Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Fenomena Mundurnya Para Pendiri Startup di Indonesia

20 Juni 2024   13:43 Diperbarui: 20 Juni 2024   13:47 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendiri perusahaan (sumber: pexels.com)

Fenomena mundurnya para pendiri startup di Indonesia menjadi sorotan hangat dalam dunia bisnis dan investasi di tanah air. Hal ini terlihat dari mundurnya para pentolan startup satu per satu dari jabatan mereka, seperti achmad zaky dari Bukalapak pada tahun 2019, dan terbaru dari co-founder dan co-chairman GoTo William Tanuwijaya.

Fenomena ini menjadi perhatian penting karena pendiri startup biasanya merangkap sebagai pemilik dan pemimpin perusahaan tersebut. Kehadiran mereka sangat penting untuk arah dan strategi bisnis perusahaan, yang mempengaruhi kinerja dan daya saing perusahaan.

Tentu saja, keputusan mundurnya para pendiri startup yang sudah mengembangkan perusahaan mereka selama bertahun-tahun tidaklah mudah diambil. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mundurnya para pendiri startup di Indonesia yang perlu diperhatikan, seperti:

Kelelahan dan Tekanan Kerja yang Berat 

Saat mengembangkan perusahaannya, pendiri startup harus menghadapi berbagai tantangan dan tekanan yang dapat membebani mereka secara psikologis dan fisik. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, tuntutan untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat semakin meningkat. Selain itu, tuntutan untuk selalu berada di garis depan persaingan bisnis juga bisa membuat pendiri startup merasa stres dan cemas.


Hal-hal tersebut dapat menjadi faktor pemicu kelelahan dan tekanan kerja yang berat bagi pendiri startup. Kondisi ini dapat membuatnya menyerah dan mundur dari perusahaan yang dibangunnya, demi menjaga kesehatan dan keseimbangan emosional mereka.

Tentunya, upaya untuk menghindari kelelahan dan tekanan kerja yang berat perlu dilakukan, baik oleh pendiri startup sendiri maupun oleh seluruh tim yang terlibat dalam pengembangan perusahaan. Manajemen waktu yang efektif, pembagian tugas yang jelas dan seimbang, serta kebijakan kesejahteraan karyawan yang baik dapat membantu mengurangi tekanan dan kelelahan dalam bisnis startup. Hal ini dapat membantu pendiri startup tetap berada di perusahaan dan menjalankan tugasnya dengan baik tanpa meninggalkan perusahaan yang sudah dibangun.

Kebutuhan dan Prioritas Yang Berbeda-beda 

Setiap pendiri startup memiliki kebutuhan dan prioritas yang berbeda-beda. Ada yang ingin menjadikan perusahaan mereka sebagai bisnis sukses dan besar, sedangkan yang lain mungkin lebih tertarik dengan keseimbangan karir dan kehidupan pribadi mereka atau bahkan memilih untuk memiliki tujuan hidup yang berbeda.

Ketika pendiri startup merasa bahwa kebutuhan dan prioritas mereka tidak lagi terpenuhi oleh perusahaan yang mereka bangun, mereka mungkin merasa tidak termotivasi untuk terus bekerja di dalamnya. Di sisi lain, ada juga pendiri startup yang memilih mundur dari perusahaan yang mereka bangun karena beralih ke karir atau usaha yang lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun