Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Petani Lokal dan Keberlanjutan, Menjawab Tantangan Pangan Global

26 November 2024   09:05 Diperbarui: 26 November 2024   09:23 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petani lokal sedang musim panen (dokumen pribadi)

Selain itu, tekanan ekonomi juga menjadi masalah yang signifikan. Petani lokal sering kali menghadapi harga jual yang rendah akibat persaingan dengan produk impor yang lebih murah atau dominasi perantara yang mengambil keuntungan besar. Di sisi lain, biaya produksi, seperti harga pupuk, benih, dan alat pertanian, terus meningkat, membuat margin keuntungan mereka semakin kecil.

Faktor lain yang memperburuk situasi adalah keterbatasan akses terhadap teknologi, pelatihan, dan infrastruktur. Banyak petani lokal yang masih menggunakan metode tradisional karena kurangnya dukungan untuk beralih ke teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Minimnya akses ke modal dan layanan keuangan juga menyulitkan mereka untuk berinvestasi dalam meningkatkan produktivitas lahan.

Di tingkat kebijakan, alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri atau perumahan sering kali mengancam keberlangsungan usaha tani lokal. Dalam banyak kasus, petani kehilangan lahan tanpa mendapat kompensasi yang memadai, sehingga semakin memarginalkan posisi mereka dalam rantai pangan.

Menjawab Tantangan Pangan Global

Petani lokal bukan hanya pelaku produksi pangan, tetapi juga penjaga keseimbangan lingkungan dan budaya. Mereka memainkan peran yang jauh melampaui fungsi ekonomi. 

Dengan mempertahankan cara bercocok tanam tradisional, petani lokal ikut melestarikan kearifan lokal yang sering kali sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Tradisi ini mencakup teknik bertani yang menjaga kesuburan tanah, penggunaan sumber daya air yang efisien, serta perlindungan terhadap keanekaragaman hayati.

Selain itu, petani lokal juga menjadi penjaga identitas budaya. Banyak makanan khas daerah yang berasal dari hasil pertanian lokal dan mencerminkan hubungan yang erat antara masyarakat dengan lingkungan mereka. Melalui upaya mempertahankan varietas tanaman lokal, petani berperan dalam melestarikan rasa, tradisi kuliner, dan warisan agraris yang menjadi bagian dari sejarah bangsa.

Namun, peran ini sering kali tidak mendapatkan pengakuan yang cukup. Globalisasi dan industrialisasi pertanian telah membuat produk-produk lokal tersingkir oleh komoditas yang diproduksi secara massal. Ketika varietas tanaman lokal tidak lagi dibudidayakan, kita tidak hanya kehilangan bahan pangan, tetapi juga bagian dari budaya dan sejarah yang kaya.

Keberlanjutan pangan global dimulai dari mendukung petani lokal. Mereka adalah kunci dalam menciptakan sistem pangan yang adil, resilien, dan ramah lingkungan. Mendukung petani lokal berarti memberikan mereka akses yang lebih baik ke sumber daya, teknologi, dan pasar yang adil. 

Langkah ini bukan hanya soal menjaga keberlangsungan hidup mereka, tetapi juga memastikan seluruh masyarakat mendapatkan manfaat dari sistem pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Petani lokal dapat berperan besar dalam mengurangi jejak karbon melalui praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik, rotasi tanaman, dan konservasi air. Selain itu, rantai pasok pangan yang lebih pendek dari petani ke konsumen lokal membantu mengurangi emisi dari transportasi jarak jauh dan limbah makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun