Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stunting di Indonesia: Mengapa Masalah Klasik Ini Belum Teratasi?

23 Desember 2024   17:00 Diperbarui: 23 Desember 2024   16:56 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengenal stunting (sumber gambar: rsudblora.blorakab.go.id)

"Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, telah menjadi tantangan serius di Indonesia selama bertahun-tahun."

Masalah ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada perkembangan kognitif, emosional, dan produktivitas di masa depan. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit kronis, kesulitan belajar, serta keterbatasan dalam mencapai potensi maksimal mereka. Dengan kata lain, stunting bukan sekadar isu kesehatan, tetapi juga ancaman serius terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.

Meski pemerintah telah menetapkan target penurunan angka stunting secara signifikan, realisasinya masih jauh dari harapan. Berbagai faktor, mulai dari kemiskinan, kurangnya akses terhadap makanan bergizi, hingga sanitasi yang buruk, terus menjadi penghambat utama dalam upaya mengatasi masalah ini. 

Masalah ini bukan sekadar isu kesehatan, tetapi juga mencerminkan ketimpangan sosial, ekonomi, dan pendidikan. Ketimpangan ini terlihat jelas pada wilayah-wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses layanan publik yang terbatas. 

Anak-anak dari keluarga kurang mampu sering kali tidak mendapatkan asupan gizi yang memadai, baik karena keterbatasan finansial maupun kurangnya pengetahuan orang tua tentang pola makan sehat. Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan dan sanitasi yang buruk memperparah kondisi, terutama di daerah pedesaan dan terpencil.

Pendidikan juga menjadi faktor yang berperan besar dalam tingginya angka stunting. Rendahnya tingkat pendidikan orang tua, khususnya ibu, sering kali berujung pada kurangnya pemahaman tentang pentingnya nutrisi selama masa kehamilan dan seribu hari pertama kehidupan anak. Ditambah lagi, budaya dan kebiasaan lokal yang kurang mendukung pola makan seimbang sering kali menjadi hambatan dalam mengubah kondisi ini.

Di sisi lain, ketimpangan ekonomi membuat banyak keluarga berada dalam situasi yang sulit untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Biaya hidup yang tinggi, terutama di perkotaan, menyulitkan keluarga untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak mereka. 

Pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk mengatasi stunting, seperti program percepatan penurunan stunting yang melibatkan berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Program-program ini mencakup intervensi spesifik dan sensitif yang bertujuan untuk mengatasi akar penyebab stunting secara langsung maupun tidak langsung. 

Intervensi spesifik meliputi peningkatan akses terhadap makanan bergizi, pemberian suplemen bagi ibu hamil dan balita, serta penguatan layanan kesehatan ibu dan anak, seperti imunisasi dan perawatan prenatal. Sementara itu, intervensi sensitif melibatkan perbaikan akses air bersih, sanitasi layak, pendidikan gizi, dan dukungan sosial ekonomi bagi keluarga rentan.

Salah satu inisiatif yang cukup menonjol adalah Program Nasional Aksi Bergizi, yang menargetkan perbaikan gizi di kalangan remaja putri untuk mencegah anemia, salah satu faktor risiko stunting pada masa depan. Selain itu, pemerintah juga memperkuat integrasi layanan posyandu, puskesmas, dan rumah sakit untuk memastikan deteksi dini serta penanganan kasus stunting di berbagai tingkatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun