Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Apakah Penggunaan CRISPR di Indonesia Dapat Memperbaiki Masalah Pangan?

21 Januari 2025   09:01 Diperbarui: 21 Januari 2025   09:01 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi padi salah satu jenis tanaman pangan di indonesia (sumber gambar: perumperindo.co.id)


Di tengah tantangan ketahanan pangan global, teknologi CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats) menjadi salah satu inovasi yang menjanjikan. Teknologi ini memungkinkan pengeditan gen dengan presisi tinggi, memberikan peluang besar untuk menciptakan tanaman yang lebih tahan terhadap penyakit, hama, dan perubahan iklim.

Dalam konteks Indonesia, yang menghadapi berbagai tantangan seperti lahan pertanian yang semakin terbatas, kerusakan lingkungan, dan peningkatan permintaan pangan akibat pertumbuhan populasi, CRISPR bisa menjadi solusi yang revolusioner.

Namun, pemanfaatannya juga menimbulkan pertanyaan penting: sejauh mana teknologi ini dapat diadaptasi dalam sistem pertanian Indonesia yang beragam? Apakah CRISPR mampu menjadi solusi nyata bagi masalah ketahanan pangan, ataukah teknologi ini hanya akan menambah kesenjangan dalam sektor pertanian? 

Potensi CRISPR dalam Mengatasi Masalah Pangan

CRISPR adalah teknologi rekayasa genetik yang memungkinkan para ilmuwan untuk mengedit DNA dengan presisi tinggi. Dengan menggunakan alat ini, gen pada tanaman dapat dimodifikasi untuk menghasilkan varietas yang lebih tahan terhadap hama, penyakit, dan kondisi lingkungan yang ekstrem.

Teknologi ini juga membuka peluang untuk meningkatkan nilai gizi tanaman, mempercepat waktu panen, dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia seperti pestisida dan pupuk sintetis.

Di negara seperti Indonesia, yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dan tantangan pertanian yang kompleks, CRISPR dapat menjadi solusi potensial untuk mengatasi masalah ketahanan pangan. 

Teknologi ini memungkinkan pengembangan varietas lokal yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan kondisi tanah yang kurang subur, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian tanpa perlu memperluas lahan.

Namun, pemanfaatan CRISPR juga memunculkan sejumlah kekhawatiran, mulai dari etika pengeditan gen hingga dampaknya terhadap ekosistem dan keberlanjutan lingkungan. 

Selain itu, penerapan teknologi ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, peneliti, dan petani, agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun