus menunjukan bahwa ia dapat dipercaya.

Namun, kita mengenal juga skeptis akut. Orang yang mengalami skeptis akut begitu tidak percaya kepada orang disekitarnya. Ia merasa bisa mengerjakan semua sendiri, merasa harus mahir dalam semua subjek, dan selalu meragukan hasil pekerjaan orang lain. Sikap seperti ini dapat sangat membahayakan karir kedepan, dimana kita akan selalu dihadapkan dengan kebutuhan berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain. Kerjasama yang baik, tidak hanya diciptakan oleh satu orang yang dominan, namun hasil keseluruhan tim, dan skeptic akut bisa membunuh proses pencapaian kesuksesan tersebut.

Oleh karena, itu, bagi kompasianer yang memiliki perasaan skeptis akut, mulailah percaya dengan orang lain. Memang, tidak mudah menghilangkan kebiasaan untuk curiga berlebihan secara cepat, perlu usaha perlahan untuk menyikapinya. Apalagi apabila kita acap ditinggal rekan kerja, dan akhirnya ditinggal bekerja sendiri. Langkah-langkah yang bisa dilakukan :

a.Lakukan fungsi kepemimpinan yang baik dalam kerja kelompok. Skeptisisme muncul sebagai akibat lemahnya fungsi supervise kepada rekan. Diperlukan komunikasi dan supervisi yang baik untuk menimbulkan trust

b.Ketika skeptic muncul, lakukan cross check dengan segera. Misalkan, anda ragu apakah rekan kerja anda mengerjakan tugasnya atau tidak, segera hubungi dia, dan pastikan semuanya baik-baik saja. Hal ini akan membuat perasaan lebih lega, dan menghindari dari kebiasaan mengumpat yang sangat memberatkan hati dan pikiran

c.Perbanyak relaks. Terkadang kondisi emosi dan fisik yang buruk dapat menganggu persepsi dan hubungan kita dengan orang lain.

Demikian tipnya, semoga kita bisa terhindar dari perilaku skpetis akut. Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun