Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Melacak Jejak Limun, Jenis Minuman Jaman Dulu yang Masih Dikenang

6 September 2024   09:35 Diperbarui: 6 September 2024   09:50 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Minuman limun mungkin sudah jarang terdengar di telinga kita saat ini, tapi siapa yang bisa melupakan rasa segar dari minuman ini?"

Limun merupakan jenis minuman khas Indonesia yang sudah lama menjadi favorit di kalangan masyarakat, terutama pada masa lalu. Minuman ini sangat populer di Indonesia pada dekade tahun 80-an hingga 90-an.

Dulu, limun sering dijumpai di warung-warung kecil yang ada di jalan-jalan gang sempit. Warung-warung kecil yang menjual limun seringkali dihuni oleh para pembuatnya yang masih setia menekuni bisnis ini tahun demi tahun. Mereka adalah para penjual keliling yang merantau dari kampung halaman mereka untuk mencari rezeki di kota-kota besar. Selain sebagai warisan budaya, minuman limun juga menjadi sumber pendapatan bagi banyak keluarga di masa lalu.

Tradisi minum limun biasanya dilakukan di sore hari saat cuaca sedang panas-panasnya. Limun menjadi minuman yang sangat cocok untuk menghilangkan dahaga, karena memiliki rasa yang asam, manis, dan segar di tenggorokan. Selain rasanya yang enak, minuman limun juga dianggap memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Kandungan vitamin C di dalamnya dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, membantu menjaga kesehatan kulit, dan melancarkan pencernaan.

Kehadiran minuman limun sebagai minuman sehari-hari yang menyegarkan mengikuti sejarah kebudayaan Indonesia. Hal ini seiring dengan masuknya pengaruh tradisi dari India, Tiongkok, Belanda, dan Arab ke Indonesia. Sebelum munculnya minuman limun, orang Indonesia hanya mengenal minuman berbasis jeniper, seperti wedang uwuh, bajigur, cendol, dan es kelapa muda.

Proses pembuatan minuman limun relatif mudah. Pertama-tama, jeruk nipis diperas hingga menghasilkan air perasan yang cukup. Kemudian, air perasan jeruk nipis dicampur dengan air biasa dan gula hingga tercampur rata. Setelah itu, air campuran tersebut dicampur dengan es batu dan siap dinikmati.

Namun, seiring berjalannya waktu, banyak variasi limun yang kini bisa kita nikmati. Beberapa variasi tersebut, antara lain:

  • Limun Susu Kental Manis: Limun susu kental manis menjadi varian limun yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Tak hanya terasa segar, tapi juga memberikan sensasi manis dan lezat dalam setiap tegukan.
  • Limun Kopyor: Limun kopyor dibuat dari buah kelapa muda yang diparut hingga halus, kemudian dicampur dengan perasan jeruk nipis dan gula. Varian limun ini memiliki sensasi legit dan gurih karena dicampur dengan kelapa muda parut.
  • Limun Sereh: Biasanya limun sereh atau serai dibuat dari campuran air, serai, jeruk nipis, dan gula. Limun jenis ini terkesan lebih segar karena terdapat rasa yang berasal dari serai.
  • Limun Jeruk Purut: Limun jeruk purut sangat cocok bagi yang menyukai rasa yang lebih tajam, khasnya yang lain. Limun ini dibuat dari air jeruk purut, air gula, es batu, dan air mineral.

Selain jenis-jenis limun yang telah disebutkan sebelumnya, dalam tradisi minum limun di Indonesia terdapat bebeberapa produsen/merek limun tradisional yang masih bertahan, seperti:

  • Oriental Cap Nyonya di Pekalongan
  • Ay Hwa dari Yogyakarta
  • Agung Ngoro dari Jombang
  • Hongkong dari Banyuwangi
  • Miki Mas dari Pati
  • Linggadjati dari Pasuruan
  • Cap Badak dari Pematangsiantar
  • Berdikari dan Elang di Singkawang. sumber: wikipedia.org)

Anita Laraswaty dalam jurnal Proceedings yang berjudul "Maknai Tradisi dalam Minuman Limun Khas Kudus" mengungkapkan pentingnya memahami mobilitas budaya yang terjadi pada minuman limun khas Kudus. Mobilitas budaya pada minuman limun ini mempengaruhi cara pandang dan nilai-nilai masyarakat terhadap minuman tersebut.

Dalam konteks Kudus, minuman limun menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Selain sebagai minuman segar, limun dipersepsikan sebagai identitas budaya yang kental. Minuman ini juga menawarkan nuansa religi karena pada awalnya limun sering dihidangkan di dalam acara perayaan agama Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun