Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Krisis Pekerjaan Bukan Akhir dari Segalanya: Menguji Kemampuan dan Menemukan Lebih Banyak Peluang

25 September 2024   12:16 Diperbarui: 25 September 2024   12:19 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi krisis lapangan pekerjaan (sumber gambar: freepik)

Selain itu, kita bisa mempertimbangkan untuk memulai bisnis sebagai seorang entrepreneur. Kita bisa memulai usaha kecil-kecilan dari rumah seperti bisnis online, jasa pembuatan website, jasa katering, jasa cuci mobil, atau jasa kebersihan rumah. Bisnis kecil-kecilan seperti ini memerlukan modal yang terjangkau dan dapat dijalankan dengan waktu yang fleksibel. Jika berhasil, bisnis kita bisa terus ditingkatkan dan dikembangkan menjadi bisnis yang lebih besar di masa depan.

Terlebih lagi, kita bisa memanfaatkan sumber daya yang dirancang untuk membantu para entrepreneur dalam mengembangkan bisnis mereka. Salah satu sumber daya ini adalah perusahaan rintisan atau startup accelerator, organisasi yang memberikan pengarahan dan dana bagi startup dalam tahap awal untuk mengembangkan ide-ide bisnis mereka.

Dalam menghadapi krisis lapangan pekerjaan, kita juga bisa menggunakan waktu luang untuk mempelajari keterampilan baru atau memperluas jaringan dengan bergabung dalam kegiatan komunitas, seminar atau webinar online, atau program pelatihan. Hal ini dapat membantu kita meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta meningkatkan peluang untuk memperoleh pekerjaan di masa depan.

3. Bergotong-royong 

Ketika menghadapi krisis pekerjaan, terkadang kita merasa sendirian dan sulit menemukan motivasi untuk bergerak maju. Namun, jangan merasa sendirian. Ada banyak orang yang mengalami situasi yang sama dan kita bisa mencari bantuan dan dukungan dari orang-orang dalam kelompok atau komunitas yang berbagi situasi serupa.

Kita bisa bergabung dalam komunitas daring atau grup WhatsApp yang membahas pekerjaan atau karir, serta mendapatkan informasi mengenai lowongan pekerjaan atau peluang usaha baru. Kita juga bisa mencari pertolongan dari konselor atau perpustakaan karir yang ada di lingkungan kita. Mereka bisa memberikan panduan karir, pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, serta rekomendasi pekerjaan atau industri yang sedang membutuhkan pekerja.

Bergotong-royong dengan orang-orang serupa juga bisa memberikan dukungan moral untuk kita. Kita bisa mencari orang-orang yang memiliki pengalaman serupa dan mendiskusikan strategi untuk mengatasi krisis pekerjaan. Lebih dari itu, kita juga bisa mendapatkan ide dan sumber pembiayaan untuk memulai atau mengembangkan bisnis.

Platform daring seperti LinkedIn, Facebook, dan Instagram juga bisa menjadi sarana kita untuk membangun jaringan dan bersosialisasi dengan orang-orang baru yang memiliki minat atau bidang yang sama. Dengan bergabung dalam kelompok atau komunitas yang relevan, kita bisa memperluas jaringan bisnis dan peluang pekerjaan.

4. Tidak Menyerah 

Kegagalan dalam mencari pekerjaan atau mengembangkan bisnis memang bisa sangat mengecewakan dan membuat kita merasa putus asa. Namun, jangan cepat menyerah dan teruslah melangkah. Tidak ada kesuksesan yang diperoleh hanya dengan satu kali upaya – kesuksesan memerlukan ketekunan, keberanian, dan kerja keras untuk terus melangkah meskipun menghadapi rintangan dan kegagalan.

Ketika menghadapi kegagalan, cobalah untuk melihat sisi positif dari kegagalan tersebut. Mungkin ada pelajaran yang kita bisa ambil dari kegagalan tersebut dan kita bisa melihat segala kemungkinan alternatif yang mungkin lebih baik. Usahakan untuk tetap bersemangat dan berkonsentrasi untuk mencari solusi untuk mengatasi kesulitan yang kita hadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun