Mohon tunggu...
Muhammad Dzikri Yudasmara
Muhammad Dzikri Yudasmara Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Pecinta Akal Sehat yang Tak Mengingkari Hati Nurani

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketidakadilan Gender dalam Masyarakat: Tudingan dan Pencarian Keadilan

3 Juli 2023   20:58 Diperbarui: 3 Juli 2023   21:08 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Jure iri: pexels.com

Di dalam Novel "A Thousand Splendid Suns" karya Khaled Hosseini terdapat satu kutipan yang menarik, "Seperti jarum kompas yang menunjuk ke utara, jari pria yang menuduh selalu menemukan seorang wanita". 

Sebuah kutipan yang menggambarkan stereotip gender yang berlaku di masyarakat dan memberikan tamparan kepada kaum patriarkhi di mana pria seringkali menyalahkan atau menuduh wanita dalam berbagai situasi. 

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi dinamika gender di balik kutipan ini dan mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena tersebut.

Analogi Kompas dan Tudingan:

Perumpamaan yang digunakan dalam kutipan: "Seperti jarum kompas yang menunjuk ke utara, jari pria yang menuduh selalu menemukan seorang wanita". Ini menggambarkan stereotip gender yang terbentuk di masyarakat bahwasanya wanita cenderung menjadi "pencari masalah" atau lebih mudah dituduh sering kali dalam setiap situasi dan kondisi. 

Hal ini terjadi karena disebabkan oleh sejarah patriarki yang telah mendorong citra negatif perempuan dan perannya dalam masyarakat.

Dalam banyak kasus, wanita kerapkali dijadikan sasaran pembenaran bagi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pria. Contohnya adalah pembenaran yang terjadi dalam kasus pelecehan seksual, di mana korban sering kali disalahkan karena dianggap wanita yang memancing pria dengan memakai pakaian seksi atau memperlihatkan lekuk tubuhnya sehingga menimbulkan syahwat kaum pria. 

Padahal, kenyataannya adalah sebagian kaum pria-nya lah yang tidak mampu menahan nafsu birahinya sehingga terjadilah pelecehan seksual tersebut. Ketidakadilan dalam kasus ini  masih berlaku dalam persepsi masyarakat terhadap perempuan.

Tudingan dan Penyalahgunaan Kekuasaan:

Dalam banyak kasus, tudingan terhadap wanita dapat menjadi contoh nyata dari penyalahgunaan kekuasaan yang lebih besar. Dalam situasi di mana struktur kekuasaan didominasi oleh laki-laki, tudingan terhadap perempuan dapat digunakan sebagai alat untuk mengendalikan, merendahkan, atau bahkan mengesampingkan mereka. Ini mencerminkan ketidakadilan gender yang mendasari dalam sistem sosial.

Pemahaman patriarki yang terpatri dalam masyarakat selama berabad-abad telah memperkuat pola perilaku ini. Norma sosial yang menekankan superioritas pria dan inferioritas wanita telah membentuk pandangan kita tentang peran gender. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk menyadari bahwa pemberantasan ketidakadilan gender membutuhkan perubahan dalam budaya dan pemikiran kolektif kita.

Peran Media dan Budaya:

Media dan budaya sering kali ikut berperan dalam memperkuat stereotip gender ini. Kita sering melihat di media bagaimana perempuan digambarkan sebagai pihak yang lemah, manipulatif, atau tidak dapat dipercaya. 

Di sisi lain, laki-laki sering kali dianggap sebagai pihak yang berkuasa, adil, dan tegas. Persepsi ini dapat menciptakan prasangka di masyarakat dan berdampak pada cara pandang kita terhadap tudingan dan penyalahgunaan kekuasaan.

Refleksi tentang Keadilan:

Penting untuk merefleksikan bagaimana pandangan kita tentang tudingan dan pencarian keadilan dapat dipengaruhi oleh pandangan gender yang telah terbentuk dalam masyarakat kita. 

Tidak ada alasan bagi kita untuk selalu mengasumsikan bahwa wanita adalah pihak yang salah atau harus menjadi sasaran tuduhan. Harus ada kesetaraan dalam cara kita memandang tudingan dan keadilan, tanpa memandang jenis kelamin.

Melangkah menuju Kesetaraan Gender:

Untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara, kita harus memerangi stereotip gender yang merugikan. Ini melibatkan pendidikan dan kesadaran tentang bagaimana pandangan kita terhadap gender dapat mempengaruhi pandangan kita terhadap kasus tudingan dan keadilan. 

Selain itu, penting untuk mendorong keterlibatan aktif pria dalam mempromosikan kesetaraan gender, memperkuat peran perempuan dalam berbagai bidang, dan melawan segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan.

Kesimpulan:

Kutipan "Seperti jarum kompas yang menunjuk ke utara, jari pria yang menuduh selalu menemukan seorang wanita" menggambarkan ketidakadilan gender yang masih terjadi dalam masyarakat kita. 

Tudingan sering kali ditujukan kepada wanita, dan ini mencerminkan dinamika gender yang rumit dan menyakitkan. Untuk mencapai kesetaraan gender yang sejati, kita perlu melibatkan diri dalam perubahan budaya dan masyarakat yang lebih inklusif, di mana tudingan dan keadilan tidak lagi tergantung pada jenis kelamin seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun