Mohon tunggu...
Muhammad Eko Agung Nugroho
Muhammad Eko Agung Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Guru Produktif Teknik Kendaraan Ringan

Teruslah berkarya dan berinovasi di bidang Teknik Kendaraan Ringan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Edupreneurship

18 November 2022   00:02 Diperbarui: 18 November 2022   00:10 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang ada terlintas pada pikiran anda bila mendengar kata edupreneurship ? Pasti yang anda maksud adalah tentang dua kata ini, yak. Education dan entrepreneurship, dimana keduanya adalah kosakata dalam Bahasa Inggris. Dimana education adalah pendidikan dan entrepreneurship adalah kewirausahaan. Namun, bukan berarti makna harafiahnya adalah pendidikan kewirausahaan. 

Pendidikan kewirausahaan atau bila diterjemahkan menjadi entrepeneurship education dengan edupreneurship merupakan hal yang berbeda. Lalu apakah perbedaan diantara keduanya ? Yuk, kita ulas Bersama tentang kedua hal tersebut.

Pendidikan kewirausahaan menurut Rosyanti dan Irianto (2019:588) pendidikan kewirausahaan adalah usaha terencana dan aplikatif untuk meningkatkan pengetahuan, intensi atau niat dan kompetensi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya dengan diwujudkan dalam perilaku kreatif, inovatif dan berani mengambil serta mengelola resiko. 

Sementara Adnyana dan Purnami (2016:1169) mengatakan bahwa pendidikan kewirausahan didefinisikan sebagai program pendidikan yang merupakan sumber sikap kewirausahaan dan minat keseluruhan untuk menjadi wirausaha sukses di masa depan. 

Sementara edupreneurship dapat kita artikan sebagai suatu kegiatan yang diusahakan oleh sekolah untuk membuka suatu unit usaha yang dapat melatih seluruh warga sekolah untuk mengembangkan jiwa wirausaha dan meningkatkan pendapatan sekolah. 

Trend pendidikan sekarang adalah sekolah mampu untuk menjalankan, mengelola, mengatur, mendidik siswanya agar menjadi seorang wirausaha yang baik dan mampu menghasilkan suatu karya dan inovasi yang berguna bagi masyarakat. 

Tentunya dengan adanya kegiatan edupreneurship di sekolah mempu menguatkan mutu lulusan tersebut, selain dapat bekerja dengan suatu instansi dapat juga membuka lapangan kerja baru yang mana tentunya akan membantu meningkatkan kekuatan ekonomi masyarakat.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Unit usaha yang dapat dibuka oleh sekolah dapat berupa penjualan jasa maupun produk sesuai dengan kemampuan warga sekolah. Bagi sekolah-sekolah yang notabene merupakan sekolah kejuruan dapat membuka unit usaha sesuai konsentrasi keahlian yang dimiliki oleh sekolah. 

Contohnya, bila sekolah yang memiliki konsentrasi keahlian Teknik Kendaraan Ringan dan Teknik Sepeda Motor dapat membuka unit usaha yang bergerak pada bidang perbengkelan. 

Bidang perbengkelan juga termasuk bidang yang mampu menghasilkan income yang besar mengingat jumlah kendaraan yang diproduksi dari pabrik setiap harinya sangat besar. Tidak mungkin juga kendaraan tersebut dipakai terus tanpa adanya perawatan dan perbaikan. Jasa perbengkelan sendiri tidak hanya berkutat pada jasa perbaikan saja. 

Namun, ada hal lain yang mampu mendatangkan keuntungan yang jauh lebih besar dari jasa. Yak, sama seperti yang anda pikirkan. Itu adalah penjualan sparepart kendaraan yang tidak kalah menggiurkan keuntungannya. 

Rata-rata bengkel yang mampu menjadi bengkel yang besar adalah bengkel yang mampu menjual sparepart dalam jumlah besar dan menjadi distributor sparepart bagi bengkel lain. 

Bila kedepannya semakin banyak bengkel yang berdiri di sekitar unit usaha sekolah, sekolah minimal harus memikirkan seperti ini, "boleh mereka membuka bengkel dan bersaing dengan kita, namun mereka harus membeli sparepart dari kita". Dalam tanda kutip bahwa produk sparepart yang kita jual memiliki harga jual yang lebih murah dan tentunya berkualitas. 

Bila sekolah menerapkan minset seperti ini, maka pastinya sekolah juga akan memiliki bengkel yang jauh lebih besar dan menjadi distributor sparepart besar juga. Memang, untuk mencapai itu semua membutuhkan kekompakan seluruh warga sekolah yang sangat solid dan membutuhkan dana yang sangat besar, mungkin bisa puluhan milyar.

Akan lebih bagus lagi saat sekolah akan mengadakan kegiatan edupreneurship juga melibatkan stakeholder terkait yang dalam hal ini adalah dunia industri. Industri akan sangat membantu dalam mengarahkan kemana dan seperti apa pengembangan bengkel yang didirikan oleh sekolah. Akan lebih bagus lagi bila bengkel yang didirikan oleh sekolah mempunyai standar industri mulai dari layout, budaya kerja, manajemen, peralatan, dll. 

Tentunya masyarakat dapat menilai bila bengkel yang dimiliki oleh sekolah merupakan bengkel yang sama dengan yang dimiliki industri maka kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa perbengkelan yang dimiliki sekolah akan meningkat. Apalagi tentunya dengan tarif pelayanan jasa yang lebih murah dibanding dengan tempat lain dan iming-iming diskon bagi yang menjadi member, pastinya pangsa pasar akan semakin meluas.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Pengelolaan unit usaha yang ada di sekolah dapat melibatkan praktisi dan akademisi, dimana praktisi merupakan orang yang bukan merupakan warga sekolah dan khusus bekerja di unit usaha yang didirikan sekolah dan akademisi terdiri dari warga sekolah. 

Akademisi (kepala sekolah, ketua konsentrasi keahlian, guru) dapat mengisi pada bagian pengambil kebijakan seperti direktur, koordinator, manajer ataupun general affair. Sementara praktisi dapat mengisi pada bagian pelaksana seperti administrasi, foreman, dll. 

Siswa juga dapat dilibatkan dalam posisi foreman dan administrasi, namun tetap berada pada pengawasan mereka dan bertugas membantu pelayanan unit usaha sekolah. 

Tentunya ini juga langsung dapat mendapatkan beberapa keuntungan sekaligus. Ibarat peribahasa sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Dengan adanya unit usaha atau kegiatan edupreneurship di sekolah, maka siswa juga dapat melakukan pembelajaran teaching factory atau pembelajaran berbasis industri.

Sumber :

https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3099/8/21215215_HIDAYAT_BAB%20II.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun