Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengubah Lahan Tandus Menjadi Sumber Pendapatan yang Produktif Melalui Pertanian Alternatif

2 Juli 2024   12:53 Diperbarui: 2 Juli 2024   12:55 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemkab Buleleng menyewakan lahan seluas 5 hektar di Desa Sanggalangit kepada pihak ketiga (sumber: koranbuleleng.com)

Indonesia memiliki beragam jenis tanah, dari tanah subur hingga tanah tandus. Tanah tandus biasanya menjadi masalah tersendiri bagi petani, namun sebenarnya lahan ini dapat diubah menjadi sumber pendapatan yang produktif melalui praktik pertanian alternatif.

Pertanian alternatif mengacu pada praktik pertanian yang berfokus pada keberlanjutan dan produksi yang lebih efisien. Pertanian alternatif juga lebih berorientasi pada lingkungan dan sosial, serta berusaha untuk mengurangi dampak negatif pada alam dan orang.

Saat ini sudah banyak praktik pertanian alternatif yang dapat diaplikasikan di lahan tandus, seperti hidroponik, aquaponik, dan pertanian organik vertikal. Berikut adalah tiga langkah untuk memulai pertanian alternatif di lahan tandus.

Mengidentifikasi jenis tanah dan Pemilihan Budidaya yang Cocok untuk Lahan Tandus

Setiap jenis tanah mempunyai karakteristik masing-masing sehingga membutuhkan jenis budidaya yang berbeda. Misalnya, tanah lempung cocok untuk tanaman padi, tanah berpasir cocok untuk tanaman sayuran, dan tanah gembur cocok untuk tanaman budidaya tanaman akar.

Tidak hanya itu, juga penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti ketersediaan air, jumlah sinar matahari, dan kondisi iklim di lahan tersebut. Misalnya, tanah yang kering dengan sedikit sumber air cocok untuk hidroponik atau aquaponik, sementara tanaman sayuran hijau leafy cocok untuk tumbuh di bagian yang lebih terang dan memiliki sinar matahari langsung.

Selain itu, jenis tanaman sebaiknya juga disesuaikan dengan permintaan pasar untuk meningkatkan kesempatan penjualan produk Anda dan memaksimalkan potensi keuntungan. Beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di lahan tandus adalah seperti sawi, kangkung, bayam, selada, jagung, kacang hijau, dan masih banyak lagi.

Namun, sebelum bertanam, pastikan bahwa tanah tersebut telah diberi pupuk organik untuk meningkatkan kandungan unsur hara di dalam tanah. Selain itu, pemilihan bibit tanaman yang sehat dan berkualitas juga harus diperhatikan untuk meningkatkan kesuksesan budidaya.

Dalam pertanian alternatif, sistem pengairan juga sangat penting, karena hal ini berkontribusi pada produktivitas tanaman dan penghematan air. Penggunaan teknologi seperti irigasi tetes atau drip dapat mengurangi penggunaan air hingga 50% dan membantu mengoptimalkan produksi tanaman.

Dalam praktik pertanian alternatif, pengetahuan dan pemahaman tentang teknologi bertanam yang tepat dan efisien sangatlah krusial untuk kesuksesan. 

Oleh karena itu, pelatihan dan pendidikan tentang praktik pertanian alternatif di lahan tandus harus diutamakan agar masyarakat dan petani dapat teredukasi dan memanfaatkan tanah tandus dengan lebih baik dan berkelanjutan. Dengan demikian, lahan tandus dapat diubah menjadi sumber pendapatan yang produktif melalui pertanian alternatif.

Teknologi Bertanam yang Tepat untuk Lahan Tandus

Ada beberapa teknologi bertanam yang dapat dilakukan di lahan tandus, di antaranya yaitu :

  • Teknologi hidroponik adalah cara bercocok tanam dengan media tanah namun menggunakan air dan nutrisi yang disuplai dalam jumlah dan waktu yang presisi. Teknologi ini mempermudah pengelolaan air dan nutrisi, memungkinkan penanaman dengan jarak tanam lebih rapat, dan memberikan hasil panen yang lebih cepat. Hidroponik biasanya cocok diterapkan pada lahan yang memiliki keterbatasan air, karena bercocok tanam tanpa menggunakan tanah dan lebih menghemat penggunaan air.
  • Aquaponik adalah teknologi pertanian yang memadukan antara bercocok tanam dan pemeliharaan ikan secara bersamaan. Ikan yang hidup di dalam kolam akan memberikan nutrisi bagi tanaman melalui air, yang kemudian disaring oleh gulma aquaponik. Teknologi ini membantu menghemat penggunaan air dan pupuk, serta menghasilkan produk ikan dan sayuran organik yang bermutu tinggi.
  • Pertanian organik vertikal adalah jenis pertanian yang menggunakan sistem bertanam tumpang sari dan menumpuk tanaman hijau dalam ruang kecil. Pertanian ini cocok diterapkan pada lahan yang memiliki potensi yang rendah dan kurang subur karena pertanian vertikal memaksimalkan penggunaan lahan sekecil apapun.
  • Pada praktik pertanian alternatif, pengelolaan air juga sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan panenan. Untuk memaksimalkan penggunaan air, dapat dilakukan dengan membuat sistem irigasi tetes, menempatkan wadah pengumpul air hujan, atau memanfaatkan air limbah. Selain itu, pemilihan teknologi yang tepat dan pengelolaan air yang baik dapat membantu mengurangi penggunaan air dan energi sehingga menjadi lebih efisien.

Dalam memilih teknologi bertanam yang tepat dan melakukan pengelolaan air yang baik, maka dapat membantu meningkatkan produktivitas tanaman, kualitas hasil panen, serta menekan konsumsi energi dan air. Dengan praktik pertanian alternatif yang tepat, dapat membantu mengubah lahan tandus menjadi sumber pendapatan yang produktif.

Pentingnya Pelatihan dan Pendidikan dalam Memulai Pertanian Alternatif di Lahan Tandus

Pelatihan dan pendidikan menjadi satu hal yang tidak dapat diabaikan dalam memulai praktik pertanian alternatif. Pelatihan dapat membantu petani untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, mulai dari cara memilih bibit yang baik, teknologi bertanam yang terbaik, pengelolaan pupuk, dan pengelolaan air.

Selain itu, pelatihan dan pendidikan juga dapat membantu dalam mempromosikan praktik pertanian alternatif kepada masyarakat dan mengedukasi mereka tentang pentingnya melindungi lingkungan dan kesehatan manusia melalui praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.

Keberhasilan petani dalam memulai praktik pertanian alternatif melalui pemilihan teknologi bertanam yang tepat, pengelolaan air yang baik, serta pemilihan tumbuhan yang sesuai, tentunya dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai.

Beberapa lembaga pemerintah dan non-pemerintah menyediakan pelatihan gratis atau berbayar terkait praktik pertanian alternatif, khususnya untuk para petani di daerah pedesaan. Sedangkan, pendidikan disediakan di berbagai perguruan tinggi atau institusi pendidikan lainnya.

Dalam mempertahankan kedaulatan pangan dan melindungi alam dari kerusakan dan kehancuran lebih lanjut, maka pengetahuan dan keterampilan tentang praktik pertanian alternatif sangatlah penting. 

Oleh karena itu, pelatihan dan pendidikan akan menjadi investasi yang baik bagi petani maupun masyarakat di sekitar untuk mengubah lahan tandus sebagai sumber pendapatan yang produktif melalui pertanian alternatif. Sehingga praktik pertanian alternatif dapat menumbuhkan semangat produktif, bersifat ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Dalam kesimpulannya, praktik pertanian alternatif di lahan tandus dapat membuka peluang baru dan menumbuhkan semangat produktif, ramah lingkungan, dan komunitas berkelanjutan dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks. Oleh karena itu, perlu diberikan perhatian khusus kepada pertanian alternatif sebagai suatu solusi yang menguntungkan bagi masyarakat di seluruh dunia dan untuk masa depan yang lebih baik bagi umat manusia dan alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun