Mohon tunggu...
Muhammad Erza Farandi
Muhammad Erza Farandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - FDIKOM - Pengembangan masyarakat Islam

Hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Loyalitas Dalam Islam

1 November 2024   16:53 Diperbarui: 2 November 2024   09:31 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis : Muhammad Erza Farandi

Nim : 12405051050119

(Mahasiswa semester 1, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam)

Tugas uts mata Kuliah Studi Islam

Dosen Pengampu : Muhammad Firdaus Lc., MA., Ph.D

Loyalitas dalam islam merupakan konsep fundamental yang mencerminkan komitmen individu terhadap ajaran agama, komunitas, dan nilai-nilai moral. Hal ini bertejuan untuk mengeksplorasi dimensi loyalitas dalam konteks ajaran islam, dengan fokus pada pengaruhnya terhadap perilaku sosial dan hubungan antarindividu. Loyalitas dalam islam tidak hanya berakar pada pengabdian kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga mencakup loyalitas terhadap keluarga, masyarakat, dan negara. Selain itu, ditemukan bahwa loyalitas ini berdampak positif terhadap kohesi sosial dan penguatan identitas kumunitas. Menyimpulkan bahwa meningkatkan kesadaran tentang pentingnya loyalitas dalam islam dapat berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang harmonis dan saling mendukung. (Al-Ghazali, Abu Hamid. (1997). Ihya' Ulum al-Din. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah)

Loyalitas dalam bahasa bisa disebut al-wala yang berarti loyalitas, kecintaan, mendukung, mengikuti, dan al-bara berlepas, kebencian, memusuhi. Al wala dan al bara adalah pandangan suatu masalah yang sangat penting untuk menekankan kewajiban dalam islam, serta dengan melalaikannya dapat menyebabkan keimanan diri seorang menjadi rusak. ("Taisiirul wushul" (hal. 36) pengarang Syaikh Abdul Muhsin al-Qaasim.)

Al wala wal bara dalam pandangan umum adalah rasa cinta kepada sesama umat muslim dan rasa benci kepada kaum non muslim. Dalam artian, umat muslim harusnya memiliki rasa bangga terhadap ajaran islam dan tidak otomatis benci terhadap suatu hal yang datang nya berasal dari kaum non muslim. Pada kalangan salafi non-jihadi, bermaksud cinta terhadap sesama salafi dan benci kepada lainnya. Baik itu, non muslim ataupun sesama muslim yang non wahabi. ("Ahlussunah wal jamaah" (hal. 346) pengarang A. Fatih Syuhud)

Kita sebagai manusia terutama umat muslim harus memiliki rasa loyalitas (kecintaan) terutama kepada Allah dan Rasul, seperti yang di terangkan pada Al-Qur'an surat an nisa ayat 59 "wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat). (Q.S. An-Nisa : 59)

Untuk itu, kita sebagai manusia harus memberikan rasa loyalitas hati dan amal perbuatan dalam beribadah menjalankan perintah agama, dan hanya kepadanya janganlah menyekutukannya dengan segala hal apapun. Kehendaknya, kita harus mentauhidkannya dalam seluruh aspek itu (yang berarti islam). ("Tafsir Fi Zhilalil Qur'an" (hal. 61) pengarang Sayyid Quthb)

Selain itu, kita harus Ikhlas dalam menjalankan ibadah dan beramal, tanpa mengharapkan timbal balik melainkan kita melaksanakannya hanya karena Allah, seperti yang di katakan pada Al-Qur'an dalam surat al insan ayat 9 "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanya demi ridha Allah. Kami tidak mengharap balasan dan terima kasih darimu." (Q.S. Al-Insan : 9)

Memiliki rasa loyalitas tidak hanya kepada manusia saja melainkan kepada :

1. Kesetiaan kepada Allah

Loyalitas kepada Allah dan melakukan kebaikan hanya untuk Allah, seperti yang di jelaskan pada Al-Qur'an surat al baqarah ayat 177 "Kebijakan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebijakan itu ialah (kebijakan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-oraang yang bertakwa." (Q.S. Al-Baqarah : 177)

2. Kesetiaan kepada Rasulullah

Loyalitas terhadap Rasulullah seperti mengikuti ajaran atau sunnah-sunnah Rasulullah, seperti yang di jelaskan dalam Al-Qur'an surat al imran ayat 31 "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu" Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Imran : 31)

3. Kesetiaan kepada Sesama

Loyalitas terhadap sesama, islam mengajarkan bahwa pentingnya saling mendukung kepada sesama, seperti yang di terangkan dalam Al-Qur'an pada surat al hujurat ayat 10 "Sesunggunhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati." (Q.S. Al-Hujarat : 10)

4. Loyalitas terhadap Negara

Agama islam mengajarkan kepada kita bahwasannya harus saling mencintai dan berkontribusi kepada Masyarakat dan Negara. Seperti yang sudah di jelaskan dalam Al-Qur'an surat al mumtahanah ayat 8 "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil." (Q.S. Al-Mumtahanah : 8)

Allah berfirman dalam surat Al-Mumtahanah ayat 4-9 :

"Sungguh, benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu pada (diri) Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya ketika mereka berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah. Kami mengingkari (kekufuran)-mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja." Akan tetapi, (janganlah engkau teladani) perkataan Ibrahim kepada ayahnya, "Sungguh, aku akan memohonkan ampunan bagimu, tetapi aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) Allah terhadapmu." (Ibrahim berkata,) "Ya  Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertobat, dan hanya kepada Engkaulah kami Kembali. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagiorang-orang kafir. Ampunilah kami, ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Sungguh pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) benar-benar terdapat suri teladan yang baik bagimu, (yitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari Kemudian. Siapa yang berpaling, sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha kaya lagi Maha Terpuji. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang di antara kamu dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka. Allah Mahakuasa dan Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang. Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarangmu (berteman akrab) dengan orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama, mengusirmu dari kampung halamanmu, dan membantu (orang lain) dalam mengurusimu. Siapa yang menjadikan mereka sebagai teman akrab, mereka itulah orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Mumtahanah : 4-9)

Ayat tersebut menjelaskan betapa pentingnya loyalitas dan pemutusan hubungan dasar akidah. Tidak ada akidah dan tauhid melainkan hanya kepada Allah tanpa loyalitas dan pemutusan hubungan. ("Ibrahim" (hal. 598) pengarang Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi)

Konsep loyalitas dalam islam bertujuan untuk membangun masyarakat yang harmonis, berintegritas, dan landasan iman. Loyalitas dalam islam ini bukan berarti menutup mata terhadap kesalahan, tetapi tetap menegakkan kebaikan dengan cara yang baik dan bijak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun