Pendidikan dalam hal literasi informasi, literasi media, dan literasi teknologi informasi dan komunikasi menjadi landasan yang penting bagi siswa dalam menghadapi era informasi yang terus berkembang. Guru dan lingkungan sekolah memiliki peran vital dalam membimbing siswa untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan ini agar dapat menghadapi tantangan dan peluang yang ada di era 5.0.
Dalam proses pembelajaran, siswa perlu dilibatkan dalam kegiatan yang mendorong pengembangan ketrampilan teknologi, media, dan informasi, baik di dalam maupun di luar kelas. Penerapan literasi informasi setiap hari dalam kegiatan belajar mengajar akan membantu siswa menjadi lebih mandiri, kritis, dan efektif dalam memahami serta mengelola informasi.
Guru dan lingkungan sekolah memegang peran yang krusial dalam mendukung proses pembelajaran yang menerapkan literasi informasi. Guru perlu menjadi fasilitator yang membimbing siswa dalam mengembangkan kemampuan literasi informasi, baik melalui pengajaran langsung maupun dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Lingkungan sekolah yang mendukung dan mendorong praktik literasi informasi juga menjadi faktor penting dalam menciptakan siswa yang melek informasi. Dengan adanya kebijakan dan program-program yang mendukung literasi informasi di sekolah, siswa akan memiliki lingkungan yang memungkinkan mereka untuk terus berkembang dalam menguasai ketrampilan literasi informasi.
Guru dan lingkungan sekolah memegang peran yang krusial dalam mendukung proses pembelajaran yang menerapkan literasi informasi. Guru perlu menjadi fasilitator yang membimbing siswa dalam mengembangkan kemampuan literasi informasi, baik melalui pengajaran langsung maupun dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, lingkungan sekolah yang mendukung dan mendorong praktik literasi informasi juga menjadi faktor penting dalam menciptakan siswa yang melek informasi. Dengan adanya kebijakan dan program-program yang mendukung literasi informasi di sekolah, siswa akan memiliki lingkungan yang memungkinkan mereka untuk terus berkembang dalam menguasai ketrampilan literasi informasi.
Alvin Toffler, dalam teorinya, menggarisbawahi pentingnya literasi informasi sebagai prasyarat dalam pendidikan seumur hidup di era modern. Dia menyoroti fakta bahwa di abad ke-21, nilai dan definisi dari literasi telah berkembang. Tidak hanya kemampuan membaca saja yang diukur, namun juga kemampuan individu untuk terus belajar (relearn) di tengah dinamika perubahan yang cepat dalam masyarakat berbasis informasi.
Dalam konteks pendidikan seumur hidup, siswa dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan informasi yang terus berubah. Kemampuan untuk terus belajar, menyesuaikan diri, dan mengembangkan ketrampilan baru menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan zaman.
Pendidikan seumur hidup menjadi landasan yang vital dalam mengantisipasi perubahan dan menghadapi tantangan yang kompleks di era digital saat ini. Siswa perlu dilengkapi dengan ketrampilan literasi informasi yang memadai agar mampu mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dengan bijak dan efektif.
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya literasi informasi dan kemampuan untuk terus belajar, siswa akan memiliki pondasi yang kuat untuk berkembang dan berhasil dalam menghadapi perkembangan zaman yang terus berubah. Literasi informasi menjadi inti dalam proses belajar mengajar yang mendorong siswa untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Hambatan dalam penerapan literasi informasi di sekolah memang masih menjadi tantangan yang perlu diatasi. Salah satu hambatan utama adalah pemahaman yang kurang dari pengambil kebijakan, terutama terkait pentingnya literasi informasi dalam pendidikan. Diperlukan pemahaman yang mendalam dan komitmen tinggi dari para pemangku kepentingan untuk mendorong implementasi literasi informasi secara menyeluruh di setiap sekolah.