Mohon tunggu...
Muhammad Najib
Muhammad Najib Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa & Muhibbin

RASULULLAH ï·º IDOLAKU Menulis hanya untuk menyenangkan Rasulullah ï·º

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Malam di Kota Jeruk (Part II)

21 Oktober 2019   00:45 Diperbarui: 21 Oktober 2019   01:13 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana malam dikota jeruk | dokpri

Togar hanya tersenyum mendengar jawaban dari Hani, sembari menggenggam jemari Hani. Isyarat bahwa mengajak Hani untuk segera ke makam Suci sang mantan pacar Togar tersebut.

Akhirnya sampailah mereka dihadapan makam atau kuburan Suci.

Togar : Suci, selamat malam duhai gadis pujaan ku... 

" Malam ini adalah malam hari jadi kita yang ke 5 tahun tepatnya 14 November 2011 pukul 21.00 WIB ini kita meresmikan hubungan kita, tepat malam ini juga  satu tahun kau meninggalkanku serta dunia ini dengan teramat menyedihkan bagiku, karena kematianmu dibunuh oleh pamanmu sendiri yang tidak setuju kita berhubungan (14 November 2015 kematian Suci Wulandari, Pacar Togar). 

Suci.. Aku ingin bercerita sedikit, kau tahu Suci Selama 5 tahun semenjak kepergianmu, ini yang kedua kalinya aku ke makam mu. Kau ingat kan alasannya? Bahwa dulu kita pernah berjanji bahwa tidak akan saling meninggalkan? Maka aku ingat janji itu dan aku masih belum percaya kau mati meninggalkanku. Setiap detiknya aku selalu yakin kau selalu ada bersamaku menikmati senja di pantai yang sering kita kunjungi, karokean dengan lagu favorit kita, ya haha aku ingat lagu kita my heart (Togar sambil mengusap air matanya di pipi). Dan selama 5 tahun ini, aku hampir-hampir tidak punya teman, karena kau tau kan kemana-mana kita selalu bersama-sama. Makan, nonton, karokean, ngerjain pr waktu SMA hingga tugas resume di perkuliahan bahkan jurusan dan kelas kita pun sama hingga maut memisahkan kita dan alam kita. Hingga akhirnya semenjak kepergianmu itu aku lupa bagaimana cara nya mencari teman, bergabung dan membuat persahabatan, bahkan aku lupa bagaimana caranya jatuh cinta..

Tapi Suci, malam ini aku harus ku sampaikan kau marah ya dengan sikapku yang tidak rela dan seperti kekanak-kanakan gini? Karena katamu dulu aku harus berubah jangan manja. Dan aku ingat sekali kata-katamu, kamu gimana sih sayang kalau aku hilang dan kamu manja gini gimana nanti keadaanmu ya? Rupanya itu maksud dari perkataanmu Suci, kau yang duluan pergi dari hidupku dan meninggalkanku bersama sepi dan bayangmu. Hingga kau benar-benar menunjukkan kemarahanmu dengan fotomu dikamarku selalu jatuh setiap kali sudah ku taruh ditempatnya lalu jatuh lagi dan aku bermimpi tentangmu yang menuntunku harus berbenah dan ke makam mu pada hari ini pada malam ini.

Semenjak kejadian jatuhnya fotomu dikamarku berulang-ulang kali itu membuatku merenung Suci.. San akhirnya sekarang aku sudah bisa menyesuaikan diri dengan keadaan dan merelakan kepergianmu. Dan itu ku buktikan, bahwa aku sudah mempunyai sahabat yaitu Faldo namanya, dan aku juga sudah bergabung diorganisasi kemahasiswaan agar aku ada kegiatan lebih dan akhirnya aku dinobatkan menjadi gubernur mahasiswa. 

Oh ya Suci tentang kematianmu juga, aku sudah kroscek lagi ternyata pamanmu membunuhku akibat faktor kekalapan atau ketidaksadaran pamanmu dengan anggapan bahwa ia tidak setuju hubungan kita akibat kita beda agama ini. Ku harap pamanmu dapat segera menyadari kesalahannya yang fatal ini.

Dan Suci.. Malam ini aku juga membawa seorang wanita, namanya Hani. Ini dia disampingku Suci (Togar sambil merangkul pundak Hani). Suci.. Malam ini juga aku ingin meminta izin padamu, bahwa aku akan menumpangkan rinduku yang dahulunya untukmu sekarang akan kuberikan utuh untuk Hani, dan izinkan aku untuk menjadikan Hani sebagai perempuanku tempatku berbagi suka, tempatku berbagi tawa tempatku pulang dan bersandar dan tempatku memberhentikan cintaku seluas-luasnya untuk dirinya Hani. Aku harap Hani tidak seperti mu Suci yang pergi meninggalkanku terlebih dahulu, dasar kau jahat Suci.

Mendengar kata-kata Togar seperti itu, Hani pun spontan mengelus-elus pundaknya dan mengatakan "Sabar pria ku wahai Togar, tak baik seperti itu. Yang penting Suci sudah tenang disana, dan aku selalu ada untukmu."

Akhirnya Togar pun menghentikan kata-katanya kepada Suci dihadapan makannya dan bergegas mengajak Hani untuk pergi meninggalkan pemakaman Suci tersebut. Lalu selama diperjalanan Togar perlahan-pahan menyeka air matanya yang bercucuran deras, sembari Hani memeluk Togar dan mencoba memberi penguatan dan kesabaran buat Togar selama diperjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun