Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Generasi Milenial dan Gen Z: Mengapa Banyak yang Mencari Makna di Tempat Kerja?

20 Desember 2024   20:00 Diperbarui: 20 Desember 2024   14:51 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia kerja telah mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan ini tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan globalisasi, tetapi juga oleh masuknya generasi Milenial dan Gen Z ke dalam angkatan kerja. 

Mereka membawa perspektif baru yang berbeda dari generasi sebelumnya, yang lebih fokus pada stabilitas dan keamanan finansial. Generasi ini tidak lagi memandang pekerjaan hanya sebagai alat untuk bertahan hidup, tetapi juga sebagai sarana untuk menemukan tujuan, makna, dan dampak yang lebih besar dalam kehidupan mereka.

Pandangan ini menciptakan transformasi besar dalam budaya kerja. Perusahaan kini tidak lagi cukup hanya menawarkan gaji yang kompetitif atau jenjang karier yang jelas. Mereka dituntut untuk menyediakan lingkungan kerja yang inspiratif, mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta menunjukkan tanggung jawab sosial yang nyata. Perubahan ini bukan sekadar tren, melainkan cerminan dari nilai-nilai yang berkembang di kalangan generasi muda.

Bagi generasi ini, pekerjaan tidak hanya soal bertahan hidup, tetapi juga tentang bagaimana mereka dapat memberikan dampak dan merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Mereka ingin pekerjaan yang tidak hanya mengisi waktu, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan. Pandangan ini berakar pada kesadaran mereka terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan keberlanjutan.

Milenial dan Gen Z ingin merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki tujuan yang bermakna. Mereka tertarik pada perusahaan yang memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan mereka, seperti tanggung jawab sosial, inklusivitas, dan komitmen terhadap perubahan positif. Tidak jarang, generasi ini rela meninggalkan pekerjaan yang stabil jika mereka merasa bahwa tempat kerja tersebut tidak mendukung visi mereka tentang dunia yang lebih baik.

Selain itu, kebutuhan untuk merasa dihargai dan diakui juga menjadi pendorong utama. Generasi ini menginginkan tempat kerja yang memberikan ruang bagi mereka untuk berekspresi, belajar, dan berkembang. Mereka tidak hanya ingin menjadi roda kecil dalam mesin besar; mereka ingin mengetahui bahwa peran mereka penting dan berdampak langsung pada hasil akhir.

Banyak dari mereka yang berharap perusahaan memiliki visi yang sejalan dengan nilai-nilai pribadi mereka. Ini bukan sekadar tentang mendapatkan gaji yang layak, tetapi tentang bekerja di tempat yang memprioritaskan keberlanjutan, kesetaraan, dan tanggung jawab sosial. 

Bagi generasi Milenial dan Gen Z, perusahaan yang hanya fokus pada keuntungan tanpa memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dianggap kurang menarik. Mereka cenderung memilih untuk bergabung dengan organisasi yang tidak hanya peduli terhadap bisnis, tetapi juga terhadap kesejahteraan masyarakat dan planet ini.

Perusahaan yang berhasil menarik perhatian generasi ini biasanya memiliki nilai-nilai yang jelas dan konsisten, serta menunjukkan komitmen mereka terhadap isu-isu penting seperti keberagaman, inklusivitas, dan kesejahteraan mental. Perusahaan-perusahaan ini sering kali menyediakan ruang bagi karyawan untuk berpartisipasi dalam inisiatif sosial, seperti program sukarela atau proyek-proyek yang bertujuan untuk memecahkan masalah global. 

Karyawan merasa lebih terlibat dan diberdayakan ketika mereka dapat berkontribusi pada sesuatu yang mereka yakini, dan ini menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan loyalitas dan kepuasan kerja mereka.

Namun, bukan hanya nilai-nilai sosial yang penting. Generasi muda juga menginginkan perusahaan yang transparan dan autentik dalam tindakan mereka. Mereka tidak tertipu oleh slogan atau janji yang kosong, tetapi lebih menghargai perusahaan yang benar-benar menunjukkan hasil nyata dari komitmen mereka. 

Misalnya, perusahaan yang secara terbuka mengungkapkan upaya mereka dalam mengurangi jejak karbon atau yang aktif mendukung kebijakan inklusivitas yang berkelanjutan, lebih mungkin untuk menarik talenta muda yang berorientasi pada nilai-nilai tersebut.

Pandemi COVID-19 juga menjadi titik balik yang memperkuat pencarian makna ini. Krisis global yang mengguncang seluruh dunia ini memaksa banyak orang untuk merenung dan mengevaluasi ulang prioritas hidup mereka. 

Bagi banyak Milenial dan Gen Z, pandemi bukan hanya sekadar peristiwa yang mengubah cara bekerja, tetapi juga menggugah kesadaran tentang pentingnya kesejahteraan mental, hubungan pribadi, dan tujuan hidup. Selama masa isolasi sosial, banyak dari mereka yang menyadari bahwa kehidupan tidak hanya tentang pekerjaan atau pencapaian material, tetapi tentang bagaimana menjalani hidup yang lebih seimbang dan bermakna.

Bagi generasi muda, pandemi menunjukkan betapa rapuhnya sistem yang selama ini dianggap stabil. Ketidakpastian ekonomi, kekhawatiran akan kesehatan, dan pembatasan sosial membuat banyak orang merasa cemas dan kehilangan arah. Hal ini memicu keinginan untuk mencari pekerjaan yang tidak hanya menawarkan penghasilan, tetapi juga memberikan kepuasan dan rasa aman yang lebih dalam. 

Mereka mulai mencari pekerjaan yang dapat mendukung kesehatan mental dan emosional mereka, bukan hanya fisik. Pekerjaan yang memberi kesempatan untuk bekerja dari rumah, fleksibilitas jam kerja, serta budaya perusahaan yang peduli terhadap kesejahteraan pribadi menjadi lebih dicari.

Selain itu, pandemi juga memperlihatkan betapa pentingnya koneksi sosial dan peran perusahaan dalam menciptakan dampak positif di masyarakat. Banyak dari mereka yang semakin sadar bahwa perusahaan harus lebih dari sekadar penyedia pekerjaan, mereka harus bertanggung jawab secara sosial dan etis. 

Melihat perusahaan-perusahaan besar yang memberikan dukungan kepada komunitas terdampak pandemi atau yang memperkenalkan kebijakan kerja fleksibel untuk mendukung karyawan, semakin memperjelas bahwa makna dalam pekerjaan bisa ditemukan dalam cara perusahaan berinteraksi dengan dunia luar.

Pencarian makna ini tidak berarti mereka mengabaikan kebutuhan finansial. Meskipun generasi Milenial dan Gen Z lebih memprioritaskan pekerjaan yang memberikan dampak positif dan sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka, mereka tetap menyadari bahwa stabilitas ekonomi adalah hal yang penting. 

Generasi ini cenderung menginginkan pekerjaan yang tidak hanya memuaskan secara emosional dan sosial, tetapi juga dapat memberikan penghasilan yang cukup untuk hidup dengan nyaman dan mandiri.

Namun, perbedaan terletak pada bagaimana mereka mendefinisikan keseimbangan antara uang dan kepuasan. Bagi mereka, pekerjaan ideal adalah yang dapat memenuhi kebutuhan finansial tanpa mengorbankan kebahagiaan atau kesehatan mental. Mereka lebih memilih untuk bekerja di perusahaan yang menawarkan paket kompensasi yang adil, tetapi juga memberikan fleksibilitas waktu dan ruang untuk kehidupan pribadi.

Generasi muda ini juga cenderung lebih terbuka terhadap model kerja yang lebih fleksibel, seperti bekerja jarak jauh atau dengan jam kerja yang dapat disesuaikan. Bagi mereka, waktu adalah salah satu aset yang sangat berharga, dan memiliki kebebasan untuk mengatur waktu kerja memberikan nilai lebih daripada hanya mendapatkan gaji tinggi. Mereka lebih menghargai peluang untuk mengejar minat pribadi, berinvestasi dalam pengembangan diri, atau bahkan menikmati waktu berkualitas dengan keluarga dan teman.

Perusahaan yang memahami kebutuhan ini sering kali menawarkan paket tunjangan yang lebih holistik, yang mencakup tidak hanya gaji yang kompetitif, tetapi juga manfaat tambahan seperti cuti yang fleksibel, dukungan kesehatan mental, dan peluang untuk bekerja secara remote. 

Generasi Milenial dan Gen Z ingin memastikan bahwa mereka tidak hanya mengorbankan kehidupan pribadi mereka untuk pekerjaan, tetapi juga dapat menikmati keuntungan finansial sambil mempertahankan keseimbangan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Perusahaan yang ingin mempertahankan dan menarik talenta muda harus mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan ini. Mereka perlu memahami bahwa bagi generasi Milenial dan Gen Z, pekerjaan bukan hanya tentang gaji, tetapi tentang makna yang dapat diberikan oleh pekerjaan tersebut dalam kehidupan mereka. 

Perusahaan yang dapat menawarkan lebih dari sekadar kompensasi finansial, seperti kesempatan untuk berkembang secara pribadi, fleksibilitas dalam bekerja, dan budaya yang mendukung keseimbangan kehidupan kerja, akan lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan muda yang berbakat.

Perusahaan harus mengutamakan transparansi dan konsistensi dalam nilai-nilai mereka. Milenial dan Gen Z sangat menghargai perusahaan yang tidak hanya berbicara tentang nilai-nilai tertentu, tetapi yang benar-benar berkomitmen untuk menerapkannya dalam praktik. 

Ini bisa berupa upaya nyata dalam keberagaman, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial. Karyawan muda ingin melihat bahwa perusahaan mereka berperan aktif dalam menciptakan perubahan positif, baik dalam skala kecil maupun besar.

Di sisi lain, perusahaan yang ingin bertahan dalam persaingan pasar kerja yang semakin ketat harus terus berinovasi dalam menciptakan tempat kerja yang menarik dan inklusif. Ini termasuk memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pengalaman kerja yang lebih fleksibel dan efisien, serta mendengarkan dan merespons kebutuhan serta aspirasi karyawan secara terbuka. 

Jika perusahaan dapat menciptakan lingkungan yang tidak hanya mendukung karyawan untuk berkembang secara profesional tetapi juga memberikan mereka ruang untuk merasa dihargai dan terhubung dengan tujuan perusahaan, maka mereka akan mampu mempertahankan talenta terbaik dan memupuk loyalitas jangka panjang.

Pada akhirnya, generasi Milenial dan Gen Z mengajarkan kita bahwa makna dalam pekerjaan adalah kunci untuk menciptakan budaya kerja yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan. Perusahaan yang mengakui pentingnya makna ini dan beradaptasi dengan perubahan nilai-nilai generasi muda akan menemukan diri mereka dalam posisi yang kuat, tidak hanya dalam hal menarik karyawan, tetapi juga dalam menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan berdampak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun