Kedua, organisasi harus berperan aktif dalam menciptakan budaya yang mendukung integritas. Ini mencakup penegakan nilai-nilai etika dalam kebijakan dan praktek sehari-hari serta penciptaan mekanisme pengawasan yang transparan.Â
Pemimpin organisasi memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi teladan dalam hal integritas, karena perilaku mereka akan membentuk norma dan standar yang diikuti oleh seluruh anggota organisasi. Budaya integritas yang kuat akan memastikan bahwa setiap keputusan dan tindakan yang diambil berpihak pada kebenaran dan keadilan, serta mendukung kemajuan bersama.
Ketiga, masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi pemimpin. Pengawasan sosial yang aktif dapat mencegah penyalahgunaan wewenang dan memastikan bahwa pemimpin bertanggung jawab atas setiap tindakan yang mereka lakukan.Â
Dalam sistem demokrasi, misalnya, masyarakat harus memiliki ruang untuk menilai dan memberikan masukan terhadap kebijakan atau tindakan pemimpin mereka, memastikan bahwa kepentingan publik selalu menjadi prioritas.
Membangun kembali integritas dalam kepemimpinan bukanlah tugas yang mudah, namun itu adalah fondasi dari keberhasilan jangka panjang. Kepemimpinan yang berintegritas dapat menciptakan iklim yang penuh kepercayaan, yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja organisasi, membangun stabilitas sosial, dan memastikan pembangunan yang berkelanjutan.Â
Oleh karena itu, menjaga dan memperkuat integritas dalam kepemimpinan harus menjadi tujuan bersama bagi semua elemen masyarakat, karena hanya dengan cara ini kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, transparan, dan bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H