Mohon tunggu...
Muhammad Dhafa
Muhammad Dhafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

"jadilah pelaku sejarah karena perjuangan akan terus berlanjut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Post-Freudian Erik Erikson: Mengetahui Struktur dan Perkembangan Kepribadian

29 Mei 2024   13:30 Diperbarui: 29 Mei 2024   13:36 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erik Erikson (sumber gambar: google.Pinterest.)

Inti dari teori Erikson tentang perkembangan ego ialah sebuah asumsi mengenai perkembangan setiap manusia yang merupakan suatu tahap yang telah ditetapkan secara universal dalam kehidupan setiap manusia. Erikson mengemukakan persepsinya bahwa pertumbuhan berjalan berdasarkan prinsip epigenetik. Nah salah satu upayanya yang terkenal adalah dalam mengmbangkan teori tentang tahap perkembangan manusia yang dirintis oleh Freud. Erikson menhyatakan bahwa pertumbuhan manusia berjalan sesuai prinsip epigenetic yang menyatakan bahwa kapribadian manusia berjalan menurut 8 tahap

Perkembangan Kepribadian Menurut Erikson

sumber gambar (google.perkembangan Erikson)
sumber gambar (google.perkembangan Erikson)

Berikut ini merupakan tipe kepribadian di setiap tahapan perkembangan menurut Erikson, yaitu :

  • Tahap Kepercayaan vs Ketidakpercayaan usia 0-1 tahun

Kegiatan utama yang dilakukan pada fase ini adalah ketergantungan pada ibu dan mengungkapkan rasa frustasi. Selain itu, pada fase ini bayi sering kali merasa takut dengan lingkungan sekitar, terutama yang belum dikenalnya dengan baik.

  • Otonomi vs Rasa malu usia 1 -- 3 tahun

Kegiatan utama yang dilakukan pada fase ini adalah berbicara, berjalan, meningkatkan ekspektasi, dan mulai belajar menunda kepuasan. Pada fase ini, anak cenderung stres ketika terpisah dari sosok ibunya.

  • Inisiatif vs Rasa Bersalah usia 3 -- 6 tahun

Perilaku utama yang menonjol pada fase ini adalah meningkatkan penguasaan kosakata dan mulai berinteraksi dengan kelompok teman sebaya. Namun pada fase ini anak cenderung merasa bersalah dan rendah diri yang diekspresikan dengan menjauhi kelompok atau menangis.

  • Kegigihan vs Inferioritas  (percaya diri rendah)  usia 6-12 tahun

Pada fase ini anak cenderung lebih aktif secara fisik dan lebih kompetitif sehingga mereka lebih menyukai aktivitas kompetitif seperti olah raga, permainan, dll. Namun perlu hati-hati karena pada fase ini anak akan sangat aktif dan sangat marah jika ada. adalah pembatasan. Jadi, orang tua harus bijak dalam mengatur aktivitas anaknya.

  • Identitas vs Kebingungan Peran usia 12-20 tahun

Fase ini merupakan fase yang paling banyak menghabiskan energi para orang tua karena saat ini krisis utama yang mereka hadapi adalah mereka sedang berusaha mencari jati diri dan emosinya tidak stabil. Tokoh-tokoh yang berperan dalam fase ini adalah kelompok dan model kepemimpinan, sehingga pada fase ini anak akan mudah terbawa emosi kelompok dan bertekad melakukan tindakan berbahaya yang mengatasnamakan kelompok.

  • Keintiman vs Isolasi usia 20-40 tahun

Setelah melewati fase remaja, anak kini telah beranjak dewasa dan memiliki emosi yang lebih stabil. Namun pada fase ini orang tersebut sedang berusaha mencari pasangan atau justru menjauhkan diri dari berbagai macam hubungan, semua tergantung dari berbagai pengalaman yang dialaminya.

  • Generativitas vs Stagnasi  usia 40 tahun -- 65 tahun

Pada tahap ini seseorang akan melanjutkan hidupnya dan fokus pada karir dan keluarga. Jika berhasil melewati tahap ini, seseorang akan berkontribusi terhadap lingkungannya dengan berpartisipasi dalam lingkungan dan komunitasnya.

  • Integritas vs Keputusasaan usia 65 tahun ke atas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun