Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

UMKM di Tengah Gempuran Platform Digital: Bertahan atau Tenggelam?

14 Januari 2025   08:35 Diperbarui: 14 Januari 2025   13:10 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI UMKM | KOMPAS/PRIYOMBODO

"Perkembangan teknologi yang pesat telah mengubah perilaku konsumen dan cara berbisnis secara signifikan."

Platform digital, seperti e-commerce, media sosial, dan aplikasi keuangan, menawarkan kemudahan akses pasar yang lebih luas dan efisiensi dalam proses operasional. Namun, bagi banyak UMKM, transisi menuju dunia digital bukanlah hal yang sederhana.

Mereka dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari minimnya pemahaman teknologi, kesulitan mengelola pemasaran digital, hingga persaingan sengit dengan pelaku bisnis besar yang memiliki sumber daya lebih kuat. Sementara itu, tuntutan untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman menjadi tekanan yang tidak dapat dihindari.

Di satu sisi, digitalisasi menawarkan potensi besar untuk meningkatkan pendapatan dan memperluas jangkauan pasar. Di sisi lain, proses adaptasi ini membutuhkan upaya dan investasi yang tidak sedikit, terutama bagi UMKM yang terbiasa dengan model bisnis tradisional. 

Pertanyaannya adalah: apakah UMKM Indonesia siap menghadapi tantangan ini, atau justru tergerus dalam arus perubahan yang tidak terelakkan?

Era Digital: Berkah atau Beban bagi UMKM?

Melalui marketplace, UMKM dapat memasarkan produk mereka ke konsumen di seluruh penjuru Indonesia, bahkan hingga mancanegara, tanpa harus membuka toko fisik yang membutuhkan biaya besar. Media sosial memungkinkan mereka untuk membangun merek, berinteraksi langsung dengan pelanggan, dan memanfaatkan kekuatan konten untuk menarik perhatian pasar. 

Sementara itu, layanan fintech seperti pembayaran digital dan pembiayaan berbasis teknologi mempermudah transaksi dan akses modal, yang sebelumnya menjadi kendala utama bagi banyak pelaku usaha kecil.

Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan. Persaingan di marketplace sangat ketat, dengan ribuan bahkan jutaan produk serupa yang bersaing dalam harga dan kualitas. Di media sosial, UMKM harus bersaing untuk mendapatkan perhatian di tengah derasnya arus informasi, yang sering kali membutuhkan strategi pemasaran kreatif dan anggaran iklan yang tidak sedikit.

Layanan fintech pun tidak selalu mudah diakses oleh semua pelaku UMKM, terutama mereka yang belum memiliki literasi keuangan atau digital yang memadai. Tanpa pemahaman yang cukup, banyak UMKM justru kesulitan memanfaatkan peluang ini secara optimal, bahkan berisiko menghadapi kerugian akibat salah langkah dalam mengelola usaha mereka secara digital.

Transformasi Digital: Peluang yang Harus Diraih

Transformasi digital memberikan jalan bagi UMKM untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman dan mengoptimalkan potensi mereka. Dengan masuk ke ekosistem digital, UMKM dapat mengakses pasar yang lebih luas, meningkatkan efisiensi operasional, dan menciptakan inovasi dalam bisnis mereka.

Salah satu contoh nyata adalah penggunaan media sosial untuk strategi pemasaran. Banyak UMKM yang berhasil membangun brand awareness dengan biaya minim melalui platform seperti Instagram, TikTok, atau Facebook. Konten kreatif yang dikemas dengan baik mampu menarik perhatian konsumen, bahkan menciptakan tren baru.

Selain itu, digitalisasi juga membantu UMKM dalam meningkatkan manajemen bisnis. Berbagai aplikasi kini tersedia untuk membantu mengelola inventaris, keuangan, hingga komunikasi dengan pelanggan. Hal ini memungkinkan pelaku UMKM untuk fokus pada pengembangan produk dan layanan mereka.

Namun, untuk meraih manfaat penuh dari transformasi ini, pelaku UMKM perlu berinvestasi pada pengembangan kapasitas. Pelatihan literasi digital, penguasaan teknologi, dan pemahaman tentang algoritma marketplace atau media sosial menjadi kunci keberhasilan. Tidak kalah penting adalah keberanian untuk terus belajar dan beradaptasi dengan dinamika pasar yang selalu berubah.

Tantangan Keberlanjutan

Banyak UMKM yang merasa terjebak dalam siklus persaingan harga di platform digital, di mana mereka dipaksa memberikan diskon besar untuk menarik pelanggan. 

Hal ini sering kali berdampak pada margin keuntungan yang menipis, sehingga sulit bagi UMKM untuk mempertahankan bisnis dalam jangka panjang. Selain itu, ketergantungan pada platform digital membuat UMKM rentan terhadap kebijakan platform, seperti perubahan algoritma atau biaya layanan yang tiba-tiba naik.

Di sisi lain, tantangan keberlanjutan juga muncul dari sisi operasional. Banyak UMKM yang kesulitan mengelola skala bisnis mereka saat permintaan tiba-tiba meningkat karena promosi digital. Ketiadaan sistem manajemen inventaris dan logistik yang memadai sering kali membuat pelaku UMKM kewalahan, yang pada akhirnya merugikan reputasi mereka di mata konsumen.

Tantangan lainnya adalah ketimpangan akses terhadap teknologi. UMKM di perkotaan cenderung lebih mudah mengadopsi digitalisasi dibandingkan UMKM di daerah pedesaan atau terpencil. Ketimpangan ini menyebabkan sebagian UMKM tertinggal dan sulit bersaing di pasar yang semakin terhubung secara global.

Kesimpulan: Bertahan atau Tenggelam?

Adaptasi digital bagi UMKM bukanlah pilihan, melainkan keharusan untuk bertahan di era modern. Namun, perjalanan ini membutuhkan komitmen yang kuat dari pelaku usaha serta dukungan yang terintegrasi dari berbagai pihak. UMKM perlu secara aktif meningkatkan literasi digital mereka, belajar memanfaatkan teknologi, dan membangun strategi bisnis yang relevan dengan dinamika pasar.

Dukungan ekosistem yang holistik juga menjadi faktor penentu keberhasilan transformasi ini. Pemerintah harus terus mendorong program pelatihan digital yang inklusif, terutama bagi UMKM di daerah terpencil. Kebijakan yang melindungi UMKM, seperti regulasi yang memastikan persaingan sehat di platform digital, juga sangat dibutuhkan. Selain itu, perusahaan teknologi dan platform digital memiliki peran penting dalam memberikan solusi yang mudah diakses dan terjangkau bagi pelaku UMKM.

Kolaborasi antara UMKM, pemerintah, sektor swasta, dan komunitas menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem yang kondusif. Misalnya, program kemitraan antara marketplace besar dengan UMKM lokal dapat membantu memperluas akses pasar sekaligus memberikan pelatihan yang dibutuhkan.

Pada akhirnya, transformasi digital adalah perjalanan yang membutuhkan waktu, sumber daya, dan kemauan untuk terus belajar. Bagi UMKM yang mampu beradaptasi, peluang untuk tumbuh dan berkembang sangat besar. Namun, bagi mereka yang tetap bertahan dengan cara konvensional tanpa berusaha bertransformasi, risiko untuk tertinggal di era digital ini semakin nyata.

Dengan komitmen dan dukungan ekosistem yang tepat, UMKM Indonesia tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga menjadi pemain utama dalam perekonomian digital yang semakin kompetitif. Inilah saatnya bagi UMKM untuk bangkit, berinovasi, dan membuktikan bahwa mereka adalah kekuatan ekonomi yang tak tergantikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun