Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berteman atau Tidak? Dinamika Media Sosial di Antara Anggota Keluarga

29 Juli 2024   08:35 Diperbarui: 29 Juli 2024   08:36 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Selama beberapa tahun terakhir, penggunaan media sosial semakin merajalela sebagai bentuk interaksi online antar manusia. Media sosial sangat efektif dalam mempertemukan orang dari berbagai belahan dunia dan menjembatani keluarga yang terpisah jarak. 

Namun, dengan masuknya media sosial ke dalam kehidupan keluarga, ternyata munculnya permasalahan dalam berinteraksi di media sosial dikarenakan kuatnya pengaruh media sosial terhadap hubungan sosial.

Kenapa Tidak Semua Anggota Keluarga Saling Berteman di Media Sosial?

Alasan utama mengapa tidak semua anggota keluarga saling berteman di media sosial adalah karena perbedaan di antara kita dalam pola penggunaan media sosial. Ada anggota keluarga yang merasa bahwa media sosial dapat menjadi hal yang mengganggu dan merusak kualitas hidup mereka, dan oleh karena itu memilih untuk tidak bergabung di dalamnya. Beberapa orang khawatir tentang privasi dan kemungkinan terjadinya pencurian identitas, atau bullying online yang mungkin timbul jika mereka mempublikasikan informasi pribadi atau gambar dalam jaringan sosial.

Pola penggunaan yang berbeda juga bisa menjadi penyebab ketidakberesan antar keluarga di media sosial. Ada anggota keluarga yang lebih sering aktif di platform media sosial seperti Facebook, sementara yang lain lebih suka menghabiskan waktu mereka di Instagram atau TikTok. Selain itu, perbedaan dalam cara kita membagikan konten di media sosial juga dapat mempengaruhi interaksi yang kita miliki bersama anggota keluarga.

Lain kali, sebelum menyalahkan diri sendiri atau anggota keluarga lain karena tidak saling berteman di media sosial, ada baiknya untuk mencari tahu alasan di balik tindakan tersebut. Dengan memahami pola penggunaan dan perbedaan dalam perspektif, kita dapat lebih mudah menavigasi hubungan di media sosial dan menjaga keharmonisan keluarga. 

Ingatlah bahwa meskipun media sosial dapat menjadi platform yang sangat berguna untuk menjalin dan memperkuat hubungan, tetapi tetap diperlukan kontak langsung dan komunikasi tatap muka untuk memperkuat hubungan antar keluarga secara keseluruhan.

Menjaga Keharmonisan Keluarga di Media Sosial

Untuk menjaga keharmonisan keluarga di media sosial, kita harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

  • Batasi penggunaan media sosial. Terlalu banyak bergantung pada media sosial dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan keluarga. Sebaiknya, atur waktu untuk menggunakan media sosial dan cukup gunakan untuk tetap terhubung.
  • Terbuka mengenai privasi dan persetujuan terhadap konten keluarga. Sebelum membagikan konten atau gambar yang terkait dengan anggota keluarga, pastikan untuk meminta izin terlebih dahulu. Jangan asumsikan bahwa orang lain akan merasa nyaman dengan konten tersebut seperti yang Anda lakukan.
  • Hindari konten yang mungkin membuat keributan atau ketidaknyamanan dalam keluarga. Berhati-hatilah dalam membicarakan topik yang sensitif dan jangan biarkan percikan emosi atau perbedaan pendapat di media sosial mengganggu keharmonisan Anda dengan anggota keluarga.
  • Gunakan media sosial untuk saling mendukung. Media sosial dapat digunakan untuk memperlihatkan dukungan bagi anggota keluarga yang sedang mengalami kesulitan atau merayakan keberhasilan mereka.
  • Kendalikan diri dan beri sokongan positif. Waspadalah terhadap etika berbicara di media sosial, dan jangan memperkenalkan konten atau komentar negatif yang tidak akan membantu mendukung anggota keluarga atau mendukung lapangan informasi di keluarga.
  • Ingatkan anggota keluarga lainnya bahwa Anda peduli. Menunjukkan perhatian kepada anggota keluarga lainnya di media sosial dapat membantu meningkatkan kedekatan antara keluarga Anda. Akan tetapi, perlu diingat bahwa komunikasi tatap muka dan kontak langsung tetap penting untuk menjaga hubungan di antara keluarga.

Bagaimana Saling Berteman di Media Sosial Bisa Meningkatkan Keakraban Keluarga?

Saling berteman di media sosial dapat membantu meningkatkan keakraban keluarga dalam beberapa cara berikut ini:

  • Melalui interaksi posting dan komentar. Saling berteman di media sosial memungkinkan kita untuk melihat dan mengomentari postingan satu sama lain, sehingga dalam hal ini kita dapat berinteraksi satu sama lain dengan cara yang santai dan tanpa batas waktu.
  • Membagi pengalaman hidup sehari-hari. Dengan saling berteman di media sosial, kita dapat memberi tahu keluarga kita apa yang sedang dilakukan, baik itu foto saat bersantai dengan teman atau cerita tentang perjalanan liburan.
  • Menampilkan dukungan satu sama lain. Saling berteman di media sosial memungkinkan kita untuk menunjukkan dukungan dan kepedulian kita terhadap anggota keluarga, misalnya dengan menyukai atau me-repost posting yang mereka bagikan.
  • Menghubungkan keluarga yang jauh. Saling berteman di media sosial sangat membantu bagi keluarga yang terpisah jauh, karena mereka dapat tetap terhubung dengan keluarga yang tidak dapat ditemui secara langsung.
  • Mengingatkan kenangan indah. Ketika keluarga saling membagikan foto atau cerita tentang kenangan yang indah, ini dapat membantu kembali mengingat dan menjalankan momen indah tersebut.

Saling berteman di media sosial dapat membantu meningkatkan keintiman antara keluarga dan membantu memelihara hubungan yang sehat dalam keluarga bahkan jika sebagian anggota keluarga terpisah jarak. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan media sosial harus diimbangi dengan komunikasi tatap muka dan berinteraksi secara langsung, karena ini merupakan hal yang masih sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat dalam keluarga.

Apa yang Harus Dilakukan Agar Hubungan Keluarga Tetap Harmonis?

Untuk menjaga hubungan keluarga tetap harmonis di media sosial, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Bersikap hormat dan sabar. Silakan mengungkapkan pendapat dan pemikiran Anda di media sosial, namun selalu bahasanya sopan dalam mengungkapkan pendapat atau komentar. Jangan sampai muncul adu argumentasi dan membuat perselisihan dalam keluarga.
  • Gunakan bahasa yang tepat dan ramah. Menggunakan kalimat atau kata-kata yang berlebihan atau kurang sopan dapat memicu keributan di media sosial dan bahayanya bisa sangat besar untuk harapan dengan keluarga.
  • Hindari menjelekkan budaya atau nilai-nilai yang dipegang oleh anggota keluarga lainnya. Menghormati perbedaan adalah kunci untuk mempertahankan kehangatan keluarga.
  • Jangan pernah menyebar informasi atau foto yang merugikan. Hindari menyebar informasi atau foto pribadi yang berpotensi merugikan, yang mungkin memicu keributan atau masalah di antara sesama peserta keluarga.
  • Jangan pernah memperdebatkan topik yang sensitif. Beberapa masalah seperti agama, politik atau sejenisnya seringkali menjadi topik sensitif dalam keluarga. Lebih baik menghindari topik seperti tersebut agar tidak saling memprovokasi atau memancing emosi.
  • Jangan sering-sering hanya menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, cobalah untuk menelpon atau video call satu sama lain. Bicara langsung secara tatap muka atau mengobrol melalui telepon bisa lebih efektif dalam menjaga keharmonisan keluarga.

Dalam mengelola keakrabalan keluarga di media sosial maupun diluar media sosial, kejujuran dan saling menghargai perlu dikedepankan agar tidak timbul beberapa masalah dalam membangun ikatan dan keakraban dalam hubungan keluarga. Maka dari itu, selalu waspada, berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial, serta berusaha memelihara kehangatan keluarga dengan cara-cara yang sopan dan bijaksana.

Solusi Ketika Konten Media Sosial Membuat Hubungan Keluarga Tidak Nyaman

Ketika konten media sosial membuat hubungan keluarga tidak nyaman, ada beberapa solusi yang bisa diterapkan, antara lain:

  • Bertindak secara bijak dan waspada. Jangan terpancing emosi ketika melihat konten yang tidak nyaman di media sosial. Cobalah untuk menenangkan diri dan berpikir sejenak sebelum bertindak.
  • Menghindari konfrontasi langsung. Lebih baik membicarakan masalah di media sosial secara langsung melalui pesan pribadi atau tatap muka daripada membuat status atau postingan yang terkesan menyerang.
  • Bertindak dengan cermat dan tepat. Pikirkan dengan matang bagaimana kita ingin menanggapi konten yang tidak nyaman di media sosial. Gunakan bahasa yang tepat dan sopan agar tidak memancing keributan.
  • Menyaring konten yang tidak nyaman. Jika banyak konten di media sosial yang mengganggu, sebaiknya filter dan hapus akun yang tidak perlu diikuti.
  • Membicarakan hal ini dengan keluarga. Cobalah untuk membicarakan masalah tersebut dengan anggota keluarga yang terlibat, atau bisa juga dengan anggota keluarga lain dengan tujuan memberikan pandangan dan solusi yang bijak.
  • Menjaga privasi. Dalam hal ini kita perlu melakukan pemantauan privasi kami di media sosial, tidak semua informasi dalam keluarga harus terumbar terutama informasi yang sifatnya pribadi.

Melalui cara-cara di atas, kita dapat membantu menjaga hubungan keluarga agar tetap harmonis dan bukan sebaliknya, serta memelihara keakraban sebagai keluarga yang saling mendukung satu sama lain.

Kesimpulan, dalam dunia yang semakin serba digital, media sosial telah membuka jalan baru bagi keluarga untuk tetap terhubung secara mudah dan cepat, tetapi juga menimbulkan tantangan dalam menjaga keharmonisan keluarga. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dinamika media sosial di antara anggota keluarga kita, dan untuk mengambil tindakan yang bijak untuk menjaga harmoni dan keakraban yang erat antara keluarga. Dalam menggunakan media sosial, kita harus selalu mengutamakan etika dan penghormatan satu sama lain, serta menjaga privasi dan batasan-batasan yang kami dapat terapkan. 

Namun, kita juga harus selalu diingatkan bahwa komunikasi tatap muka dan interaksi dalam kehidupan nyata adalah kunci dalam menjaga dan memperkuat hubungan keluarga yang sehat dan yang lebih bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun