Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sungai Meluap: Apa yang Salah dengan Sistem Drainase Kita?

24 November 2024   23:49 Diperbarui: 24 November 2024   23:59 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Banjir Teupin Raya Glumpang Tiga Pidie (sumber gambar: Facebook/ Aceh Vibes)

Perencanaan kota yang tidak terintegrasi menjadi faktor penting lain yang berkontribusi terhadap seringnya sungai meluap dan banjir di musim hujan. Banyak pembangunan infrastruktur, seperti jalan, perumahan, dan kawasan komersial, dilakukan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap pola aliran air. 

Sistem drainase sering kali tidak dirancang secara holistik untuk mengakomodasi perubahan tata ruang, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan antara debit air hujan dan kapasitas saluran yang tersedia.

Selain itu, koordinasi antarinstansi pemerintah yang terlibat dalam perencanaan tata ruang sering kali kurang optimal. Akibatnya, pembangunan sering berjalan secara sektoral tanpa adanya sinergi yang mempertimbangkan kebutuhan lingkungan dan mitigasi risiko banjir.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perencanaan kota yang berorientasi jangka panjang, dengan pendekatan berbasis ekosistem. Misalnya, memastikan setiap pembangunan baru dilengkapi sistem pengelolaan air hujan yang memadai, melibatkan analisis dampak lingkungan secara ketat, dan memprioritaskan pembangunan yang ramah lingkungan. 

Solusi untuk Mengatasi Masalah

Mengatasi sungai meluap dan banjir yang terjadi setiap musim hujan membutuhkan upaya menyeluruh yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan:

1. Perbaikan dan Modernisasi Sistem Drainase

Pemerintah perlu melakukan pembaruan sistem drainase untuk menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini. Saluran drainase yang lebih besar dan berteknologi modern, seperti sistem drainase berlapis atau retention pond, dapat membantu menampung dan mengatur aliran air hujan sebelum mencapai sungai.

2. Peningkatan Ruang Terbuka Hijau dan Lahan Resapan

Peningkatan ruang terbuka hijau (RTH) sangat penting untuk memperbaiki kemampuan wilayah dalam menyerap air hujan. Selain itu, penerapan teknologi seperti sumur resapan dan paving block berpori dapat menjadi solusi di daerah perkotaan untuk mengurangi limpasan air permukaan.

3. Edukasi dan Partisipasi Masyarakat

Kesadaran masyarakat terhadap dampak kebiasaan buruk, seperti membuang sampah sembarangan, harus ditingkatkan melalui kampanye lingkungan dan program edukasi. Masyarakat juga bisa dilibatkan dalam menjaga kebersihan saluran drainase dan sungai melalui kegiatan gotong royong.

4. Pengelolaan Sampah yang Efektif

Sistem pengelolaan sampah yang lebih baik, seperti peningkatan akses ke tempat pembuangan sampah dan pengolahan limbah, perlu diterapkan untuk mencegah sampah masuk ke saluran air. Pemerintah daerah juga harus menegakkan aturan secara ketat bagi pelanggar.

5. Pembangunan Infrastruktur Tahan Banjir

Kawasan yang rawan banjir dapat dilengkapi dengan infrastruktur khusus, seperti tanggul penahan air, kanal banjir, dan waduk penyimpanan sementara. Solusi ini membantu mengontrol debit air yang mengalir ke sungai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun