Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dilema Fresh Graduate: Bagaimana Mendapat Pengalaman Jika Tidak Ada Kesempatan?

11 Januari 2025   20:30 Diperbarui: 11 Januari 2025   19:09 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, pelamar mengantre melamar kerja di Alfamart di Kampung Gardutanjak, Pandeglang, Rabu (12/07/2017).(sumber foto : Dendi via tuntasmedia.com)

Setiap tahun, ribuan mahasiswa merayakan kelulusan mereka dengan harapan besar untuk segera memulai karier yang cemerlang. Mereka membayangkan diri mereka bekerja di perusahaan-perusahaan besar, mendapatkan gaji yang menggiurkan, dan membangun masa depan yang gemilang. 

Namun, kenyataan yang dihadapi oleh banyak fresh graduate seringkali jauh berbeda dari impian tersebut. Dunia kerja yang mereka impikan ternyata penuh dengan tantangan, dan salah satunya adalah sebuah pertanyaan yang sangat membingungkan, "Bagaimana bisa mendapatkan pengalaman jika belum diberi kesempatan untuk bekerja?"

Bagi banyak lulusan baru, pengalaman kerja menjadi batu sandungan utama. Meski telah menghabiskan bertahun-tahun belajar di perguruan tinggi, mereka dihadapkan pada syarat pekerjaan yang menuntut pengalaman bertahun-tahun sesuatu yang tidak dapat mereka miliki. 

Ketika akhirnya mereka melamar pekerjaan, jawaban yang mereka terima seringkali adalah, "Kami mencari kandidat dengan pengalaman minimal tiga tahun." Sebuah kontradiksi besar muncul, bagaimana mungkin seseorang yang baru lulus, yang belum pernah bekerja, bisa memiliki pengalaman yang diminta? 

Paradoks Dunia Kerja

Permintaan pengalaman kerja yang tinggi untuk posisi entry level menciptakan paradoks yang membingungkan. Sebuah lowongan pekerjaan yang dirancang untuk fresh graduate sering kali dilengkapi dengan persyaratan yang tidak realistis, seperti "pengalaman kerja minimal 2 hingga 3 tahun". 

Ini bertentangan langsung dengan kenyataan bahwa posisi entry level seharusnya diperuntukkan bagi mereka yang baru saja lulus dan belum memiliki pengalaman profesional. Dengan tuntutan yang demikian, bagaimana mungkin seorang lulusan baru bisa memenuhi kualifikasi tersebut jika mereka belum pernah bekerja sebelumnya?

Fenomena ini bukan hanya terjadi pada satu atau dua industri, tetapi hampir merata di berbagai sektor, mulai dari teknologi, pemasaran, hingga keuangan. Bahkan beberapa perusahaan besar yang seharusnya menjadi tempat berkembangnya talenta muda juga ikut memberlakukan persyaratan yang sama. 

Akibatnya, banyak fresh graduate yang merasa terjebak dalam situasi yang seolah-olah tidak ada jalan keluarnya. Mereka telah melalui proses pendidikan bertahun-tahun, tetapi begitu mereka memasuki pasar kerja, mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa ijazah mereka tidak cukup untuk membuka pintu kesempatan.

Penyebab dan Implikasinya

Mengapa fenomena ini terjadi? Ada beberapa alasan yang bisa menjelaskan mengapa banyak perusahaan cenderung menuntut pengalaman yang tinggi, bahkan untuk posisi entry-level. 

Pertama, banyak perusahaan yang berfokus pada efisiensi dan kecepatan dalam mengisi posisi-posisi penting. Dengan memprioritaskan kandidat yang sudah memiliki pengalaman, perusahaan berharap bisa langsung mendapatkan karyawan yang siap bekerja tanpa perlu melalui proses pelatihan yang panjang. 

Mereka merasa lebih aman memilih kandidat yang sudah terbiasa dengan lingkungan kerja dan memiliki keterampilan yang sudah teruji, daripada mengambil risiko dengan fresh graduate yang harus dibimbing dari awal. Selain itu, persaingan di dunia kerja semakin ketat. 

Dengan banyaknya lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya, perusahaan merasa mereka memiliki banyak pilihan dan dapat memilih yang terbaik di antara yang sudah berpengalaman. Di sisi lain, perusahaan juga sering kali tidak cukup memberikan perhatian pada pengembangan program pelatihan yang efektif bagi fresh graduate. 

Mereka lebih memilih untuk mencari kandidat yang "siap pakai" tanpa harus menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk mengajari keterampilan yang mungkin belum dikuasai oleh lulusan baru.

Solusi untuk Mengatasi Dilema

Meski tantangan ini terasa berat, bukan berarti tidak ada jalan keluar. Para fresh graduate yang menghadapi kesulitan dalam memperoleh pengalaman kerja harus kreatif dan proaktif mencari cara untuk menembus hambatan ini. 

Salah satu langkah pertama yang dapat diambil adalah dengan memanfaatkan kesempatan magang. Magang memberikan pengalaman praktis yang sangat berharga, sekaligus memungkinkan seseorang untuk membangun jaringan profesional yang bisa membuka peluang kerja di masa depan. 

Banyak perusahaan bahkan seringkali merekrut karyawan tetap dari program magang mereka, memberikan kesempatan bagi fresh graduate untuk membuktikan kemampuan mereka langsung di tempat kerja. Selain itu, mengikuti pelatihan dan sertifikasi yang relevan dengan bidang pekerjaan yang diinginkan juga dapat menjadi strategi yang efektif. 

Dengan memperoleh keterampilan tambahan, fresh graduate bisa menunjukkan bahwa mereka memiliki kompetensi lebih daripada hanya sekadar ijazah. Dalam dunia yang semakin mengutamakan keterampilan praktis, memiliki sertifikasi dari lembaga yang diakui dapat menjadi nilai tambah yang membedakan mereka dari kandidat lain.

Freelance dan proyek lepas juga bisa menjadi solusi bagi mereka yang kesulitan mendapatkan pekerjaan tetap. Dengan bekerja secara mandiri dalam proyek-proyek kecil, seorang fresh graduate tidak hanya mendapatkan pengalaman yang dibutuhkan tetapi juga dapat menunjukkan inisiatif dan kemampuan untuk bekerja secara independen. 

Di era digital ini, platform-platform seperti Upwork atau Freelancer memberikan peluang bagi siapa saja untuk menawarkan keahlian mereka tanpa harus terikat pada perusahaan besar.

Dunia kerja memang penuh tantangan, terutama bagi fresh graduate. Namun, tantangan tersebut bukanlah penghalang yang tidak bisa diatasi. Dengan pendekatan yang tepat, semangat pantang menyerah, dan kemampuan untuk beradaptasi, peluang untuk berkembang dan sukses tetap terbuka lebar. 

Lulusan baru harus mampu melihat tantangan ini sebagai peluang untuk berkembang, belajar lebih banyak, dan membuktikan bahwa mereka bisa menghadapi dunia kerja meskipun tanpa pengalaman sebelumnya.

Lebih dari itu, dunia kerja juga harus berubah untuk mendukung generasi muda ini. Perusahaan perlu lebih banyak memberi kesempatan kepada fresh graduate untuk berkembang melalui program pelatihan dan magang yang nyata. 

Pendidikan dan sektor industri perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa kurikulum yang diajarkan relevan dengan kebutuhan pasar, memberikan keterampilan praktis yang dibutuhkan di lapangan.

Pada akhirnya, meskipun jalannya tidak selalu mudah, setiap fresh graduate memiliki potensi untuk sukses. Yang dibutuhkan hanyalah ketekunan, keberanian untuk mengambil inisiatif, serta dukungan dari lingkungan sekitar, baik itu dari keluarga, teman, atau perusahaan. 

Dengan memanfaatkan setiap peluang yang ada, mereka bisa memulai perjalanan karier yang cemerlang, mengatasi dilema pengalaman kerja, dan membuktikan bahwa mereka layak untuk sukses di dunia yang penuh tantangan ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun