Oleh. LPPM STIE BII Bekasi.
Penguatan UMKM di tengah derasnya arus digitalisasi menjadi salah satu tantangan sekaligus peluang besar bagi perekonomian Indonesia. Peran penting UMKM dalam urat nadi ekonomi nasional tidak bisa dipandang sebelah mata. Berbagai strategi manajemen perlu diterapkan agar UMKM dapat bertahan dan bersaing di era digital. Digitalisasi menawarkan kesempatan bagi UMKM untuk meningkatkan efisiensi, memperluas akses pasar, dan memastikan kelangsungan bisnis di era persaingan global. Dalam konteks ini, pendekatan dan strategi terbaru yang tepat dapat menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing UMKM di Indonesia.
Pada tanggal 26 Oktober 2024 lalu, sebuah acara Kuliah Umum bertemakan "Digitalisasi dalam Bisnis"Â diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Manajemen dan Himpunan Mahasiswa Prodi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Internasional Indonesia Bekasi. Acara ini menghadirkan pembicara terkemuka yang membahas topik-topik penting, di antaranya adalah Dr. H. Dani Ramdan, M.T., Irman Syarif Hidayat, S.M., dan Garnis Mulya, S.E., M.Ak. Ketiga pembicara ini memaparkan berbagai pendekatan dan strategi untuk mendukung UMKM dalam memanfaatkan digitalisasi.
Dr. H. Dani Ramdan, M.T., yang merupakan Pj. Bupati Bekasi 2022-2024, membahas pentingnya peningkatan daya saing UMKM melalui digitalisasi dan peran kepala daerah dalam menghadapi Industri 4.0. Pada era di mana teknologi semakin mendominasi, peran pemerintah daerah dalam menciptakan ekosistem yang mendukung sangatlah vital. Tidak hanya regulasi dan kebijakan yang adaptif, pemerintah daerah juga dapat berkontribusi dalam menyediakan infrastruktur digital yang memadai bagi UMKM.
Selain itu, Irman Syarif Hidayat, S.M., dari Asosiasi Digital Marketing Indonesia, menyoroti pentingnya digital marketing untuk UMKM. Di bawah sorotan Irman, strategi pemasaran digital diyakini dapat memperluas jangkauan pasar UMKM, dari lokal hingga global, dengan efisiensi biaya yang lebih baik dibandingkan pemasaran konvensional. Ia menekankan bahwa pelatihan dan pemberdayaan pelaku UMKM dalam pemasaran digital harus menjadi prioritas, agar mereka dapat mengoptimalkan platform digital dalam promosi produk dan layanan.
Dalam sesi yang berbeda, Garnis Mulya, S.E., M.Ak., mengangkat isu perpajakan digital, yang juga menjadi perhatian utama dalam lanskap bisnis global saat ini. Pentingnya pemahaman pajak dalam konteks digital membantu UMKM dalam menjaga kepatuhan mereka terhadap regulasi yang ada, sekaligus memanfaatkan insentif pajak yang mungkin tersedia untuk usaha digital. Pengetahuan ini dapat mengurangi beban administrasi dan memungkinkan UMKM untuk fokus pada pengembangan bisnis mereka.
Agar UMKM dapat memanfaatkan digitalisasi secara optimal, dibutuhkan pemahaman menyeluruh mengenai manajemen operasional yang terintegrasi dengan teknologi. Implementasi teknologi seperti cloud computing, big data analytics, dan Internet of Things dapat membuka jalan bagi UMKM untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan biaya operasional. Namun, adopsi teknologi harus disertai dengan perubahan budaya dan mindset bisnis yang lebih terbuka terhadap inovasi.
Penting pula untuk menciptakan ekosistem kolaboratif antara pelaku UMKM dengan berbagai pihak seperti pemerintah, institusi pendidikan, dan komunitas bisnis. Kolaborasi ini dapat menghasilkan inovasi serta solusi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan digitalisasi. Melalui workshop, pelatihan, dan inkubator bisnis, UMKM dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mereka dalam memanfaatkan teknologi digital.
Tantangan digitalisasi juga menuntut UMKM untuk memperkuat keamanan siber. Dalam dunia digital yang penuh risiko, upaya perlindungan data dan privasi sangat penting untuk keberlangsungan bisnis. Pelatihan mengenai keamanan siber dan investasi dalam teknologi perlindungan data harus menjadi bagian integral strategi manajemen risiko UMKM.
Transformasi digital UMKM harus dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kapasitas masing-masing. Tidak semua UMKM memiliki kesiapan yang sama dalam mengadopsi teknologi. Oleh karena itu, strategi yang fleksibel dan personalisasi pendekatan sangat dibutuhkan, agar setiap UMKM dapat menemukan jalan terbaik untuk transformasi mereka.
Misalnya, UMKM yang bergerak di sektor kuliner dapat memulai digitalisasi dengan pendekatan sederhana seperti pemanfaatan platform e-commerce atau aplikasi pemesanan makanan online. Sementara itu, UMKM di sektor manufaktur mungkin memerlukan berbagai teknologi otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi produksi.
Program pemerintah seperti program literasi digital juga harus diintensifkan. Inisiatif ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan digital di kalangan pelaku UMKM, sehingga mereka mampu memanfaatkan berbagai tools digital, dari pemasaran, pengelolaan keuangan, hingga analisis data.
Dari sisi akademisi dan pendidikan, institusi seperti Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bisnis Internasional Indonesia (BII) Bekasi, dapat memainkan peran penting dalam menyediakan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Kurikulum yang terintegrasi dengan praktik digitalisasi bisnis akan mempersiapkan mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan dan dinamisnya dunia bisnis digital.
Dalam konteks yang lebih luas, UMKM juga dapat memanfaatkan fenomena ekonomi berbagi (sharing economy) yang difasilitasi oleh platform-platform digital. Dengan menjalin kemitraan dengan platform semacam ini, UMKM dapat memperluas jaringan dan akses langsung ke konsumen tanpa harus berinvestasi besar dalam infrastruktur fisik.
Pada akhirnya, keberhasilan transformasi digital UMKM bergantung pada kemampuan mereka untuk beradaptasi dan berinovasi di tengah perubahan. Dukungan regulasi, akses terhadap teknologi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi elemen penting untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif di era digital ini.
Seiring dengan perkembangan teknologi, pengembangan sebuah ekosistem bisnis yang inklusif dan berkelanjutan menjadi kunci untuk melihat UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara signifikan. Pelajaran dari Kuliah Umum di STIE BII menjadi salah satu langkah strategis menuju penguatan daya saing UMKM melalui digitalisasi.
Diharapkan, melalui pembekalan seperti yang disampaikan oleh para pakar di Kuliah Umum, para mahasiswa dan pelaku UMKM bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Peningkatan kapasitas ini penting untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan digital yang kian kompleks.
Sebagai penutup, strategi penguatan UMKM di era digital harus berlandaskan pada kolaborasi yang menyeluruh antara semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, hingga lembaga pendidikan dan riset. Langkah ini akan memastikan bahwa UMKM mampu berperan sebagai motor penggerak ekonomi nasional dalam menghadapi era yang serba digital ini !? Wallahu A'lamu Bishshawwab.
Bekasi, 29 Oktober 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H