Mohon tunggu...
Muhammad Dea Alfattah
Muhammad Dea Alfattah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh

genggaman jiwa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimanakah Kebijakan Pemerintah Terkait Penyakit PTM di Indonesia?

7 April 2022   08:26 Diperbarui: 7 April 2022   08:27 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit PTM merupakan masalah Kesehatan Dunia dan Indonesia yang sampai sejauh ini masih menjadi pusat perhatian dalam Dunia kesehatan karena merupakan salah satu penyebab dari kematian. 

Penyakit PTM sendiri dikenal penyakit yang tidak mungkin bisa menular baik itu dari orang ke orang maupun dari hewan ke manusia, pada umumnya mereka memiliki durasi yang panjang yang mana jangka waktu perkembangan penyakit PTM ini relatif lama atau sulit untuk disembuhkan atau bisa disebut dengan KRONIS. Terdapat empat tipe utama penyakit tidak menular yaitu penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes.

Penyakit PTM atau disebut penyakit tidak menular merupakan penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang lain, penyakit tidak menular sering dianggap remeh bahkan masyarakat kurang memperhatikan betapa bahayanya resiko yang ditimbulkan dari penyakit tidak menular. 

Secara tidak sadar Gaya hidup masyarakat yang buruk dapat memeberikan efek negatif yang begitu besar pada tubuh mereka, kurangnya aktivitas fisik bahkan minimnya kosusmsi buah-buahan dan sayur menjadi pintu utama penyakit-penyakit kronis tersebut masuk kedalam tubuh.

Pola hidup modern telah mengubah sikap dan perilaku manusia, termasuk pola makan, Merokok, kosumsi Alkohol serta obat-obatan sebagai gaya hidup sehingga penderita penyakit degeneratif (penyakit karena penurunan fungsi organ tubuh) semakin meningkat dan mengancam kehidupan. 

Akibat Perilaku manusia pula, lingkungan hidup dieksploitasi sedemikian rupa sampai menjadi tidak ramah terhadap kehidupan manusia sehingga meningkatkan jumlah penderita penyakit paru kronis yang seringkali berakhir dengan kematian. 

Demikian pula berbagai penyakit kanker dapat dipicu oleh bermacam bahan kimia yang bersifat karsinogenik, dengan kondisi lingkungan, serta kembali lagi ke perilaku simanusia itu sendiri.  

Artinya lagi-lagi perilaku dan gaya hidup serta budaya yang sulit untuk dirubah menjadi persoalan pemerintah dalam membuat suatu kebijakan dalam mengurangi prevelensi penyakit tidak menular diindonesia. Bahkan PTM sendiri cenderung mulai meningkat pada anak-anak usia 10-14 tahun hal ini sangat berbahaya dikarenakan generasi generasi muda sudah terkontaminasi dengan penyakit penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Bukan menjadi hal yang mengejutkan, kita tahu banyak anak-anak bahkan remaja saat ini begitu mengikuti perkembangan teknologi serta gaya hidup yang tidak di filter apakah itu buruk ataupun negatif.

Berbicara mengenai PTM salah satu penyakit yang disebabkan oleh banyak hal dari segi kegiatan kita sehari-hari, misalnya saja kegiatan merokok yang membuat para anak-anak bahkan remaja menjadikan rokok sebagai konsumsi utama, mereka rela menyisihkan uang untuk membeli sebatang rokok bahkan rela mengeluarkan uang yang besar untuk mencukupi kebiasaan dalam merokok. Dengan merokok sendiri begitu banyak penyakit-penyakit PTM yang timbul, mulai dari munculnya penyakit kardiovaskular yang mencakup ke penyakit-penyakit seperti jantung kroner, peningkatan tekanan darah, penyakit jantung rematik bahkan penyakit pernapasan kronis. Serta begitu banyak kegiatan anak-anak dan remaja yang kurang sehat, seringnya begadang serta terbiasanya dalam mencoba makanan siap saji menjadikan hal ini semakin memperkuat mengapa penyakit ptm cenderung meningkat pada usia 10-14 tahun keatas.

Menurut WHO, kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia dan diprediksi pada tahun 2030 yang akan datang akan ada 52 juta jiwa kematian akibat penyakit tidak menular. Di indonesia sendiri juga mengalami ekskalasi PTM yang begitu tinggi dan tidak menentu. 

Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 dan 2013 menunjukan bahwa adanya kenaikan dan peningkatan terhadap prevelensi penyakit tidak menular seperti prevelensi penyakit stroke terjadi peningkatan dari 8.3 per mil pada tahun 2007 meningkat menjadi 12,1 pada tahun 2013, dari data tersebut diketahui bahwasannya 61 % dari total kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit PTM lainya. Dilansir dari riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018, mengatakan bahwa indonesia mengalami prevelensi terhadap penyakit tidak menular, serta menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Mengapa hal ini dapat terjadi, apakah kebijakan pemerintah serta upaya yang telah dilakukan untuk pencegahan dan penangulangan PTM sudah efektif ataukah belum. Jika kita melihat kebijakan-kebijakan pemerintah sudah sangat sesuai dalam melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menangulangi PTM ini, adanya pembetukan pos pembinaan terpadu (posbindu) menjadi salah satu bentuk penerapan penerapan dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang nyata, dimana posbindu bertujuan dalam melakukan detiksi dini, adanya edukasi serta penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat untuk bertujuan dalam melakukan prilaku dan gaya hidup yang sehat. Bahkan pelayanan yang diberikan disisi puskesmas juga disempurnakan dalam bentuk program-program yang mengacu pada tindakan primer untuk mencegah kenaikan kasus akibat PTM.

Regulasi pemerintah terkait PTM juga bekerjasama dengan berbagai instansi-instansi terkait untuk menjalankan upaya upaya dalam penyempurnaan program yang dirancang oleh pemerintah itu sendiri. Setiap kebijakan yang dirancang oleh pemerintah dapat memberikan program yang juga berbeda disetiap penyakit dalam pendekatanya, maka dari itu pemerintah harus seefektif mungkin dalam menyusun kegiatan-kegiatan baik itu kegiatan secara pendekatan maupun sebuah kebijakan, hal ini berupaya agar setiap penyakit PTM yang ditangani dapat teratasi secara efektif. Pemerintah juga telah menyampaikan rencana pembagunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024 dalam peningkatan pengendalian penyakit yang diutamakan serta difokuskan kepada penyakit penyakit tidak menular seperti, penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes, kanker, dan kardiovaskular serta penyakit tidak meular lainya tidak lupa juga penanganan terhadap penyakit menular yang masuk kedalam penyusunan RPJMN,seperti HIV/AIDS, TB, malaria dan penyakit menular lainnya, dimana penyakit penyakit ini memberikan dan menimbulkan potensi yang luar biasa sulit dicegah dan disembuhkan.

Kebijakan yang telah diterapkan sudah sangat baik, namun pemerintah hanya perlu melihat sejauh mana penerapan program dalam mengatasi angka dari prevelensi PTM serta kegiatan-kegiatanatau program yang pernah gagal dalam mengatasi permasalahan PTM, agar dapat di evaluasi serta diberikan program dan rencana dengan inovasi yang lebih efektif. Ada beberapa upaya yang hendak diterapkan pemerintah terkait penanganan kasus PTM di indonesia dengan pendekatan promotif dan preventif disetiap aktifitas pelayanan kesehatan.

Apabila kita melihat kebijakan dan rencana rencana dari pemerintah dapat kita menilai Dengan begitu banyak inovasi kebijakan untuk kegiatan baru ataupun pembenahan pada kegiatan lama hanya satu harapan dan tujuan kita  yaitu mengatasi permasalahan kesehatan salah satunya PTM di indonesia, pemerintah telah mencoba upaya pendekatan promotif dan preventif, merupakan hal utama yang diberlakukan , Salah satu pendekatan berupa promosi kesehatan yang didalamnya terdapat aspek-aspek seperti  promotif dan preventif, kegiatan-kegiatan yang berupa edukasi serta penyuluhan dan aksi nyata dalam melakukan monitoring dan evaluasi keadaan dilapangan secara berkala, skrining pada kelompok beresiko serta adanya pendidikan kesehatan. Mengingat suatu kalimat yang wajib kita pegang yaitu mencegah lebih baik dari pada mengobati adalah suatu gambaran upaya dan rasa semangat dari kita untuk hidup lebih sehat, artinya keefektifan pemerintah dalam menuntaskan permasalahan ini bukan hanya saja dari peran pemerintah namun tanggung jawab bersama serta kesadaran dalam memahami begitu pentingnya kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun