Kanzen adalah perusahaan lokal yang sempat menjanjikan sebagai produsen motor nasional. Berdiri pada tahun 1997, Kanzen Motor Indonesia (KMI) berambisi menghadirkan produk otomotif buatan lokal dengan komponen lokal yang tinggi. Kanzen berupaya menawarkan motor berkualitas dengan harga yang kompetitif di pasar domestik.Â
Namun, dalam perjalanannya, Kanzen menghadapi tantangan berat di tengah dominasi merek Jepang seperti Honda, Yamaha, dan Suzuki yang telah lebih dulu merajai pasar motor Indonesia. Minimnya dukungan investasi dan penelitian, serta tidak adanya kebijakan perlindungan terhadap produk lokal, membuat Kanzen sulit bertahan. Akhirnya, Kanzen terpaksa menghentikan produksinya dan mengubur mimpinya untuk menjadi motor nasional.
2. Zyrex: Potensi Besar yang Kurang Didukung
Di bidang teknologi komputer, Zyrex adalah contoh upaya lokal untuk menyediakan perangkat komputer berkualitas dengan harga yang terjangkau. Didirikan pada tahun 1996, Zyrex memproduksi laptop, komputer, dan perangkat teknologi lainnya yang dirancang sesuai kebutuhan pasar Indonesia. Pada masanya, Zyrex cukup populer, terutama di kalangan pelajar dan profesional muda yang membutuhkan komputer dengan harga bersaing.Â
Namun, persaingan ketat dari merek-merek asing seperti Acer, Asus, dan Dell membuat Zyrex harus berjuang keras. Dukungan pemerintah untuk mendorong industri teknologi dalam negeri yang minim, serta kurangnya akses terhadap komponen teknologi canggih, membuat Zyrex lambat laun kehilangan pangsa pasar dan harus bersaing di segmen yang lebih sempit.
3. Essemka: Mobil Nasional yang Sulit Mendapat Dukungan Penuh
Essemka adalah salah satu upaya Indonesia untuk menghadirkan mobil nasional yang dirancang, dibuat, dan diproduksi di dalam negeri. Diperkenalkan kepada publik sekitar tahun 2012, Essemka sempat menjadi sorotan media dan masyarakat karena dianggap sebagai simbol kemandirian bangsa dalam sektor otomotif.Â
Sayangnya, meskipun Essemka sempat mendapat dukungan dari beberapa tokoh penting, keberlanjutan produksinya terkendala oleh minimnya investasi dan dukungan pemerintah yang berkelanjutan. Infrastruktur dan riset yang kurang mendalam juga menjadi alasan Essemka tidak mampu bersaing dengan mobil impor dari Jepang, Korea, dan Eropa yang sudah lama mendominasi pasar otomotif Indonesia.
Mengapa Perusahaan Lokal Sulit Bersaing?
Perusahaan-perusahaan lokal yang berupaya menapaki industri besar seperti otomotif, teknologi komputer, menghadapi tantangan yang tidak kecil. Meskipun memiliki potensi, mereka harus berhadapan dengan raksasa asing yang telah lebih dulu menguasai pasar global.Â