Mohon tunggu...
Muhammad Davien Dwi
Muhammad Davien Dwi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar aktif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Remaja Masa Kini

22 Februari 2024   16:34 Diperbarui: 22 Februari 2024   16:41 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era ini banyak sekali kenakalan remaja yang sudah di luar batas. Hukuman negara dan sanksi sosial di masyarakat tidak menjadi ketakutan bagi remaja saat ini. Banyak orang tua dan guru pun juga dibantah dan tak didengar.
Kenakalan remaja secara umum disebut juga dengan delinkuensi. Di Indonesia, kasus kenakalan remaja kian marak dan meningkat setiap harinya. Banyak penyebab dan alasan mengapa mereka dapat melakukan hal semacam itu. Salah satu penyebabnga yang utama adalah karena pergaulan bebas yang saat ini makin terbuka dan mudah untuk ditemui dimana saja. 

Usia anak remaja yang sering terlibat pun berkisar belasan tahun. Memang pada usia itulah puncak kebebasan yang dapat dirasakan anak-anak yang tumbuh menginjak remaja. Rasa penasaran yang sangat besar memicu terjadinya kenakalan remaja.
Pergaulan bebas juga terjadi akibat suatu konflik-konflik kelabilan sederhana yang dirasakan pada seorang remaja. Di sini dapat disimpulkan bahwa kejadian-kejadian yang berimplikasi dengan pergaulan bebas sangatlah berbahaya, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut tidak akan datang menghantui kita, terlebuh di era yang serba digital ini. 

Semua menjadi serba bisa membuat segala informasi yang bersifat informatif maupun unformatif dapat memengaruhi psikis maupun pola kehidupan tiap individu. Kembali pada pola pikir diri sendiri tentang bagaimana cara kita mengendalikan diri pada hal-hal negatif yang akan dan dapat menghantui kita.


Memperkokoh spiritual diri termasuk salah satu cara  yang paling efektif karena jika kita tidak tahu atau memahami maka bagaimana kita bisa tahu bahwa itu melanggar norma agama? Dan jika melanggar norma agama, maka tidak menutup kemungkinan bahwa itu juga dapat menyalahi sistem kemanusiaan kepada sesama individu.
Lingkungan sosial termasuk salah satu faktor yang berpengaruh dalam diri seorang remaja. Setiap lingkungkan dapat saja menggambarkan suatu tindakan atau perilaku yang asal mulanya dari anggapan ataupun prasangkanya sendiri. Saya melihat banyak sekali orang-orang yang tata urutan dalam menilai setiap manusia adalah dari asal lingkungannya. Bagaimana baik dan buruknya lingkungan itu bisa dibuat penilaian secara spontanitas tanpa tahu mengenal sosoknya. 

Seperti contohnya adalah jika dalam suatu wilayah kebanyakan masyarakatnya menyukai minum keras, narkoba, dan judi. Apakah semua remaja di sana akan menjadi calon judi, suka minum-minuman keras, pengonsumsi narkoba? Apakah hal itu dapat menjadi patokan dalam hal menilai sistem manusia? Jawabannya masih mengambang karena tidak semua anak bisa terpengaruh dari lingkungannya. Tetapi juga tidak menutup kemungkinan bahwa faktor lingkungan itu bisa membangun karakter anak tersebut.
Pengetahuan dan pengalaman yang berdasarkan anggapan sekaligus rasa ingin tahu yang tinggi adalah pengaruh paling fatal menurut saya dalam hal pergaulan bebas. Dengan rasa ingin tahu awalnya kita akan berada di fase membayangkan, jika telah selesai pada fase membayangkan akan lebih mungkin kita akan berada di fase merasakan atau mencoba yang akibatnya akan fatal.
Dalam hal edukasi seksual misalnya adalah hamil diluar nikah. 

Mungkin awalnya kesepakatan bersama yang tidak didasari oleh kebijaksanaan maupun kejernihan dalam berpikir yang kemudian melahirkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, lalu akibatnya penanggungjawabannya berada diluar nalar kesepakatan itu tadi. Setelah terjadi pasti akan banyak sekali cara yang dilakukan untuk menyelesaikan kesalahan itu tetapi dengan cara yang kebanyakan sangat ekstrem.
Untuk itu kita sebagai penerus bangsa harus bisa berperan penting untuk meminimalisirkan dan mencegah berkembangnya dari kenakalan remaja di Indonesia. Dengan peran ini kita dapat mewujudkan Indonesia menjadi negara yang maju dan cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun