Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Mengesampingkan Kepentingan Diri, Adakah Calon Kandidat Pilkada yang Berfokus pada Hajat Rakyat?

8 Oktober 2024   10:38 Diperbarui: 8 Oktober 2024   10:38 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iluatrasi kotak suara pilkada (sumber gambar: akun Facebook/ BBC News Indonesia)

"Dalam setiap kontestasi politik, seperti pemilihan kepala daerah (Pilkada) atau pemilihan umum (Pemilu), terdapat banyak calon kandidat yang berlomba-lomba memenangkan posisi."

Tujuan utama dari setiap kontestasi politik ini adalah untuk memperoleh suara terbanyak dan menjadi pemenang. Namun, tidak semua calon kandidat memiliki tujuan yang sama dalam berkontestasi.

Sejumlah calon kandidat memikirkan kepentingan pribadi mereka sendiri, seperti memperoleh kekuasaan atau mendapatkan keuntungan materiil, sementara yang lain memperhatikan hajat orang banyak. Saat ini, banyak masyarakat yang ingin memilih pemimpin yang benar-benar fokus pada hajat rakyat dan dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Dalam ajang Pilkada, para calon kandidat saling bersaing untuk memenangkan hati pemilih. Namun, hanya segelintir calon kandidat yang mampu mengesampingkan kepentingan diri mereka dan memfokuskan diri pada kepentingan rakyat. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai masyarakat untuk memilih dengan bijaksana dan memperhatikan integritas serta program kerja calon kandidat.

Sebagai ajang politik, Pilkada memang sering menimbulkan kontroversi, terutama terkait dengan isu suap dan korupsi. Beberapa oknum calon kandidat bahkan menggunakan Pilkada sebagai ajang penghasilan pribadi dengan memonopoli proyek, menyalahgunakan dana kampanye, hingga melakukan tindak pidana korupsi.

Namun, ada juga calon kandidat yang memiliki rekam jejak baik dan berkomitmen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Maka, sebagai masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam Pilkada, kita harus menyeleksi calon kandidat dengan baik, tidak hanya dari segi popularitasnya, tetapi juga dari integritas dan kompetensi yang dimilikinya.

Selain itu, kita juga dapat memperkuat partisipasi masyarakat dalam Pilkada, baik dengan memberikan masukan dan saran kepada calon kandidat maupun mengawasi jalannya Pilkada itu sendiri, termasuk unsur birokrasi dan lembaga penyelenggara.

Dalam hal ini, Pemilihan Umum (Pemilu) sering dijadikan sebagai contoh bahwa partisipasi masyarakat dapat mengurangi praktik-praktik politik yang kurang baik, termasuk suap dan korupsi. Partisipasi masyarakat dapat mencegah terjadinya pelanggaran hukum dengan dilakukan pengawasan di setiap tahapannya. Misalnya, dalam Pilkada, para warga dapat berpartisipasi dalam pemantauan tingkat partisipasi pemilih, pengawasan TPS, hingga pengajuan gugatan saat terdapat indikasi pelanggaran oleh pihak yang tidak berwenang.

Memang, benar bahwa menemukan calon kandidat yang benar-benar fokus pada kepentingan publik dan mengesampingkan kepentingan pribadi sangat sulit. Namun, bukan berarti bahwa calon kandidat seperti itu tidak ada sama sekali. Ada beberapa calon kandidat yang memang memiliki komitmen untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat secara tulus dan hanya fokus pada hajat rakyat.

Untuk menemukan calon kandidat seperti itu, kita harus memperhatikan rekam jejak dan program kerja yang ditawarkan oleh calon kandidat. Mengevaluasi keberhasilan program kerja yang pernah dilakukan oleh calon kandidat di masa lalu dapat memprediksi keberhasilan program kerja yang akan dilakukan di masa mendatang. Selain itu, kita juga harus cermat dalam menilai program kerja yang ditawarkan oleh calon kandidat. Program kerja yang terperinci dan terukur serta menawarkan solusi untuk permasalahan konkret mungkin lebih bisa diandalkan ketimbang retorika politik semata yang tidak diikuti oleh tindakan yang nyata.

Kita juga dapat memperkuat partisipasi masyarakat dalam Pilkada, baik dengan memberikan masukan dan saran kepada calon kandidat maupun mengawasi jalannya Pilkada itu sendiri. Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan media sosial untuk mencari dan memperkenalkan calon kandidat yang berintegritas kepada masyarakat, serta membuatkan ruang diskusi online untuk membahas program dan visi calon kandidat.

Memilih calon kandidat yang telah membuktikan komitmennya kepada rakyat memang seharusnya menjadi prioritas kita semua. Dalam menjalankan tugasnya, seorang calon kandidat harus punya kemampuan dan kemauan untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat dan mengesampingkan kepentingan pribadi. Calon kandidat yang memiliki rekam jejak berintegritas, teruji dan terpercaya harus dijadikan acuan dalam memilih.

Oleh karena itu, dalam memilih calon kandidat, kita harus melihat sejarah dan rekam jejak calon kandidat. Bagaimana kinerja mereka di masa lalu dalam menjalankan tugas publik? Apakah mereka pernah melakukan terobosan baru atau telah berhasil mengatasi banyak masalah-masalah di daerahnya? Apakah ada program-program inovatif yang pernah mereka rancang dan sukses dijalankan? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini harus menjadi pertimbangan kita dalam memilih calon kandidat.

Selain itu, kita juga harus menolak janji kosong yang hanya diucapkan pada masa kampanye. Calon kandidat sering membuat janji besar untuk memikat pemilih, namun seringkali mereka tidak dapat memenuhi janji yang telah mereka buat. Oleh karena itu, kita harus lebih mawas diri dan menguji apakah janji yang disampaikan oleh calon kandidat tersebut dapat dipenuhi atau tidak.

Sebagai masyarakat, kita juga harus terus mengawasi jalannya Pilkada dengan cermat dan kritis. Apabila terdapat pelanggaran atau indikasi pelanggaran, kita harus aktif menyuarakan dan mengajukan gugatan ke lembaga terkait. Hal ini penting dilakukan agar Pilkada berjalan dengan adil dan transparan, serta dapat memilih calon kandidat terbaik dan paling tepat untuk memimpin daerah tersebut.

Memilah calon kandidat yang memiliki integritas yang baik memang menjadi kunci penting dalam memilih pemimpin di Pilkada. Calon kandidat dengan integritas yang baik akan lebih mudah dipercaya oleh masyarakat dan akan memperjuangkan kepentingan publik dengan tulus. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat harus pandai memilah mana calon kandidat yang memiliki integritas yang baik dan mana yang tidak.

Salah satu cara untuk memilah calon kandidat yang memiliki integritas yang baik adalah dengan memeriksa rekam jejak dan latar belakang calon kandidat tersebut. Apakah calon kandidat tersebut pernah memiliki catatan buruk atau pernah terlibat dalam kasus korupsi atau penyelewengan dana publik? Atau sebaliknya, apakah calon kandidat tersebut memiliki rekam jejak yang bersih dan terpercaya?

Selain itu, kita juga dapat menilai integritas calon kandidat dari cara mereka mempresentasikan program kerjanya. Program kerja yang jelas dan terukur serta memiliki target yang jelas akan menunjukkan kualitas calon kandidat tersebut sebagai pemimpin. Jangan hanya percaya pada janji-janji besar tanpa konsep yang jelas dan terukur, namun harus dicocokkan dengan realitas kondisi di daerah tersebut.

Kita juga bisa memperhatikan sikap calon kandidat selama kampanye. Calon kandidat yang memiliki sikap yang santun, tidak menyerang lawan politik, dan tidak melakukan praktik politik yang tidak benar, seharusnya menjadi perhatian lebih. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki etika dan menjunjung tinggi keadilan serta demokrasi yang sebenarnya.

Pada akhirnya, kita sebagai masyarakat harus memilih calon kandidat yang memiliki integritas yang baik, memiliki rekam jejak yang bersih, dan memiliki visi dan misi yang jelas. Pemimpin yang terpilih diharapkan dapat menjalankan tugas dengan baik dan bertanggung jawab atas amanah yang diberikan oleh rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun