Menurut berbagai penelitian, konsumsi gula berlebih memiliki dampak serius pada kesehatan. Gula, terutama dalam bentuk gula tambahan yang sering ditemukan pada makanan dan minuman olahan, dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah secara drastis.Â
Kondisi ini memaksa pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak, dan jika kebiasaan mengonsumsi gula berlebih terus berlanjut, tubuh bisa kehilangan kemampuan untuk merespons insulin dengan baik, yang dikenal dengan istilah resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah kondisi yang sering menjadi langkah awal menuju diabetes tipe 2. Dalam jangka panjang, kelebihan gula juga dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan, karena gula yang tidak diproses akan disimpan dalam bentuk lemak. Obesitas, pada gilirannya, menjadi faktor pemicu utama dalam perkembangan diabetes.
Yang lebih mengkhawatirkan, gula tidak hanya berperan dalam peningkatan risiko diabetes, tetapi juga berhubungan dengan penyakit jantung, gangguan fungsi hati, dan bahkan beberapa jenis kanker. Ketergantungan pada gula bisa menyebabkan gangguan metabolik yang kompleks, mengurangi kemampuan tubuh untuk mengelola energi secara efisien.Â
Sebagai akibatnya, tubuh lebih cepat mengalami kelelahan dan peningkatan rasa lapar, yang pada akhirnya memicu pola makan yang tidak sehat, menciptakan siklus yang sulit diputus.
Kurangnya Kesadaran dan Edukasi
Masalah lain yang memperburuk situasi adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya diabetes. Meskipun diabetes merupakan penyakit yang cukup umum, banyak orang yang masih menganggapnya sebagai penyakit yang hanya terjadi pada mereka yang sudah lanjut usia atau mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes.Â
Padahal, kenyataannya, diabetes tipe 2 semakin banyak ditemukan pada individu yang masih muda, bahkan di usia produktif, akibat gaya hidup yang tidak sehat.
Kurangnya edukasi tentang gejala awal dan tanda peringatan diabetes membuat banyak orang tidak sadar bahwa mereka sudah berisiko tinggi mengidap penyakit ini. Banyak penderita diabetes tipe 2 yang tidak menyadari bahwa mereka sudah mengalami resistensi insulin atau kadar gula darah yang tinggi, karena gejalanya sering kali tidak terasa sampai kondisi sudah parah.Â
Bahkan, dalam banyak kasus, orang baru menyadari bahwa mereka mengidap diabetes setelah terjadi komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, gangguan penglihatan, atau masalah jantung. Selain itu, faktor budaya dan sosial juga berperan dalam kurangnya kesadaran ini.Â
Di banyak masyarakat, ada kecenderungan untuk meremehkan masalah kesehatan yang tampaknya tidak langsung terlihat, seperti diabetes. Makanan manis dan tinggi gula sering dianggap sebagai bagian dari kebahagiaan dan kenikmatan hidup, sementara pentingnya menjaga pola makan yang sehat seringkali diabaikan.Â