Mohon tunggu...
Muhammad DaiyanAmrillah
Muhammad DaiyanAmrillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi yaitu membaca buku. Hobi ini saya sukai semenjak saya duduk di bangku SMA.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cahaya Sebuah Kata

29 April 2024   20:00 Diperbarui: 29 April 2024   20:27 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cahaya dalam gelap (https://www.pexels.com/id-id/foto/cahaya-sinar-gelap-kelam-11555845/)

Sinar mentari pagi masuk kedalam kamar setiap orang. Masuk menyelinap melalui lorong lorong dan kemudian menghangatkan tubuh manusia yang telah bangun dari tidur lelapnya. Entah sadar ataupun tidak, hal ini telah berlangsung seumur hidup kita. Cahaya yang kita terima setiap hari merupakan hal yang amat penting bagi kehidupan kita. Segala aktivitas yang membutuhkan kemampuan untuk melihat maka cahaya lah yang menjadi sumber daya yang menopangnya. Kemudian kita mampu untuk bercermin dan bisa melihat keadaan diri kita dari pantulan cahaya tersebut.


Dari fenomena diatas kita belajar bahwa cahaya merupakan suatu hal yang dapat dipantulkan oleh mata kita yang kemudian tergambar dalam bentuk visual dari apa apa yang kita lihat. Dalam konteks bahasa, maka setiap tutur kata yang kita ucapkan adalah refleksi dari apa yang kita pikirkan. Dapat disimpulkan bahwa apa yang kamu ucapkan, maka itulah keadaan dirimu.

Ucapan kita adalahh sebuah hasil dari rangkaian panjang proses yang terjadi didalam otak manusia. Mulai dari informasi yang masuk kedalam benak kita, kemudian disimpan, dan akhirnya diri kita sendiri yang memutuskan. Apakah kata kata yang kita ucapkan memang layak untuk terucap dari mulut kita? atau apakah yang kita ucapkan adalah hal hal yang baik dan memberikan manfaat bagi orang lain?.

Kita hidup dalam sebuah fenomena bermasyarakat. Dimana sebuah hubungan yang baik hanya akan terjalin atas dasar komunikasi yang baik antar sesamanya. Hubungan komunikasi yang baik sesama manusia hanya dapat terjalin dengan konsep saling memahami satu sama lain . Atas dasar itulah setiap manusia harus lebih jelih dalam memilah kata kata atau bahasa yang ingin di ucapkan agar orang lain mampu menangkap pesan yang disampaikan. Dengan begitu, orang tersebut mampu memberikan timbal balik yang sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Bahkan dengan lebih jauh kita dapat mengukur kualitas diri seseorang dari kata kata yang sering ia ucapkan. Kata kata sangat berkaitan dengan reaksi psikologis manusia didalamnya. Intonasi, gaya bahasa, dan tempo bicara setiap orang secara khusus menggambarkan kondisi yang sedang ia hadapi. Ketika sedang santai maka ia akan menggunakan bahasa yang tidak baku dan temponya pun tenang. Namun dalam kondisi yang menegangkan ia akan berintonasi tinggi dan temponya pun lebih tinggi dari biasanya.

Sering kali budaya pun turut mencampuri kita dalam soal bermasyarakat. Ke aneka ragaman bahasa yang kita miliki memiliki keunikan sendiri bagi bangsa Indonesia. Namun seringkali budaya  berbahasa yang semakin modern membawa manusia pada kemunduran manusia dalam hal etika dan moral. Hoax yang bertebaran dimedia sosial menjadi senjata para pendusta untuk menebar kebohongan pada publik . Terjadinya saling hujat menghujat antara sesamanya yang tak kadang menjadi cikal bakal permusuhan. Miris, namun itulah persoalan yang tengah dihadapi bangsa ini.

Seharusnya setiap tutur kata yang diucapkan maupun ditulis mampu untuk membawa perdamaian melintasi berbagai macam perbedaan ras, suku,dan agama. Untuk itulah bahasa diciptakan, membuat manusia lebih memahami manusia lainnya. dan menjadi senjata yang paling ampuh untuk menciptakan kerukunan di Indonesia.

Jika cahaya adalah suatu yang menerangkan. Maka cahaya juga yang menjadi asal usul terciptanya kegelapan. Kata kata yang seseorang ucapkan mampu menerangi dan memberikan manfaat bagi sekelilingnya. Sekaligus pula kata kata mampu menjadi asal usul terciptanya sebuah konflik yang memecah belah antar manusia. Orang yang bijak pasti kata katanya akan menjadi cahaya kedamaian bagi orang orang di sekelilingnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun