Tingginya permintaan pasar terhadap gaharu menyebabkan eksploitasi berlebihan terhadap pohon ini, sehingga gaharu semakin sulit ditemukan di alam liar.Â
Penebangan liar dan perburuan gaharu yang tak terkendali membuat spesies pohon penghasil gaharu, seperti Aquilaria malaccensis, menjadi semakin langka. Hal ini memicu kekhawatiran akan ancaman kepunahan pohon gaharu di alam, yang pada akhirnya bisa menghilangkan salah satu kekayaan alam yang berharga, baik dari segi ekonomi, budaya, maupun ekosistem.
Di beberapa negara Asia Tenggara, pemerintah dan kelompok konservasi kini berupaya melestarikan gaharu dengan mengontrol penebangan liar serta memperkenalkan metode budidaya gaharu secara berkelanjutan. Salah satu metode yang mulai dikembangkan adalah dengan menanam pohon gaharu dan melakukan inokulasi jamur secara buatan.Â
Metode ini memungkinkan pembentukan resin gaharu tanpa harus menunggu pohon mengalami luka alami atau infeksi. Dengan budidaya gaharu, masyarakat tidak hanya berkesempatan memperoleh keuntungan ekonomi, tetapi juga membantu menjaga kelangsungan spesies ini di alam.
Menjaga Kelestarian Gaharu untuk Masa Depan
Gaharu adalah kekayaan alam Nusantara yang sangat berharga. Namun, pemanfaatannya harus dilakukan dengan bijak agar tidak merusak ekosistem dan mengancam kelestarian spesies ini. Pengelolaan yang berkelanjutan sangat diperlukan, terutama dalam upaya menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.Â
Sebagai "emas hitam" yang bernilai tinggi, gaharu sering kali menjadi sasaran eksploitasi yang tidak terkendali. Oleh karena itu, strategi konservasi yang tepat dan kebijakan yang mendukung kelestarian gaharu menjadi semakin penting.
Salah satu upaya bijak yang dapat dilakukan adalah memperluas program budidaya gaharu di tingkat masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat lokal sebagai pelaku utama budidaya, bukan hanya ekosistem gaharu yang dapat terjaga, tetapi juga ekonomi lokal yang dapat diberdayakan.Â
Selain itu, edukasi tentang metode pemanenan yang berkelanjutan sangat penting agar masyarakat dapat memanen gaharu tanpa merusak pohon induk, sehingga pohon gaharu dapat terus tumbuh dan menghasilkan resin dalam jangka panjang.
Pemerintah, organisasi lingkungan, dan sektor swasta juga memiliki peran dalam menjaga kelestarian gaharu. Penerapan regulasi yang ketat terhadap penebangan liar dan perdagangan ilegal sangat diperlukan. Kolaborasi dengan lembaga konservasi untuk menciptakan kawasan lindung bagi spesies gaharu asli hutan Nusantara juga akan membantu melindungi spesies ini dari kepunahan.
Sebagai kesimpulan, gaharu bukan hanya sekadar kayu beraroma wangi, kayu ini adalah simbol kekayaan alam dan budaya Nusantara yang memadukan nilai ekonomi, spiritualitas, dan sejarah panjang di Asia Tenggara.Â