Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bisnis dan Lingkungan: Bagaimana Korporasi Besar Mengadopsi Green Economy?

23 Januari 2025   11:30 Diperbarui: 23 Januari 2025   10:24 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bisnis dan Lingkungan (sumber gambar: alamisharia.co.id)

Lebih dari itu, korporasi besar memiliki kapasitas untuk berinovasi dan menerapkan solusi berbasis teknologi yang ramah lingkungan. Investasi pada energi terbarukan, efisiensi sumber daya, dan proses produksi yang lebih bersih dapat secara drastis mengurangi jejak ekologis perusahaan. 

Selain itu, pendekatan seperti ekonomi sirkular, di mana limbah diolah menjadi bahan baku baru, dapat membantu mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam. Misalnya, perusahaan di sektor manufaktur dapat mengadopsi praktik daur ulang atau desain produk yang lebih berkelanjutan untuk memperpanjang siklus hidup produknya. 

Langkah-Langkah Nyata Korporasi dalam Mengadopsi Green Economy

Banyak korporasi besar di Indonesia dan dunia telah mulai mengadopsi strategi hijau dalam operasionalnya sebagai respons terhadap meningkatnya tuntutan keberlanjutan. Perusahaan-perusahaan ini berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan efisiensi energi, dan memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan. 

Misalnya, beberapa produsen energi di Indonesia mulai menggunakan panel surya dan energi angin sebagai bagian dari transisi menuju energi terbarukan. Di sektor manufaktur, perusahaan besar telah mengadopsi proses produksi rendah karbon dan menggunakan bahan baku yang dapat didaur ulang untuk mengurangi limbah. 

Selain itu, banyak korporasi mulai menerapkan kebijakan internal yang mendukung praktik berkelanjutan. Beberapa di antaranya mengintegrasikan pelaporan keberlanjutan ke dalam laporan tahunan mereka, mengukur dampak lingkungan dari operasi bisnis mereka, dan menetapkan target pengurangan emisi. 

Beberapa perusahaan bahkan mengembangkan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berfokus pada restorasi ekosistem, seperti rehabilitasi hutan mangrove dan pengelolaan limbah plastik. 

Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan citra perusahaan di mata konsumen, tetapi juga menarik perhatian investor yang semakin memperhatikan faktor Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam portofolio investasi mereka.

Tantangan dalam Penerapan Green Economy

Meskipun manfaatnya besar, penerapan green economy tidak selalu mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah investasi awal yang signifikan, terutama dalam hal teknologi ramah lingkungan, infrastruktur energi terbarukan, dan pelatihan sumber daya manusia. 

Bagi banyak perusahaan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia, biaya ini sering dianggap sebagai hambatan besar dibandingkan dengan pendekatan bisnis konvensional yang lebih murah. Selain itu, kurangnya akses terhadap teknologi hijau dan pendanaan yang memadai menjadi faktor lain yang menghambat adopsi green economy secara luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun