Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kerusakan Lingkungan Akibat Penggundulan Hutan untuk Lahan Pertanian

10 Oktober 2024   09:05 Diperbarui: 10 Oktober 2024   09:12 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Penggundulan hutan untuk membuka lahan pertanian telah menjadi masalah serius di berbagai negara di seluruh dunia."

Meskipun pembukaan lahan merupakan cara cepat untuk memperluas lahan pertanian, namun kegiatan ini menimbulkan banyak dampak negatif terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati.

Selain merusak lingkungan, penggundulan hutan untuk lahan pertanian juga memiliki dampak yang sangat besar terhadap perubahan iklim. Hutan selain berfungsi sebagai penyaring karbon dioksida dan menghasilkan oksigen, yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan hewan, tetapi juga membentuk habitat yang sangat penting bagi menyimpan karbon di dalamnya.

Tanpa hutan, karbon dioksida yang dihasilkan oleh manusia dan aktivitas pertanian yang kotor, tidak disaring dengan baik. Karbon dioksida tersebut kemudian terpaksa tertampung di udara yang mengakibatkan peningkatan efek rumah kaca, yang menjadi penyebab pemanasan global, dan akibatnya perubahan iklim semakin terasa.

Lebih jauh, lahan-lahan pertanian yang baru dibuka di belakang penggundulan hutan memiliki daya tahan yang sangat lemah terhadap bencana cuaca. Banjir dan tanah longsor yang sering muncul di daerah-daerah pertanian semakin merusak lingkungan alam dan merugikan petani setempat.

Pemerintah, ilmuwan, serta masyarakat internasional harus segera menangani masalah deforestasi dan penurunan hutan, dan menemukan alternatif lain yang dapat mendukung perekonomian secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan alam. Kita harus mencari solusi inovatif untuk memperbaiki dan memulihkan daerah-daerah yang telah terluka akibat ulah manusia, baik melalui restorasi hutan maupun pengembangan teknologi dan teknik pertanian berkelanjutan.

Kerugian ekologis akibat penggundulan hutan tidak hanya terbatas pada hilangnya habitat bagi satwa dan tumbuhan langka. Keanekaragaman hayati di hutan merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan berbagai makhluk di planet ini. Hilangnya spesies-spesies liar dari hutan, termasuk tanaman-tanaman langka, juga berarti hilangnya sumber daya alam dan obat-obatan, dan merugikan manusia di masa depan.

Hutan juga menyediakan layanan ekosistem yang penting bagi manusia, termasuk penyaring air, pengaturan iklim, dan penyimpanan karbon alami. Penggundulan hutan yang tidak terkendali dapat menghilangkan dampak positif yang dihasilkan hutan bagi manusia, meningkatkan kemungkinan musibah alam seperti banjir dan tanah longsor, serta menurunkan kualitas udara.

Data terbaru dari University of Maryland yang dapat diakses di Global Forest Watch menunjukkan bahwa daerah tropis kehilangan 12,2 juta hektare tutupan pohon pada tahun 2020. Dari luas tersebut, 4,2 juta hektare di antaranya atau setara dengan luas Belanda berada di dalam hutan primer tropis basah serta sangat penting bagi penyimpanan karbon dan keanekaragaman hayati. Emisi karbon yang dihasilkan akibat kehilangan hutan primer (2.64 Gt CO2) setara dengan emisi tahunan yang dihasilkan oleh 570 juta mobil, lebih dari dua kali lipat jumlah mobil di jalan raya di Amerika Serikat. (Sumber: research.wri.org)

Hal ini menunjukkan betapa merugikannya kegiatan manusia yang tidak berkelanjutan terhadap keanekaragaman hayati di planet ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun