Jika etika komunikasi lebih fokus pada bagaimana kita berkomunikasi, filsafat komunikasi menggali mengapa kita berkomunikasi dan apa maknanya. Filsafat komunikasi mempelajari hubungan antara bahasa, pikiran, dan realitas sosial.
Beberapa pertanyaan mendasar dalam filsafat komunikasi adalah:
Apakah tujuan utama dari komunikasi?
Bagaimana komunikasi membentuk identitas individu dan masyarakat?
Seberapa besar pengaruh komunikasi terhadap perubahan sosial?
Filsuf seperti Jurgen Habermas, misalnya, menekankan pentingnya komunikasi rasional yang bertujuan mencapai konsensus. Menurutnya, komunikasi ideal harus bebas dari dominasi dan manipulasi. Sementara itu, filsuf seperti Michel Foucault lebih kritis terhadap kekuasaan dalam komunikasi, menyatakan bahwa bahasa sering digunakan untuk mempertahankan kekuasaan tertentu.
Pentingnya Menggabungkan Etika dan Filsafat Komunikasi
Etika dan filsafat komunikasi saling melengkapi. Etika memberikan panduan praktis agar komunikasi tetap manusiawi, sementara filsafat memberikan landasan teoretis untuk memahami dampaknya secara lebih luas. Dengan memahami keduanya, kita dapat:
1. Membangun Kepercayaan: Etika memastikan komunikasi tetap jujur dan konsisten, sedangkan filsafat membantu kita memahami dinamika kepercayaan dalam hubungan.
2. Mendorong Dialog yang Sehat: Filsafat mengajarkan pentingnya dialog untuk memahami perspektif baru, sedangkan etika menjaga agar dialog tetap produktif dan sopan.
3. Menghindari Konflik yang Tidak Perlu: Dengan pendekatan etis, kita dapat menghindari kesalahpahaman. Filsafat membantu memahami akar konflik secara mendalam.