REALITAS VIRTUAL DALAM PENDIDIKAN: MENCIPTAKAN PENGALAMAN BELAJAR YANG IMERSIF
Oleh: Muhammad Dirham S.
Mahasiswa Program Studi Doktor Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
Bayangkan sejenak, Anda bisa berjalan di atas permukaan bulan, menjelajahi reruntuhan kerajaan Mesir kuno, atau melakukan operasi jantung tanpa risiko dan semua ini hanya dengan menggunakan headset realitas virtual (VR). Menurut laporan terbaru, Pasar Realitas Virtual di Industri Pendidikan diperkirakan akan tumbuh dari USD 31,28 miliar pada tahun 2025 menjadi USD 81,13 miliar pada tahun 2030, dengan CAGR sebesar 21% selama periode perkiraan (2025-2030).Â
Hal tersebut menunjukkan betapa besarnya potensi teknologi ini dalam mengubah cara kita belajar. Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, realitas virtual telah muncul sebagai alat inovatif yang dapat membawa pembelajaran ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan menciptakan pengalaman belajar yang imersif, VR tidak hanya membuat proses pendidikan menjadi lebih menarik, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam situasi yang sebelumnya sulit diakses. Dalam konteks pendidikan, realitas virtual bukan hanya sekadar alat, tetapi juga jembatan yang menghubungkan teori dengan praktik, memungkinkan siswa untuk merasakan dan memahami konsep dengan cara yang lebih mendalam.
- Pengantar Realitas Virtual dalam Pendidikan
Dalam beberapa tahun terakhir, realitas virtual (VR) telah berkembang pesat dan menjadi salah satu inovasi teknologi yang paling menarik perhatian di berbagai sektor, termasuk pendidikan. VR memungkinkan pengguna untuk memasuki dunia digital yang sepenuhnya imersif, di mana mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan 3D yang dirancang khusus. Teknologi ini menawarkan pengalaman belajar yang jauh lebih mendalam dibandingkan dengan metode tradisional, seperti buku teks atau presentasi. Dengan VR, siswa dapat merasakan situasi belajar secara langsung, menjadikannya lebih relevan dan menarik. Salah satu keunggulan utama dari realitas virtual adalah kemampuannya untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik.Â
Dalam konteks pendidikan, banyak konsep yang sulit dipahami jika hanya diajarkan secara lisan atau melalui gambar. VR memungkinkan siswa untuk "mengalami" konsep tersebut secara langsung; misalnya, mereka dapat mempelajari anatomi manusia dengan menjelajahi tubuh manusia secara tiga dimensi. Pengalaman ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menyenangkan tetapi juga meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Dengan semakin banyaknya institusi pendidikan yang mulai mengadopsi teknologi VR, penting untuk mengeksplorasi bagaimana pendekatan ini dapat mengubah cara kita mengajar dan belajar. Realitas virtual tidak hanya sekadar alat Pendidikan akan tetapi memiliki potensi untuk membentuk masa depan pendidikan dengan menciptakan lingkungan yang lebih interaktif dan menarik. Di tengah perkembangan teknologi yang cepat, VR menjadi solusi yang sangat relevan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa di abad ke-21.
- Manfaat Imersif dari Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar yang imersif merupakan salah satu manfaat paling signifikan dari penggunaan realitas virtual (VR) dalam pendidikan. Dalam lingkungan VR, siswa tidak hanya menjadi penonton pasif, tetapi mereka juga berperan aktif dalam proses belajar. Misalnya, melalui simulasi yang realistis, siswa dapat "mengunjungi" tempat-tempat bersejarah, menjelajahi ekosistem yang berbeda, atau bahkan melakukan eksperimen ilmiah di laboratorium virtual. Dengan cara ini, mereka dapat melihat dan merasakan langsung konteks yang relevan dengan materi pelajaran, yang membantu memperkuat pemahaman mereka.
Lebih lanjut, pengalaman imersif ini meningkatkan daya ingat siswa. Penelitian menunjukkan bahwa informasi yang dipelajari dalam konteks yang interaktif dan menarik lebih mudah diingat dibandingkan dengan informasi yang disampaikan secara konvensional. Ketika siswa terlibat secara aktif dalam pengalaman belajar, mereka cenderung membentuk koneksi emosional dengan materi tersebut. Koneksi ini tidak hanya membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, tetapi juga meningkatkan retensi pengetahuan, sehingga siswa dapat mengingat informasi lebih lama. Dengan demikian, VR memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari kesalahan tanpa konsekuensi negatif. Akhirnya, pengalaman belajar yang imersif dalam VR juga mendorong kolaborasi di antara siswa. Dalam banyak aplikasi VR, siswa dapat bekerja sama dalam proyek atau tantangan yang memerlukan komunikasi dan kerja tim. Dengan berinteraksi satu sama lain dalam lingkungan virtual, mereka belajar untuk menghargai sudut pandang teman sekelas dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting. Pengalaman kolaboratif ini tidak hanya meningkatkan proses belajar, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk bekerja dalam tim di dunia profesional di masa depan.
- Tantangan dan Masa Depan Realitas Virtual dalam Pendidikan
Meskipun realitas virtual (VR) menawarkan banyak manfaat dalam pendidikan, penerapannya juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah biaya investasi yang tinggi untuk perangkat keras dan perangkat lunak VR. Banyak sekolah, terutama di daerah berpendapatan rendah, mungkin tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membeli perangkat VR yang berkualitas. Selain itu, keterampilan pengajaran juga menjadi faktor penting dalam penerapan VR. Banyak guru mungkin tidak memiliki pengetahuan atau pelatihan yang cukup untuk mengintegrasikan VR ke dalam kurikulum mereka secara efektif. Misalnya, dalam sebuah studi kasus di sebuah universitas, para pengajar yang tidak terlatih dalam penggunaan teknologi VR mengalami kesulitan dalam merancang pengalaman belajar yang menarik dan bermanfaat. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan program pelatihan yang komprehensif untuk membantu guru memahami cara menggunakan VR sebagai alat pengajaran yang efektif dan inovatif. Tantangan lain yang perlu diperhatikan adalah masalah kesehatan dan keselamatan siswa saat menggunakan teknologi VR.Â
Penggunaan headset VR dalam waktu lama dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik, seperti mual atau ketegangan mata. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan batas waktu penggunaan dan memberikan jeda bagi siswa selama sesi VR. Mengatur waktu penggunaan VR, siswa dapat menikmati pengalaman belajar tanpa risiko kesehatan yang serius. Kesadaran akan masalah ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan sehat bagi siswa. Meskipun tantangan-tantangan ini ada, masa depan realitas virtual dalam pendidikan tampak cerah. Seiring dengan kemajuan teknologi dan penurunan biaya perangkat keras, semakin banyak institusi pendidikan yang mulai mengadopsi VR dalam kurikulum mereka. Contohnya, sekolah-sekolah di Finlandia telah mengintegrasikan VR dalam pengajaran STEM dengan hasil yang sangat positif. Dengan keterlibatan yang tinggi dan peningkatan hasil akademis, banyak negara lain mulai mengikuti jejak ini. Dengan adanya dukungan yang tepat dari pemerintah dan lembaga pendidikan, realitas virtual dapat menjadi bagian integral dari pengalaman belajar yang inovatif dan menyenangkan bagi generasi mendatang.
Penutup
Dalam era digital yang terus berkembang, realitas virtual (VR) telah muncul sebagai alat yang sangat potensial dalam mendukung pendidikan. Dengan kemampuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang imersif dan interaktif, VR tidak hanya meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk belajar dalam konteks yang lebih relevan dan nyata. Meskipun tantangan seperti biaya, keterampilan pengajaran, dan kesehatan siswa perlu diatasi, manfaat yang ditawarkan oleh teknologi ini sangat menjanjikan. Sebagai kesimpulan, penting bagi pemangku kebijakan, pendidik, dan lembaga pendidikan untuk mempertimbangkan integrasi VR dalam kurikulum mereka. Investasi dalam pelatihan guru dan pengadaan perangkat VR yang terjangkau dapat membuka jalan bagi pengalaman belajar yang lebih inovatif.
Di samping itu, kolaborasi antara sektor publik dan swasta dapat membantu mengurangi biaya dan memaksimalkan aksesibilitas teknologi ini bagi semua sekolah, terutama yang berada di daerah kurang beruntung. Kami mendorong pembaca untuk merenungkan bagaimana teknologi, seperti VR, dapat mengubah cara kita mengajar dan belajar. Mari kita berkomitmen untuk menjelajahi kemungkinan-kemungkinan baru yang ditawarkan oleh teknologi ini dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan menarik. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang memiliki akses ke pengalaman belajar yang tidak hanya bermanfaat tetapi juga transformatif.
* "imersif" berasal dari bahasa Inggris immersion, yang memiliki arti "penyelaman" atau "keterlibatan mendalam". Secara sederhana, imersif mengacu pada keadaan atau pengalaman di mana seseorang benar-benar terbenam dalam suatu lingkungan atau situasi tertentu, baik itu secara fisik, mental, atau bahkan emosional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H