Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Barbershop Jadi Lifestyle, Apa Kabar Tukang Cukur Tradisional?

24 Januari 2025   09:53 Diperbarui: 24 Januari 2025   09:48 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tukang cukur tradisional (sumber gambar: dokumen pribadi/Muhammad Dahron)

Tantangan Tukang Cukur Tradisional

Menjamurnya barbershop menimbulkan tantangan besar bagi tukang cukur tradisional. Di tengah gempuran tempat cukur modern yang menawarkan pengalaman lebih dari sekadar memotong rambut, tukang cukur tradisional harus berjuang keras untuk mempertahankan pelanggan setianya. 

Tantangan pertama datang dari pergeseran selera konsumen. Generasi muda, yang kini menjadi pasar utama, cenderung memilih barbershop karena suasananya yang lebih nyaman, modern, dan dianggap mencerminkan gaya hidup masa kini. 

Tukang cukur tradisional, dengan peralatan sederhana dan tempat yang sering kali dianggap kurang menarik, mulai dilihat sebagai sesuatu yang "kuno." Selain itu, masalah inovasi juga menjadi kendala besar. 

Barbershop modern mengikuti tren potongan rambut terkini yang sering diperlihatkan oleh selebriti atau media sosial, sementara banyak tukang cukur tradisional masih bertahan dengan gaya cukur klasik yang sama selama puluhan tahun. Hal ini membuat mereka sulit bersaing di tengah permintaan konsumen yang semakin kompleks.

Persaingan harga juga menjadi ironi tersendiri. Meski tarif tukang cukur tradisional jauh lebih murah dibandingkan barbershop, banyak konsumen yang tetap rela membayar lebih untuk mendapatkan pengalaman dan layanan tambahan yang tidak ditawarkan oleh tukang cukur tradisional. 

Akibatnya, pelanggan mereka perlahan berkurang, terutama di kalangan anak muda, yang kini lebih memilih barbershop sebagai tempat langganan.

Menghidupkan Kembali Tukang Cukur Tradisional

Agar tetap relevan, tukang cukur tradisional perlu beradaptasi dengan perubahan selera dan kebutuhan masyarakat tanpa kehilangan jati diri mereka. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan kualitas layanan. 

Meski sederhana, penambahan layanan seperti pijat kepala, penggunaan produk modern seperti pomade, atau bahkan menyediakan handuk hangat dapat menciptakan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi pelanggan. Dengan begitu, tukang cukur tradisional dapat bersaing tanpa harus mengubah esensi kesederhanaannya.

Selain itu, tampilan tempat cukur juga perlu mendapatkan perhatian. Meski tidak harus bertransformasi menjadi barbershop mewah, memberikan sentuhan modern pada ruang kerja seperti pengecatan ulang, pencahayaan yang lebih baik, atau menambahkan elemen estetis sederhana dapat membuat suasana lebih menarik bagi pelanggan, terutama generasi muda yang akrab dengan estetika visual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun