Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perubahan Tradisi Pernikahan di Indonesia: Antara Modernisasi dan Kearifan Lokal

14 Desember 2024   13:00 Diperbarui: 14 Desember 2024   12:28 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tradisi pernikahan di Indonesia antara modernisasi dan kearifan lokal (sumber gambar: kompas.com)

Pernikahan yang dulu bisa melibatkan rangkaian acara panjang dan memakan waktu, kini semakin banyak yang dipadatkan menjadi acara yang lebih singkat namun tetap bermakna. Banyak pasangan yang lebih memilih untuk menggelar resepsi dengan konsep yang sederhana, mengurangi banyaknya prosesi adat, dan fokus pada acara inti seperti ijab kabul dan pesta perayaan.

Salah satu alasan utama dari pilihan ini adalah efisiensi waktu dan biaya. Dalam masyarakat urban, di mana mobilitas tinggi dan banyak pasangan muda yang telah mandiri secara finansial, pernikahan seringkali dianggap sebagai perayaan yang lebih pragmatis. 

Selain itu, kesederhanaan dalam pernikahan juga menjadi bentuk respons terhadap semakin tingginya biaya hidup dan tuntutan pekerjaan yang membuat waktu yang tersedia untuk persiapan pernikahan menjadi terbatas.

Kearifan Lokal yang Tetap Bertahan

Meskipun modernitas membawa perubahan, banyak masyarakat Indonesia yang tetap menjaga elemen-elemen tradisional dalam pernikahan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi pernikahan masih dianggap sebagai aspek penting yang menghubungkan generasi muda dengan leluhur mereka. 

Elemen-elemen tradisional seperti busana adat, prosesi sakral, dan simbol-simbol budaya tetap dijaga untuk memastikan bahwa nilai-nilai budaya dan kepercayaan leluhur tidak hilang begitu saja. Misalnya, banyak pasangan yang tetap memilih untuk mengenakan pakaian adat yang kaya akan makna, seperti kebaya dan blangkon dalam pernikahan adat Jawa, atau songket dan baju kurung dalam pernikahan Melayu.

Selain itu, banyak pasangan yang masih melaksanakan prosesi adat tertentu yang dianggap penting dalam mempererat hubungan keluarga, seperti lamaran di Aceh, mapacci di Sulawesi Selatan, atau sangjit di Tionghoa. 

Meskipun acara ini mungkin berlangsung lebih sederhana dan lebih singkat, esensi dari prosesi tersebut tetap dipertahankan, dengan harapan mendapatkan berkah dan restu dari keluarga besar. Upacara ini juga sering kali menjadi cara untuk mempererat hubungan antar keluarga dan masyarakat sekitar, yang merupakan bagian dari nilai kolektivisme dalam budaya Indonesia.

Antara Tradisi dan Modernitas: Sebuah Refleksi

Perubahan tradisi pernikahan di Indonesia mencerminkan dinamika masyarakat yang terus berkembang. Seiring dengan perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi, masyarakat Indonesia semakin terpapar pada berbagai pengaruh luar yang memengaruhi cara mereka menjalani kehidupan, termasuk dalam hal pernikahan. 

Tradisi pernikahan yang dulu dipandang sebagai perayaan besar dengan prosesi yang panjang kini semakin bertransformasi untuk menyesuaikan dengan kehidupan modern yang serba cepat dan praktis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun