Dia mempersembahkan buku Il Principe kepada Lorenzo di Piero de Medici, Penguasa Firenze di 1513 dan cucu Lorenzo de Medici. Secara umum, Il Principe berisi pedoman bagi penguasa untuk mengukuhkan kekuasaannya, atau seseorang yang ingin mendapat kekuasaan. Machiavelli menganjurkan, Sang Penguasa tidak boleh dibenci.Â
Namun dia harus melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankan kekuasaannya. Machiavelli dalam bukunya, berkata, seorang penguasa harus membangun kekuasaannya berdasarkan apa yang dia kuasai, bukan berdasarkan orang lain. Dia memberikan penjelasan tentang apakah perlu jika Seorang Penguasa dicintai ataukah ditakuti. "Yang terbaik ialah mendapatkan keduanya, dicintai dan ditakuti. Namun, jika tidak bisa, lebih baik ditakuti daripada dicintai," kata Machiavelli dalam bukunya.
 Terdapat 26 bab dalam buku. Beberapa merupakan kisah kerajaan masa lalu yang digunakan Machiavelli agar Lorenzo di Piero tidak mengulangi kesalahan kerajaan itu. Di bagian terakhir, Machiavelli menuliskan bagaimana dia ingin seorang penguasa bisa mempersatukan Italia dari tangan bangsa barbar.Â
Dia merujuk kepada Perancis dan Spanyol. Pada tahap ini, Machiavelli diinterpretasikan sebagai patriot alih-alih ilmuwan yang tidak memihak. Machiavelli juga menulis buku dengan judul Art of War, sebuah buku yang berisi diskusi antara para aristokrat di tempat bernama Orti Oricellari.
Machiavelli mengembangkan filosofi bernama "perang terbatas". Yakni, jika diplomasi gagal, maka perang merupakan kepanjangan dari politik. Kemudian dia menekankan perlunya menggunakan milisi, dan memperkenalkan konsep wajib militer bagi rakyat.
Machiavelli percaya bahwa masyarakat, agama, ilmu pengetahuan, keamanan semuanya disediakan oleh militer. Kematian dan Pengaruh Machiavelli meninggal pada 21 Juni 1527 saat berusia 58 tahun.Â
Dia dimakamkan di Gereja Santa Croce. Pada nisannya terdapat tulisan bahasa Latin berbunyi TANTO NOMINI NULLUM PAR ELOGIUM (Nama yang begitu besar sehingga pujian pun tidak akan menyainginya). Saat kematiannya, buku Il Principe sempat dimasukkan ke dalam Index Librorum Prohibitorum (Indeks Buku Terlarang) karena dianggap menyerang gereja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H