Mohon tunggu...
Muhammad Din Ridho Ichsandi
Muhammad Din Ridho Ichsandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030070 UIN Sunan Kalijaga

Seorang Mahasiswa yang suka bermain game

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memahami Obsessive-Compulsive Disorder (OCD): Gangguan yang Tak Terlihat namun Nyata

28 Mei 2024   06:03 Diperbarui: 28 Mei 2024   06:50 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: sandstonecare.com

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) atau Gangguan Obsesif-Kompulsif adalah gangguan mental yang seringkali disalahpahami. OCD bukan hanya tentang seseorang yang sangat rapi atau suka kebersihan. Lebih kompleks dari itu, OCD adalah gangguan serius yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari penderitanya. Yuk, kita coba pahami lebih dalam tentang OCD

Apa Itu OCD?

OCD adalah gangguan mental di mana seseorang memiliki pikiran obsesif dan perilaku kompulsif yang sulit dikendalikan. Pikiran obsesif adalah pikiran, gambar, atau dorongan yang tidak diinginkan dan berulang, yang menyebabkan kecemasan atau ketidaknyamanan. Sementara itu, perilaku kompulsif adalah tindakan atau ritual yang dilakukan untuk meredakan kecemasan yang disebabkan oleh obsesi.

Bayangkan saja kalian memiliki pikiran yang terus-menerus muncul tanpa bisa dikendalikan, dan satu-satunya cara untuk merasa sedikit lebih baik adalah dengan melakukan sesuatu berulang-ulang. Misalnya, memeriksa pintu berkali-kali untuk memastikan sudah terkunci, atau mencuci tangan secara berlebihan karena takut kuman.

Tanda dan Gejala OCD

OCD bisa muncul dengan berbagai gejala, namun biasanya berkisar pada dua hal utama: obsesi dan kompulsi. Misalnya, beberapa orang mungkin merasa sangat takut terhadap kontaminasi oleh kuman atau kotoran, atau terus-menerus meragukan apakah mereka sudah melakukan sesuatu dengan benar, seperti mengunci pintu atau mematikan kompor. Pikiran-pikiran ini seringkali disertai dengan kebutuhan untuk melakukan tindakan tertentu berulang-ulang, seperti mencuci tangan atau memeriksa pintu, untuk meredakan kecemasan yang dirasakan.

Selain itu, ada juga pikiran agresif atau mengganggu tentang menyakiti diri sendiri atau orang lain, yang membuat penderitanya sangat cemas. Ada pula kebutuhan yang kuat untuk mengatur benda dengan cara tertentu atau dalam urutan yang sempurna. Semua ini bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti OCD belum sepenuhnya diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang dianggap berkontribusi. Genetika adalah salah satu faktor penting, di mana OCD bisa diwariskan dalam keluarga. Jika ada anggota keluarga yang menderita OCD, risiko kalian untuk mengalaminya juga meningkat. Perubahan dalam kimia otak atau fungsi otak tertentu juga dapat mempengaruhi perkembangan OCD. Selain itu, stres atau peristiwa traumatis bisa memicu OCD pada individu yang rentan.

Dampak OCD pada Kehidupan Sehari-Hari

OCD dapat mengganggu banyak aspek kehidupan sehari-hari. Tugas sederhana bisa menjadi sangat sulit karena obsesi dan kompulsi yang mengganggu. Misalnya, seseorang dengan OCD mungkin butuh waktu berjam-jam untuk bersiap-siap keluar rumah karena ritual pembersihan yang panjang. Ini bisa mempengaruhi pekerjaan, pendidikan, dan hubungan sosial.

Bayangkan kalian harus terus-menerus memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak masuk akal bagi orang lain, dan harus melakukan tindakan tertentu agar bisa merasa sedikit lebih tenang. Ini tentu sangat melelahkan dan bisa membuat penderitanya merasa terisolasi dan frustasi.

Mengatasi dan Mengelola OCD

Kabar baiknya, OCD bisa diobati. Terapi Kognitif-Perilaku (CBT) adalah salah satu metode paling efektif untuk mengatasi OCD. Terapi Eksposur dan Respon Pencegahan (ERP) adalah bentuk CBT yang khusus untuk OCD, di mana pasien secara bertahap dipaparkan pada objek atau situasi yang memicu obsesi tanpa melakukan kompulsi. Obat-obatan, seperti antidepresan, khususnya selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), sering digunakan untuk membantu mengurangi gejala OCD.

Dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan juga bisa sangat membantu dalam mengelola OCD. Berbicara dengan orang-orang yang mengerti kondisi kalian bisa memberikan rasa lega dan dukungan emosional. Selain itu, teknik relaksasi seperti meditasi dan mindfulness bisa membantu mengurangi kecemasan yang berkaitan dengan OCD.

OCD adalah gangguan yang nyata dan serius, meskipun sering kali tidak terlihat dari luar. Penting bagi kita untuk memahami bahwa OCD lebih dari sekadar kebiasaan buruk atau rasa cemas yang berlebihan. Ini adalah kondisi medis yang membutuhkan perhatian dan perawatan. Jika kalian atau orang terdekat kalian mengalami gejala OCD, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Dengan perawatan yang tepat, OCD bisa dikelola dan penderitanya bisa menjalani kehidupan yang lebih baik dan produktif. Yuk, kita lebih peduli dan memahami kondisi ini, agar bisa memberikan dukungan yang tepat bagi mereka yang membutuhkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun