Lahan sawah sangat penting bagi keberlangsungan ekosistem bumi. Selain sebagai tempat bercocok tanam, lahan sawah memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan alam.Â
Karena itu, sangat penting untuk menjaga fungsi ekologis lahan sawah, terutama mengingat kebutuhan manusia akan bahan pangan yang terus meningkat. Namun, pembukaan lahan baru untuk pertanian atau perumahan dapat menghilangkan fungsi ekologis lahan sawah. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain untuk membuka lahan sawah baru tanpa mengorbankan fungsi ekologisnya.
Penghijauan Lahan sebagai Alternatif untuk menjaga Fungsi Ekologis Lahan Sawah
Penghijauan lahan atau sistem pengalian tanaman telah diaplikasikan di beberapa daerah sebagai alternatif untuk membuka lahan sawah yang baru. Berdasarkan pengalaman tersebut, sistem pengalian tanaman pada lahan sawah memiliki beberapa kelebihan yang mampu memperbaiki kualitas lahan serta meningkatkan produktivitas tanaman.
Keberhasilan pengaplikasian sistem pengalian tanaman pada lahan sawah telah dibuktikan di beberapa negara seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand. Sistem ini terdiri dari penyusunan tanaman berbeda secara berseling dan terpadu secara vertikal maupun horizontal sehingga secara efektif dapat meningkatkan sirkulasi nutrisi, mengurangi erosi, serta memberikan perlindungan dari serangan hama dan penyakit tanaman.
Dalam hirarki sistem pengalian tanaman, terdapat beberapa lapisan tanaman, yaitu:
- Lapisan kacang-kacangan, seperti tauge, kacang hijau, kacang merah dan kacang polong. Tanaman ini berfungsi sebagai sumber nutrisi dan mampu memperbaiki kualitas tanah.
- Lapisan semusim, seperti cabai, bawang, terong, tomat, dan lain-lain. Tanaman ini memberikan keuntungan sebagai sumber pangan dan sumber keuntungan berkepanjangan (non-pangan).
- Lapisan perennials seperti pisang, jambu biji, dan pepaya. Tanaman ini mempunyai masa hidup yang panjang dan memberikan keuntungan berkepanjangan (non-pangan).
Pemanfaatan lahan sawah dengan sistem pengalian tanaman juga dapat menghemat biaya produksi bagi para petani. Sistem pengalian tanaman memanfaatkan tenaga alam dan mengurangi penggunaan pestisida kimia sehingga harga produksi dapat ditekan. Selain itu, pengalian tanaman juga memungkinkan pengambilan hasil yang lebih seragam dan memberikan hasil yang meningkat dalam jangka panjang.
Sistem pengalian tanaman memerlukan pengawasan yang cermat dan pemilihan tanaman yang cocok untuk lahan sawah tersebut, sehingga mengharuskan dibutuhkan laporan rutin dalam penerapan sistem ini. Implementasinya juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup tinggi sehingga diperlukan pelatihan dan pendampingan sebagai upaya untuk memastikan keberhasilan penerapan sistem pengalian tanaman pada lahan sawah.
Pertanian Berkelanjutan sebagai Solusi Alternatif untuk menjaga Fungsi Ekologis Lahan Sawah
Selain penghijauan lahan, pertanian berkelanjutan juga dapat menjadi alternatif untuk membuka lahan sawah baru tanpa menghilangkan fungsi ekologisnya. Pertanian berkelanjutan mempertahankan keanekaragaman hayati dengan menggunakan metode pertanian alami, tidak merusak tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, serta melindungi flora dan fauna lokal. Pertanian berkelanjutan juga dapat meningkatkan produktivitas lahan dan mendorong keragaman hayati yang lebih baik.
Pertanian berkelanjutan membolehkan pengaplikasian teknologi pertanian modern yang sesuai dengan cara kerja alami sistem dan ekosistem biologis, misalnya produksi pangan organik, biofertilizer, bioprotektor pestisida, jaringan ekologi untuk menjaga keanekaragaman hayati, dan sebagainya. Konsep pertanian berkelanjutan menumbuhkan konsep yang merawat, bermanfaat, dan memperbaiki agroekosistem untuk meningkatkan hasil panen dalam jangka panjang.
Pertanian berkelanjutan tidak terlepas dari membangun sistem manajemen yang sehat antara aktivitas manusia dan lingkungan yang terkait dengannya. Banyak petani telah sukses menerapkan pertanian berkelanjutan dalam lahan sawah mereka. Petani-petani ini menuai hasil yang lebih baik dari pada pertanian konvensional dan membantu melestarikan lingkungan.
Pertanian berkelanjutan menawarkan solusi yang memungkinkan interaksi antara manusia dan lingkungan menjadi lebih sehat dan lebih berkelanjutan, serta mampu memberikan tempat hijau di ladang dan meningkatkan produktivitas lahan secara signifikan. Pertanian berkelanjutan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat di sekitar lahan sawah. Dengan pertanian berkelanjutan, bahan pangan sehat dan berharga dapat diperoleh dari lahan sawah yang terawat dengan baik.
Namun demikian, diperlukan peran aktif dari semua pihak untuk mendorong dan mengembangkan pertanian berkelanjutan pada lahan sawah yang baru. Pemerintah harus memperkuat kebijakan pendukung, melakukan promosi dan edukasi pada masyarakat, serta memfasilitasi akses ke teknologi dan pendanaan. Sedangkan, masyarakat harus terlibat aktif dalam aplikasi pertanian berkelanjutan dan menyadari konsekuensi dari praktik-praktik pertanian konvensional yang merusak lingkungan.
Menimbang Kelebihan dan Kelemahan dari Alternatif Penghijauan Lahan dan Pertanian Berkelanjutan
Kedua alternatif, penghijauan lahan dan pertanian berkelanjutan, memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing dalam penerapannya di lahan sawah yang baru.
Kelebihan penghijauan lahan meliputi:
- Mampu meningkatkan produktivitas lahan dan mendorong keragaman hayati yang lebih baik.
- Dapat mengurangi penggunaan pestisida serta menghemat biaya produksi bagi petani.
- Memberikan perlindungan dari serangan hama dan penyakit tanaman.
- Memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan untuk hidup.
Namun, penghijauan lahan juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
- Memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar untuk implementasinya.
- Membutuhkan kemampuan yang cukup tinggi dalam pengelolaan lahan sawah.
- Memerlukan pemilihan tanaman yang cocok untuk lahan sawah tersebut serta pengawasan yang cermat dalam penerapannya.
Sementara itu, kelebihan pertanian berkelanjutan meliputi:
- Mampu mempertahankan keanekaragaman hayati dengan menggunakan metode pertanian alami.
- Tidak merusak tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, serta melindungi flora dan fauna lokal.
- Dapat meningkatkan produktivitas lahan dan mendorong keragaman hayati yang lebih baik.
- Mampu memberikan tempat hijau di lahan sawah dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat di sekitar lahan sawah.
Namun, pertanian berkelanjutan juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
- Memerlukan kemampuan dan pengetahuan yang cukup tinggi dari petani untuk implementasinya.
- Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meningkatkan produktivitas lahan.
- Memerlukan pelatihan dan pendampingan yang cukup terampil dan cermat untuk menjaga keberhasilan penerapannya.
Kesimpulan
Dalam konteks keberlangsungan lingkungan, membuka lahan sawah baru tanpa menghilangkan fungsi ekologisnya menjadi penting dan harus dilakukan dengan cara yang berkelanjutan. Penghijauan lahan dan pertanian berkelanjutan menjadi alternatif yang efektif untuk mengatasi hal tersebut, karena mampu mengoptimalkan pemanfaatan lahan sawah yang ada dan tetap mempertahankan fungsi ekologisnya.
Namun, peran aktif semua pihak diperlukan untuk mendorong dan menerapkan alternatif ini. Pemerintah harus memperkuat kebijakan pendukung, melakukan promosi dan edukasi pada masyarakat, serta memfasilitasi akses ke teknologi dan pendanaan. Sedangkan, masyarakat harus terlibat aktif dalam aplikasi alternatif ini dan menyadari konsekuensi dari praktik-praktik pertanian konvensional yang merusak lingkungan.
Dengan penghijauan lahan dan pertanian berkelanjutan, harapannya lahan sawah dapat terus digunakan secara produktif, tetap berkelanjutan, serta memberikan dampak positif bagi lingkungan. Oleh karena itu, alternatif membuka lahan sawah baru tanpa menghilangkan fungsi ekologisnya adalah solusi yang ada dan harus diterapkan dengan sebaik-baiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H