Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pinjaman Online: Solusi atau Tali Pencekik Leher?

11 Januari 2025   18:19 Diperbarui: 11 Januari 2025   18:16 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi terjerat utang pinjol (sumber gambar: cakrawala.co via modusaceh.co)

Sebelum memutuskan untuk meminjam, penting bagi seseorang untuk mengevaluasi kebutuhan mereka secara mendalam. Apakah dana yang diperlukan benar-benar untuk keperluan mendesak, atau hanya untuk keinginan yang sebenarnya bisa ditunda? Membuat prioritas adalah langkah awal untuk mencegah diri dari godaan mengambil pinjaman yang tidak perlu.

Selain itu, jika memutuskan untuk memanfaatkan layanan pinjol, pastikan hanya memilih penyedia yang terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penyedia resmi cenderung lebih transparan dalam menetapkan bunga, biaya tambahan, dan denda keterlambatan. 

Informasi ini harus dipahami dengan baik sebelum menyetujui pinjaman. Hindari pinjol ilegal yang sering kali memberikan syarat tidak jelas dan berpotensi merugikan.

Secara kesimpulan, pinjaman online memang dapat menjadi solusi dalam kondisi darurat, tetapi tanpa perhitungan matang, ia bisa berubah menjadi tali pencekik leher yang membelit tanpa ampun. Kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan sering kali membuat orang tergoda tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjangnya. 

Tingginya bunga, ancaman penyalahgunaan data pribadi, dan tekanan psikologis akibat penagihan yang agresif adalah risiko nyata yang harus dihadapi jika penggunaan pinjol tidak dilakukan dengan bijaksana. Masyarakat perlu memahami bahwa tidak ada solusi keuangan instan yang sepenuhnya tanpa risiko. 

Memilih pinjol resmi, membaca syarat dan ketentuan dengan teliti, serta memastikan kemampuan untuk melunasi pinjaman adalah langkah penting untuk menghindari jebakan ini. Selain itu, peningkatan literasi keuangan harus menjadi prioritas agar masyarakat mampu mengelola kebutuhan dan keuangan dengan lebih baik tanpa bergantung pada pinjaman.

Pada akhirnya, pinjaman online hanyalah alat. Apakah ia menjadi solusi atau bencana bergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Bijaklah dalam mengambil keputusan keuangan, karena utang yang tidak terkendali tidak hanya merusak kondisi finansial, tetapi juga kualitas hidup secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun