Transparansi dalam proses pengembangan dan distribusi hasil rekayasa genetik juga menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Dengan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan, CRISPR dapat menjadi salah satu alat transformasi dalam sistem pangan Indonesia.Â
Teknologi ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan produktivitas, tetapi juga mendukung pencapaian ketahanan pangan yang lebih tangguh di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
CRISPR memiliki potensi besar untuk memperbaiki masalah pangan di Indonesia, tetapi penerapannya membutuhkan pendekatan yang hati-hati dan kolaborasi lintas sektor. Teknologi ini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian, memperkuat ketahanan pangan, dan menghadirkan inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam.Â
Namun, tanpa dukungan regulasi yang jelas, edukasi publik yang memadai, serta investasi yang berkelanjutan dalam penelitian dan pengembangan, manfaat teknologi ini tidak akan dapat dirasakan secara optimal.
Keberhasilan implementasi CRISPR juga bergantung pada keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga masyarakat umum, untuk memastikan bahwa penggunaannya tidak hanya membawa keuntungan ekonomi, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kebutuhan sosial.Â
Dengan perencanaan yang matang dan sinergi yang kuat, Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan CRISPR sebagai salah satu solusi strategis dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H