Jika isu lingkungan belum masuk ke seluruh lapisan masyarakat, maka jangan harap akan terjadi perubahan besar di negeri ini. Isu lingkungan harus menjadi pembicaraan di setiap lapisan masyarakat sebagaimana masyarakat membicarakan hal-hal terkait pandemi Covid-19 maupun sinetron Ikatan Cinta.
Cara penyebaran informasi terkait pandemi Covid-19 dapat direplika dalam menyebarkan informasi terkait isu lingkungan. Sehingga timbul kesadaran secara masif tentang bahayanya perilaku abai terhadap kelestarian lingkungan.
Indonesia ada di peringkat kedua loh!!!
Tidak. Saat ini saya tidak ingin membicarakan tentang korupsi di Indonesia yang sudah sama-sama kita ketahui betapa kronisnya penyakit tersebut. Tulisan ini hanya fokus membahas tentang isu lingkungan.
Entah kita sadari atau tidak, sampah plastik yang ‘dikirim’ ke laut terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Indonesia bahkan menorehkan 'prestasi' dalam hal ini. Tak tanggung-tanggung, Indonesia berada pada peringkat kedua.
Fakta yang sangat mengejutkan diungkapkan oleh peneliti bernama Ellen MacArthur dari Yayasan Ellen MacArthur. Sebab sampah yang 'dikirim' ke laut selalu mengalami peningkatan, ia memperkirakan pada tahun 2050 jumlah sampah di lautan lebih banyak daripada jumlah ikan.
Dapatkah kita bayangkan, suatu hari kita pergi ke tengah lautan untuk memancing ikan, tetapi yang didapat hanya sampah dan sampah. Atau suatu hari kita pergi ke pantai dengan harapan melihat deburan ombak yang indah, tetapi yang lebih jelas terlihat adalah sekumpulan sampah sejauh mata memandang.
Fakta bahwa sampah telah memenuhi lautan kita bukan lagi sebuah mitos atau ramalan masa depan. Lihatlah foto di bawah ini.
Pantai di atas dikenal memiliki sunset yang memukau. Di satu sisi, jutaan turis domestik dan mancanegara datang ke pantai tersebut untuk menikmati keindahannya. Tetapi sungguh ironis, di sisi lain, pantai tersebut termasuk ke dalam peringkat 10 besar pantai terkotor di dunia.
Pandemi juga terjadi di lautan kita