Struktur Kepribadian Menurut Erikson
Erikson membagi struktur kepribadian manusia menjadi tiga bagian,yaitu:
Ego Kreatif
Ego kreatif adalah ego yang mampu memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan baru pada setiap tahap kehidupan dengan cara yang kreatif. Ketika menemukan hambatan, ego akan bertahan dan bereaksi dengan menggabungkan potensi yang ada dalam diri dan kesempatan yang disediakan lingkungan. Ego yang baik digambarkan oleh Erikson memiliki 3 dimensi, yaitu:
- Faktualisasi : Ego yang berisi kumpulan fakta dan data hasi interaksi dengan lingkungan
- Universalitas : berkaitan dengan sense of reality, adalah penggabungan pandangan semesta alam dengan sesuatu yang dianggap konkrit dan praktis
- Aktualitas : Ego adalah realitas masa kini yang berusaha mengembangkan cara baru untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi, menjadi lebih efektif, prospektif dan progresif,
Selanjutnya Erikson Menemukan 3 aspek ego yang saling berhubungan :
- Body Ego > Mengacu ke pengalaman orang dengan tubuh atau fisiknya sendiri
- Ego Ideal > Gambaran mengenai bagaimana seharusnya diri, dan sesuatu yang bersifat ideal
- Ego Identity > gambaran mengenai diri dalam berbagai peran sosial
Ego Otonomi Fungsional
Teori Ego Erikson merupakan pengembangan dari teori perkembangan seksual infantil dari Freud. Ego otonomi fungsional adalah ego yang berfokus pada penyesuaian ego terhadap realita. Contohnya, yaitu hubungan ibu dan anak. Meskipun Erikson sependapat dengan Freud mengenai hubungan ibu dan anak mampu memengaruhi serta menjadi hal terpenting dari perkembangan kepribadian anak, tetapi Erikson tidak membatasi teori teori hubungan id-ego dalam bentuk usaha memuaskan kebutuhan id oleh ego. Erikson menganggap bahwa proses pemberian makanan pada bayi merupakan sebatas hubungan antara orang tua dan anak lebih dari itu pendapat erikson mengenai ini adalah model interaksi sosial antara bayi dengan lingkungan sosialnya. Id dan ego memiliki hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi tergantung pada stimulus yang diberikan oleh lingkunganÂ
Pengaruh Masyarakat
Kapasitas yang dibawa sejak lahir oleh individu sangat penting dalam perkembangan kepribadian, akan tetapi pengaruh masyarakat juga tidak kalah penting dalam proses pembentukan ego. Erikson mengemukakan faktor yang memengaruhi kepribadian yang berbeda dengan Freud. Meskipun Freud menyatakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh biologikal, Erikson memandang kepribadian dipengaruhi oleh faktor sosial dan historical Erikson (Alwisol, 2009:88) menyatakan bahwa potensi yang dimiliki individu adalah ego yang muncul bersama kelahiran dan harus ditegakkan dalam lingkungan budaya. Anak yang diasuh dalam budaya masyakarat berbeda, cenderung akan membentuk kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan budaya sendiri