Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghidupkan Budaya Dongeng, Menanamkan Karakter Anak Sejak Dini

24 November 2024   10:55 Diperbarui: 24 November 2024   10:58 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak mendengar cerita dongeng menjelang tidur (freepik)

"Dalam fase tumbuh kembang anak usia dini, penanaman karakter menjadi hal utama yang tidak dapat diabaikan."

Periode usia 0-8 tahun, seperti yang didefinisikan oleh National Association for the Education of Young Children (NAEYC), merupakan masa sensitif di mana anak belajar banyak hal melalui melihat, mendengar, dan mempraktikkan. Oleh karena itu, perhatian khusus diperlukan dalam membentuk karakter anak, baik melalui peran guru di sekolah maupun orang tua di rumah.

Salah satu cara efektif yang dapat diterapkan untuk menanamkan karakter adalah melalui kegiatan mendongeng. Dongeng, sebagaimana didefinisikan dalam KBBI, adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, namun menjadi media yang kaya pesan moral, sosial, budaya, dan nilai-nilai kehidupan lainnya. 

Nilai-nilai tersebut dikemas dengan menarik melalui karakter dan alur cerita yang mudah dipahami anak. Selain membentuk karakter, mendongeng juga meningkatkan kemampuan literasi, imajinasi, dan kecerdasan anak.

Peran Dongeng dalam Penanaman Karakter Anak

Dongeng tidak sekadar menjadi hiburan, tetapi juga menjadi alat edukasi yang penuh makna karena mampu menyampaikan pesan-pesan penting dengan cara yang mudah diterima oleh anak-anak. Cerita dalam dongeng sering kali mengandung konflik dan solusi yang mengajarkan anak tentang nilai kehidupan, seperti kejujuran, keberanian, kerja keras, dan empati. Dengan menyisipkan pesan-pesan moral dalam alur cerita, anak secara tidak langsung belajar bagaimana menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan nyata.

Selain itu, dongeng juga membantu anak mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Saat mendengarkan cerita, anak diajak untuk membayangkan situasi, memahami tindakan para tokoh, dan menilai apakah tindakan tersebut benar atau salah. Hal ini melatih mereka untuk mengambil keputusan dan membentuk pandangan hidup yang lebih matang.

Tidak hanya itu, dongeng juga memupuk kecintaan anak terhadap literasi sejak dini. Ketika anak mendengarkan atau membaca dongeng, mereka mulai mengenal kosakata baru, memahami struktur cerita, dan mengeksplorasi dunia imajinasi yang memperkaya pengalaman belajar mereka. 

Menurut Hipnoterapis, Dr. MTh. Widya Saraswati CCH., CT ucapan atau kalimat-kalimat positif dapat mudah didengar anak menjelang tidur. "Menjelang tidur merupakan momentum paling tepat untuk menyugesti hal positif pada anak (teknik hipnoterapi). Karena saat ini tubuh rileks dan pikiran alam bawah sadar dapat menerima dengan baik," jelas Widya seperti ditulis Kamis (11/7/2013). (Sumber: liputan6.com)

Dalam kondisi ini, dongeng yang mengandung nilai-nilai moral dan pesan positif dapat membantu memperkuat pembentukan karakter anak dengan cara yang alami dan menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun